Chanyeol mengendarai motornya sampai ke markas yang biasa ia tinggali. Atau lebih tepatnya, rumah kedua.
Karena rumah pertama adalah sesuatu yang seharusnya ia hindari untuk saat ini.
Ketika password berhasil dimasukkan dan pintu terbuka, mata Chanyeol melihat sosok yang paling dibencinya saat ini.
"Kemari." Papa Chanyeol berucap dengan nada dingin dan tegasnya.
Chanyeol tetap diam di depan pintu, tak mau menggerakkan tubuhnya barang sedikitpun.
"Papa bilang kemari." Masih dengan nada yang sama.
Dan Chanyeol masih dengan jawaban yang sama. Diam.
Karena jengah dengan kelakuan anak semata wayangnya ini, akhirnya sang papa mengalah.
"Papa mau ke Kanada untuk waktu yang lama,"
Chanyeol hanya menatap penuh kebencian lelaki di hadapannya.
"Bersama istriㅡ"
"Apa peduli saya pada anda?" Chanyeol mengeraskan rahangnya, tatapannya semakin tajam dan dingin.
"ㅡdan adek kamu, Yeri. Barang kali kamu mau ikut."
"Urus saja keluarga baru anda. Karena nyatanya, saya hanya orang asing disini. Lagipula, jangan katakan kalau Yeri itu adik saya." Chanyeol berucap kemudian pergi keluar dengan langkah yang masih sedikit terseok.
Sedangkan papa Chanyeol di dalam sana hanya menghembuskan nafasnya.
Dirinya gagal lagi.
Gagal dalam membangun sebuah kehangatan yang dulu pernah melingkupi dirinya dan keluarga lamanya.
.
."Ukuran kita kayaknya sama, nih pake." Sehun nyodorin celana dalam, bokser serta kaos kearah Chanyeol yang benar benar berantakan malam ini.
"Thanks bro." Chanyeol langsung melesat masuk kedalam kamar mandi Sehun.
Tak lama, mama Sehun masuk kedalam kamar Sehun dengan membawa sup ayam sisa makan malam tadi, semangkuk nasi, air putih, serta salep untuk luka Chanyeol.
"Jangan lupa kasih ke Chanyeol, bilangin ke dia cepet sembuh." Mama Sehun berucap lembut kemudian keluar dari kamar Sehun.
Sehun memejamkan matanya. Memorinya terputar pada kejadian tadi.
Saat papa Chanyeol datang ke markasnya.
Tapi belum saja Sehun mengingat semuanya, Chanyeol sudah keluar dengan keadaan yang sedikit lebih baik.
"Disuruh makan dulu sama nyokap gue, katanya cepet sembuh." Kata Sehun singkat. Ia memang bukan tipikal yang banyak bicara di saat waktu tertentu.
Chanyeol mengacungkan jempol kemudian duduk di depan hidangan yang dibawakan mamanya Sehun.
Ia makan dengan lahap sampai Sehun membuka suaranya.
"Tadi bokap lo dateng ke markas. Gue gatau dia tau dari mana markas kita. Dan ya, bokap lo sangar kayak anaknya." Sehun menggeleng geleng tak percaya.
"Tadi gue ketemu dia disana, makanya gue langsung cabut ke rumah lo." Kata Chanyeol kemudian meminum segelas air putihnya sampai habis.
Dari pagi ini ia memang belum mengkonsumsi apa apa.
Ada sih, tapi itu pun hanya roti dan satu kaleng bir yang ia ambil di markas.
"Lagian kenapa sih lo ngebiarin dia disitu?" Tanya Chanyeol.
Sehun menghela nafas. "Ya mau gimana lagi, kalo gak gue biarin, ntar penjaga di belakangnya malah bikin gue ama anak anak bonyok sana sini."
Chanyeol meringis kecil membayangkan wajah wajah para sahabatnya itu biru disana sini seperti miliknya.
"Lagian, gue udah kena bonyok sebelum ngadap ke si sialan."
ㅡtbc
Gak mood banget nulis:( kepala nyudh nyudh an ama kaki gue pegel banget abis jalan" kemaren:(
![](https://img.wattpad.com/cover/108237443-288-k400622.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
space ;chanbaek
Fanfictionㅡjadi kamu ini nyata apa hanya imajinasiku? [semi-baku][boyxboy] ©baekngh