Zulfikar Adyatmaja

2.6K 116 2
                                    

Kringg kringg

Bel istirahat sudah berbunyi.

"Woi Div! Istirahat yuk! Gue kan gak tau kantin nya sebelah mana!" seru Doni.

Ya, semenjak Doni Amnesia, ia terlihat sangat aktif dibandingkan sebelumnya.

"Begok banget sih lo!" celetok Regan.

"Siapa lo?" tanya Doni dengan tatapan tajam nya.

"Eh iya ampun bang."

Diva membereskan buku nya dan memasuki ke dalam tas. Tanpa di sengaja mata nya tertuju ke bangku Zul. Ia melihat Zul yang hanya diam saja memainkan Handphone nya.

Merasa ada yang melihati, Zul pun nengok, dan berhenti di tatapan cewek yang sedang bengong melihati nya.

Cute. Batin Zul.

Tanpa disadari, Zul pun tersenyum ke arah Diva yang sedari tadi bengong melihati nya. Tanpa ditunda tunda lagi, Diva pun langsung segera senyum ke arah Zul.

Doni yang melihat kejadian itu pun bergegas langsung ke arah Diva.

"Woi!"

Merasa ada yang menepuk pundak, Diva pun menoleh. Ternyata Doni.

Kampret, lagi enak enak tatap tatapan ada aja ya yang ganggu.

"Apaan sih lo! Ngagetin aja."

"Lah lo sendiri ngapain bengong coba? Gue ngeri lo kesambet, yaudah gue tepuk aja."

"Terserah lo." Diva langsung bergegas meninggalkan Doni di dalam kelas.

"E-eh tunggu Cimot!"

Diva kesal dengan panggilan itu, entah pemikiran darimana Doni memanggil nya dengan nama Cimot.

Diva berhenti dan membalikkan tubuh nya.

"Bisa nggak sih? Nggak usah manggil Cimot?!" ucap Diva dengan tatapan membunuh ke arah Doni.

"Terserah gue lah! Mulut mulut gue!" Doni tak mau mengalah.

Diva tidak membalas ucapan Doni yang tidak penting itu. Tiba - tiba ada cowok yang mendatangi nya. Ya, itu Zul.

Diva diam dan terpaku akan pesona Zul.

Anjir, ganteng banget dah. Batin Diva.

"Biasa aja kali lihat nya! Ngiler noh." ucap Doni asal asalan.

Diva yang mendengar ucapan Doni langsung mengelap ngelap mulut nya yang memang tidak ada air liur sedikit pun. Doni membohongi nya.

"Hai" ucap Zul.

"Eh? Hai." balas Diva.

Doni mendengus kesal. Akan tetapi, ia kayak pernah melihat Zul sebelum nya. Tapi entah dimana ia tidak ingat. Tiba tiba kepala Doni merasa pusing dan sakit.

"A-aduh! Kepala gue Div! Sakit!" Doni mengaduh.

"E-eh! Doni lo kenapa?!" ucap Diva khawatir.

"Kepala gue!" Doni meringis kesakitan.

Tiba tiba teman teman Doni pun datang dan segera membawa Doni ke UKS.

"Eh eh gue duluan ya Zul!" Diva segera berlari mengejar Doni dkk.

***
"Div, kayak nya Doni harus dibawa ke rumah sakit deh." ucap Gerald.

"Nah iya bener Div! Siapa tau dia udah inget semua nya." kata Regan.

"Hm, yaudah deh yuk ke rumah sakit."
Doni pun dilarikan ke rumah sakit untuk mengecek keadaan nya.

Doni masih pingsan karena kepala nya yang sakit tadi. Dan dimasukkan ke ruang perawatan untuk di cek oleh dokter.

Teman teman Doni termasuk Diva menunggu Dokter keluar.

Tak lama kemudian dokter keluar.

"Dok? Bagaimana keadaan teman saya?"

"Tidak apa apa, sudah mulai membaik. Amnesia nya sudah hilang. Dan hari ini, dia sudah boleh pulang. " ucap Dokter itu dengan senyuman.

Diva, dan yang lain pun kegirangan mendengar kabar baik pada Doni itu. Dan segera masuk ke ruangan Doni.

Doni pun siuman. Tetapi masih memegang kepala nya itu, kata nya masih agak ngilu.

Doni yang melihat Diva langsung melengos.

"Eh! Diva jenguk bukan nya dilihat, malah melengos." ucap Naufal.

Hening.

"Gimana keadaan lo Don?" ucap Diva memecahkan ke heningan.

Doni menoleh ke arah Diva.

"Gue baik." Setelah sembuh, sikap Doni kembali seperti dulu, dingin.

Njir cuek amat. Batin Diva.

"Ah yaudah lah, pulang yuk. Lo juga sekarang udah boleh pulang Don." ajak Regan.

"Ayok Don."

Doni bangkit dari kasur dan keluar menuju parkiran.

Diva hanya diam sedari tadi. Enggan mengucapkan sesuatu.

"Oh iya Div, lo mau ikut kita?" tawar Gerald.

"Nggak usah lah Ger, gue naik angkot aja."

"Yakin lo? Dari sini ke rumah lo jauh Div."

Iya juga sih.

"Nggak papa kok, gue bisa pulang sendiri."

"Udah, cepetan naik." itu adalah suara Doni, yang menyuruh nya untuk ikut ke dalam mobil.

Diva pun menurut dan ikut masuk ke dalam mobil.

***

Sesampai nya dirumah, Diva berterima kasih kepada Doni dkk dan langsung masuk ke rumah menujur kamar nya itu. Ia merebahkan badan nya di kasur, tampak capek sekali hari ini aktivitas yang telah ia lakukan.

Tiba tiba ada notifikasi dari Handphone nya.

Zuladyat added you by friend.

Zuladyat : Hai.

Tiba tiba senyum Diva mengembang dan langsung me addback line Zul. Langsung membalas chat nya.

Diva : Hai jg.

Tidak ada balasan lagi dari Zul, mungkin orang itu hanya iseng saja.

Tak lama kemudian ada notif lagi dari Handphone Diva.

Diva yang mendengar HP nya berbunyi langsung membuka aplikasi Line nya.

Doni : Div?

Diva : Ya?

Doni : Gpp sih.

Diva : Gj lo.

Doni : Ye cimot dasar.

Diva mengerutkan alis nya saat melihat balasan Doni yang memanggil nya dengan sebutan Cimot.

'lah kok? Perasaan dia udah nggak amnesia dah'

Dibalik perasaan aneh nya itu, Diva senang dipanggil Cimot oleh Doni.

Mau publish lama panjang apa cepet tapi pendek? Eh cerita ini gaje ya maapin😂 voment dong vomentt

DisappointedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang