25

117 28 2
                                    

Wanita itu terlihat persis seperti sosok yang ada di dalam ingatan Harry.


Wajahnya yang sudah tua tampak letih, sekaligus menyeramkan, ditambah dengan bekas luka yang melintang di sepanjang pipi kirinya secara vertikal. Harry bergidik, dan berusaha berdiri, tetapi seluruh badannya kesakitan karena sempat terhempas tadi.

"B-bibi Poluska?"

Lily tampak kaget melihat wanita itu datang dan tidak terlihat seperti orang yang dikenalnya lagi. Aura menyeramkan berada di sekitar wanita itu, dan Lily menatap Harry yang ada di sebelah kirinya. Ekspresi di wajah reinkarnasi ayahnya sudah cukup untuk membuat Lily tahu apa yang harus dia lakukan.

"Minggir, mau apa kau disini?" Nada suara Lily langsung berubah sinis, dan baik Harry maupun Poluska, keduanya sama-sama terkejut.

Tapi sedetik kemudian Poluska tertawa terbahak-bahak, seolah mendengar lelucon paling hebat sepanjang hidupnya.
"Kau berlagak hebat, karena ayah-ibumu orang terpandang dan menganggap bahwa kau punya kekuatan yang besar. Padahal kau salah," Poluska mencemooh, dan mengambil satu langkah mundur. Dia menoleh kepada tubuh Michelle, atau Daniella yang masih terbaring di atas tempat tidur itu. Senyumnya mengembang.

"Kau tahu, mungkin ini bagian aku menjelaskan semuanya karena kau pasti penasaran. Setidaknya penyelamat-penyelamatku tahu apa jasa mereka terhadap orang tua ini," Poluska terkekeh, tapi Lily mendecakkan lidahnya. Dengan satu ayunan tangan, sebuah bola api mengenai kaki Poluska, tapi wanita itu hanya meniupnya, dan api itu padam seketika.

"Dengarkanlah penjelasan orang tua, Lily. Kau tentu tidak mau orang yang telah membesarkanmu kecewa dengan perilakumu ini," Poluska melirik Harry, yang masih berusaha untuk berdiri.

"Setelah ibumu meninggal, aku membuat penelitian sendiri. Awalnya aku berambisi untuk bisa hidup abadi, tapi kemudian aku menyadari kalau itu terdengar sedikit bodoh. Entah kenapa aku merasa bahwa permintaanmu akan terkabul dan menjadi kenyataan, bahwa kau akan bertemu dengannya lagi." Poluska berjalan ke arah tempat tidur, tapi Lily mengayunkan tangannya, membuat perisai transparan agar Poluska tak bisa mencapai tubuh Michelle.
Kali ini Poluska tidak mencoba, dia tahu dia tidak bisa menembus perisai itu.

"Nah, pertanyaannya sekarang, apakah kau akan bertemu dengannya saat reinkarnasi terjadi di masa yang akan datang, atau dia dari masa depan akan datang menemuimu? Aku berpegang pada yang kedua, setelah usaha mati-matianku untuk mengintip masa depan, yang memakan setengah dari sisa hidupku sekarang," Poluska mulai tersenyum lebar. "Dan sekarang, lihat, reiknarnasi ibumu ada disini, ditambah lagi dengan reinkarnasi ayahmu. Tidakkah itu hebat?"

"Di penglihatanku, mereka datang dan aku tahu keinginanku bisa tercapai jadinya," Poluska mengambil jeda singkat, "Kau akan membuka Gerbang Waktu dan membiarkanku lewat, tapi bayarannya adalah nyawa mereka," Poluska tersenyum, dan Harry menoleh pada Lily dengan ekspresi penuh tanya di wajahnya. Dia sudah dapat berdiri, meskipun masih harus bertumpu pada dinding.

"Apa maksudmu?" Harry bertanya, dan Poluska tersenyum.
"Aku melakukan sebuah negosiasi yang baik disini. Untuk melewati gerbang itu kan ada bayarannya. Nah, berhubung nyawaku sudah tipis, aku hanya meminta gabungan sisa nyawa kalian berdua untuk membayarkannya. Bahkan, kalau Lily bersedia, nyawanya juga," Poluska tersenyum manis. "Sebagai gantinya, kalian bisa hidup bahagia disini selamanya. Tidakkah itu terdengar indah?"

Harry menatap Lily. Dia tidak tahu kalau nyawanya bisa dibayarkan orang lain. Bukan berarti dia ingin Lily yang menanggung harganya, tapi bukannya dia harus memberitahunya soal itu juga?
Tapi itu tidak penting sekarang. Yang penting sekarang, adalah keputusan Lily.

"Ayolah, sayang, bukakan saja, kau ingin hidup bersama mereka kan?" Poluska tersenyum senang, yakin kalau Lily akan setuju dengannya.

"Tidak."

Jawaban singkat nan jelas dari Lily membuat Poluska tercengang, dan tatapannya kini berubah menjadi penuh benci dan amarah.

"Apakah aku harus memaksamu?"

"Lawan aku kalau kau bisa."

Dalam hitungan detik, suasana rumah yang tadinya tenang langsung berubah menjadi arena duel sihir. Lily mengayunkan tangannya dan membuat Harry seolah-olah dilindungi oleh selubung berwarna putih yang tampak seperti gelembung, begitu juga dengan Michelle yang masih tertidur. Selagi memperkuat perisai reinkarnasi kedua orang tuanya, dia juga melawan Poluska yang mengeluarkan kekuatan penuh untuk melawannya.

"Kau tidak akan membunuhku, karena kau memerlukanku!" Lily berteriak diantara serangan elemen angin Poluska. Dinding rumah itu sudah hancur disana-sini, tidak diragukan lagi akan segera roboh. Harry menyaksikan itu semua dengan ngeri, sekaligus dalam waktu bersamaan otaknya berusaha untuk mencari jalan keluar.

"Ya, aku memang memerlukanmu untuk membuka Gerbang Waktu, dan karena kau tidak mau setuju aku terpaksa memaksamu!" Poluska balas berteriak, dan dia menghentakkan tangannya ke depan dengan kekuatan penuh, gulungan angin yang kencang dan berat menghantam Lily dan membuatnya terjatuh. Tapi tidak lama, karena dia segera bangkit lagi, dan melancarkan serangan berikutnya.

Kekuatan utama Lily adalah elemen-elemen bumi, dan dia memiliki gabungan antara kekuatan cahaya sekaligus kegelapan di dalam dirinya. Tapi Lily tahu resiko menggunakan dua kekuatan tersebut, sehingga dia tidak pernah menggunakannya sampai saatnya tiba.

Namun tanpa dia sadari, pola serangan Poluska yang sebenarnya tidak berpengaruh besar padanya itu memang tidak dimaksudkan untuk mengalahkannya. Tanpa Lily sadari, sembari menyeranganya, Poluska juga mengucapkan mantra yang telah dipelajarinya selama bertahun-tahun, mantra manipulasi.

Jadi saat gulungan angin terakhir menghantamnya, Lily tiba-tiba saja mematung, tidak bergerak sama sekali, dan Poluska tersenyum penuh kemenangan.

"Nah, sekarang bagaimana, Lily? Bukakan gerbangnya untukku, ya?"

Harry, yang dari tadi menyaksikan itu semua dalam diam serta merasa bahwa Lily akan berhasil, terhenyak seketika ketika Lily menganggukkan kepala.

"Ya."

Chasing Summer [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang