9.

367 55 7
                                    

Rupanya sebelum kembali ke rumah, Tuan dan Nyonya Abrams singgah sebentar di restoran cepat saji dan membeli tiga kotak pizza, dan dua hamburger.

Dan berhubung mereka mendapat tamu, keduanya bersikeras agar Harry mau ikut makan malam bersama mereka. Dipaksa mati-matian.

"Oh, kakimu tak apa?" Amber melirik pergelangan kaki kiri putrinya yang ditutupi training abu-abunya, dan Michelle mengangguk. "Tidak parah kok. Memang salahku lupa menyalakan lampu sein." Ujarnya sambil menggigit sepotong pizza dengan topping keju.

"Unik." Leonard berkomentar singkat, dan untuk mencairkan suasana, Michelle memaksakan sebuah tawa.

Makan malam berlangsung cepat, dan Harry pamit segera setelah itu karena ibunya menelefon. Belakangan barulah Michelle tahu kalau Anne, ibu Harry, adalah teman semasa SMA Amber. Dan mereka lumayan dekat. Belum sampai disitu, ayah tiri Harry, Philip, adalah mitra kerja Leonard.

"Tampaknya dia anak baik." Amber berkomentar sambil merapikan meja, bersikeras untuk membersihkannya sendiri karena putrinya masih cedera.
"Ya, tapi kau tetap harus hati-hati, Michie. Kau membiarkannya masuk ke dalam rumah dan menginap saat kami tidak ada. Harus lebih waspada, oke?" Leonard tersenyum kecil, memandang putrinya penuh perhatian dan Michelle mengangguk.

"Sekarang tidurlah, kau harus istirahat."

+++

"Sel, hentikan." Harry menutup telinganya, ketika pulang ke rumah dan tahu bahwa ternyata yang memintanya untuk segera pulang bukanlah ibunya, melainkan adik tirinya yang menyebalkan.
"Apa kabarmu dengan sahabat Zayn? Ada perkembangan?" Selena menggodanya, dan Harry memutar bola matanya.
"Bukan urusanmu." Harry mendecakkan lidah sambil menaiki tangga, menghiraukan Selena yang terus mengekornya.

"Kau tahu, kurasa kau sudah memasuki tahap itu."

Ucapan Selena membuat langkah Harry terhenti, dan dia berbalik,mengangkat alis.

"Maksudmu?"

"Ingatanmu. Cara memberitahuku." Selena menjawan dengan santai, dan mata Harry membelalak. Dia tahu Selena dulunya adalah Mavis, tapi fakta bahwa gadis itu juga mengingatnya membuat Harry terkejut.

"Sejak kapan?"

"Kalau Cara sebelas tahun, aku mendapatkan punyaku tiga tahun kemudian. Masa yang membingungkan." Selena terkekeh,dan Harry memandangnya dengan tatapan kosong. Cara dan Selena tidak tampak terbebani dengan memori masa lalu. Berbeda jauh dengan dirinya.

"Tenang saja, aku juga dulu sepertimu. Tapi pelan-pelan aku bisa. Ditambah lagi saat aku berusia lima belas tahun aku bertemu denganmu, rasanya ingin langsung memelukmu tapi kubatalkan." Selena terkekeh, dan kerutan di kening Harry bertambah. Dia tidak mengerti.

"Percayalah, dulu aku juga sepertimu, mencari-cari Pedro. Yah, sekarang malah jadi artis." Selena memutar bola matanya, dan Harry bertambah bingung.

"Intinya, pelan-pelan saja. Kalau ada apa-apa, kau mempunyai aku dan Cara."

Selena berjalan melewati kakak tirinya, dan langsung masuk ke kamarnya.

Dan Harry?

Penjelasan Selena tidak membantu, malah membuatnya semakin bersemangat untuk mendekati Michelle.

Apakah memorinya juga akan kembali?

+++

"Zaaaaaayyyyynieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!"

Chasing Summer [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang