24. Two Days To Marriage

7.3K 500 26
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Naruto & Hinata
FANFICTION



...

Duduk berdampingan menghadap pasangan Namikaze didepan mereka. Hinata dan Naruto entah kenapa menjadi gugup. Terlebih, 2 hari lagi adalah resepsi pernikahan mereka yang dibahas hari ini.

Berbeda dengan Hinata yang tersenyum malu-malu jika sebentar lagi ia akan dipinang oleh pria tercintanya. Naruto, malah menunduk menghadap bawah dengan guratan aneh. Jika dilihat intens ada keraguan entah apa itu.

"Hinata..." Hinata terpekik dari hanyutnya pikirannya. Langsung ia mengatensi pada calon mertua perempuannya. "Aku ingin bertanya..." Memasang telinga baik-baik, sesekali ia terheran melihat raut wajah Kushina yang tidak seperti biasanya. "Apa kau benar-benar mencintai Naruto? Aku, aku hanya takut bila suatu saat kau tidak betah dengan si-"

Bekapan mulut langsung dihadiahkan Minato memotong ucapan sang isteri. Ia menatap dengan makna jangan dilanjutkan, dan langsung diberi anggukan dari Kushina. Yah-Minato tau kemana jalan pikir isterinya itu. Tentunya ia juga tau jika itu secara tak langsung akan menyakiti perasaan Naruto.

Naruto mengedipkan berulang kelopak mata sewarna madu itu. Ia heran, sebenarnya kenapa ayahnya melakukan hal itu pada sang ibu.

Dilain sisi ada yang sudah mengerti maksud Kushina bukan hanya Minato. Hinata tau apa yang dimaksud wanita bersurai merah darah itu walau ucapannya harus terpotong paksa. Dan disini! Hinata merasa sedih karena merasa diragukan. Sungguh, bagaimanapun sikap dan sifat Naruto, ia akan bahagia selagi pendampingnya itu adalah Naru-kunnya.

"Aku sangat mencintai Naru-kun, bibi... Sungguh, aku tidak mempersalahkan hal itu. Jikalau aku tidak yakin atau bahkan sekedar berpura-pura, kenapa aku mau sejauh ini berhubungan dengannya? Aku, aku hanya ingin melihatnya tersenyum karena hal itulah yang selalu membuatku tersenyum pula... Karena itu aku hanya ingin mengucap janji suci hanya bersamanya, Namikaze Naruto."

Iris amethyst bak rembulan itu menatap penuh cinta pria disampingnya. Getaran ingin memeluk begitu besar ia rasakan. Rasa kasih yang selama ini ia berikan pada Naruto begitu tulus dan selalu ia rindukan dikala terpisah. Tidak ada gurat keraguan disana, hanya ada pancaran keyakinan yang begitu mendasar dan mendalam.

Naruto tertegun. Hatinya menghangat seketika mendengar ucapan Hinata yang entah kenapa langsung dapat ia cerna dengan sangat baik. Ia merasa, cinta Hinata sangan besar padanya lebih dan lebih.

"Hinata..." Gumam Naruto ikut tersenyum saling berbalas. Ia terharu, sungguh ingin sekali ia mendalami hati gadisnya yang hanya dipandanganya lewat cinta. Ia juga ingin mengerti Hinata daru segi apapun, termasuk ingin mengerti arti dari sebuah ikatan pernikahan yang entah kenapa selalu bergelut diotaknya akhir-akhir ini.

"Ayah... Ibu..." Memutus kontak mata dengan calon isterinya itu. Kini ia menghadap orangtuanya. "Aku berjanji akan membahagiakan Hinata. Aku juga berjanji akan belajar dengan giat agar bisa hebat mempertahankan perusahaan seperti ayah. Aku ingin bekerja keras dan saat pulang aku bisa menjemput Hinata dengan seragam kantor. Aku ingin membuat ayah dan ibu bangga karena bisa seperti kalian. Dan aku juga tidak ingin membuat Hinata kesusahan karena tidak bekerja... Karena, suami yang baik harus bisa bekerja mencari uang meski Hinata juga bisa. Tentunya Naru ingin seperti ayah..."

My Little Guy Is Funny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang