Our Time

1K 44 1
                                    

Say you love me, as much as I love you, yea

Katakanlah kau mencintaiku, sedalam cintaku padamu, yeah

Would you hurt me baby, could you do that to me yeaa?

Akankah kau menyakitiku baby, bisakah kau melakukan itu padaku?

Would you lie to me baby?

Akankah kau berdusta padaku baby?

'Cause the truth hurts so much more

Karena kejujuran lebih menyakitkan

Would you do the things that drive me crazy

Akankah kau lakukan hal-hal yang membuatku gila

Leave my heart still at the door?

Membuat hatiku membeku di pintu?

Justin

If I could just die in your arms,

Andai aku bisa mati dalam dekapanmu

I wouldn't mind

Aku takkan keberatan

'Cause everytime you touch me

Karena tiap kali kau menyentuhku

I just die in your arms, oh it feels so right

Aku mati di pelukanmu, oh rasanya sungguh nyaman

So baby baby please dont stop boy

Karena itu, baby, kumohon jangan berhenti

Lesley

(Justin Bieber-Die in Your Arms)

Justin POV

“Kita sudah sampai, Lesley,” ucapku begitu sampai di beranda rumah Lesley. Namun Lesley tak meresponnya.

“Lesley?” ucapku sekali lagi. Tetap tak ada jawaban.

Aku membuang napas. Dia tertidur rupanya. Aku tak tega untuk membangunkannya. Tapi bagaimana aku bisa masuk? Tak ada orang di dalam rumah ini. Pintu dan jendelanya terkunci. Tak mungkin aku merusak pintu atau jendelanya. Itu sangat tidak sopan. Hmm.. lebih baik aku membawanya ke rumahku.

Aku membuka pintu rumahku. Dimana bibi Caroline? Biasanya dia akan langsung menyambutku begitu aku membuka pintu rumah. Aku menajamkan semua panca inderaku, berharap dapat mengetahui keberadaannya. Namun aku tak menemukan tanda-tanda keberadaannya dimanapun. Mungkin ia sedang pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan, pikirku. Aku menutup pintu di belakangku, lalu berjalan menuju anak tangga. Kamarku ada di lantai dua.

Aku membaringkan Lesley di ranjangku. Dia bahkan masih terlihat manis saat tertidur seperti ini. Kusingkirkan rambut pirangnya yang sedikit menutupi wajahnya. Lalu tanganku turun menuju lengannya, menyentuh lukanya. Ternyata lukanya belum mengering. Aku segera mengambil kotak P3K dan mengobatinya. Semoga lukanya tidak terkena infeksi.

Aku membuka tuxedoku. Sepertinya tuxedo ini sudah tak layak pakai. Kondisinya sangat mengenaskan. Banyak robekan dan bercak darah yang sudah mengering dan baunya tentu sangat amis. Aku segera membuangnya ke tempat sampah lalu menuju ke kamar mandi. Aku benar-benar butuh mandi.

Lesley POV

Aku membuka mataku perlahan lalu meregangkan tubuhku. Kuulurkan tangan kiriku untuk mengambil jam bekerku. Mengapa jam bekerku tak berbunyi? Apa ini masih terlalu pagi? Aku terus meraba-raba namun tanganku tak menyentuh apa-apa. Aku menoleh dan seketika itu juga aku langsung terduduk dan mataku terbuka dengan sempurna. Ini bukan kamarku. Kamarku tidak seluas ini dan cat temboknya berwarna putih, bukan biru. Lantas ini kamar siapa? Memori-memori tentang kejadian semalam dan tadi pagi langsung berputar-putar di otakku. Aku tersenyum. Mungkin ini kamar Justin.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang