3.3 : Ted

211 28 0
                                    

Hari ini aku berencana mengunjungi rumah Kevin, karena ada suatu hal penting yang aku ingin sampaikan pada Mrs. Truman, ibunya Kevin.

Jarum jam menunjukkan angka pukul empat, saatnya aku berangkat. Dengan menaiki mobil BMW berwarna hitam pekat yang penuh dengan kenangan masa lalu. Dalam mobilku yang selama ini menemaniku, aku kembali teringat pada Caitlyn, malaikat kecilku yang manis.

"Papa, ayo kita jalan-jalan dengan mobil baru ini!"

Dengan senyumnya yang polos sangat aku rindukan.

***

102 Ocean Avenue, rumah Kevin tidaklah jauh dari rumahku. Amityville, kota kecil dengan penduduk yang sedikit kini telah banyak berpenghuni. Pemandangan Indah melewati jalanan di samping kiri dan kanan terdapat rumah tua bergaya kolonial Belanda.

Akhirnya aku sudah sampai di rumah yang juga merupakan salah satu rumah tua yang juga bergaya kolonial Belanda. Kedatanganku disambut oleh seorang pria tua yang memiliki banyak uban di rambut, kumis, dan jenggotnya. Dia berbadan kurus dan tinggi.

Pria tua itu memberikan senyumannya padaku dengan ramah, "Anda Mr. Potter?"

"Ya, aku Ted Potter." Jawabku memperkenalkan diri padanya.

"Mari, Nyonya sudah menunggu anda di ruang kerjanya." Pria tua itu mengajakku masuk ke dalam rumah tua yang sangat besar.

Aku dibawa olehnya masuk lebih dalam menyusuri ke tiap-tiap ruangan dalam rumah tua ini. Aku seperti masuk kedalam sebuah musium, seluruh pelaratannya bergaya etnik dan unik.

Langkah pria itu terhenti. Aku pun mengikutinya. Dia mengetuk pintu besar di depanku sebanyak dua kali lalu dia membukakan pintunya untukku. Aku masuk ke dalam ruangan yang sangat besar, cukup untuk lima orang dapat tidur di ruangan ini. Buku-buku tersusun rapi di raknya, tempat yang kulihat sekarang terlihat seperti ruang perpustakaan umum.

Pria tua itu juga masuk, "Nyonya, Mr. Potter sudah tiba." Ucap pria tua itu kepada majikannya yang sedang duduk di singgasananya, maksudku duduk di kursi kerjanya.

"Oh, Mr. Potter! Silakan duduk." Wanita yang lebih tua dariku nampak cantik hari ini dan bahkan dia tidak terlihat lebih tua dari umurnya.

"Ah! Ya, baik."

"Micky, terima kasih."

"Baik, nyonya. Saya permisi keluar." Pria tua yang diketahui bernama Micky telah pergi keluar, dia meninggalkan aku berdua dalam ruangan besar ini bersama Mrs. Truman.

Aku duduk dengan nyamannya di kursi yang memiliki bantalan empuk.

"Ada keperluan apa anda kemari, Mr. Potter?"

"Oh, ya-" Jawabku gugup, "-aku kesini karena ingin membicarakan tentang Kevin."

Sang Ratu yang duduk di singgasananya kini senyumannya telah memudar saat aku mengatakan nama anaknya.

"Dia berulah lagi?"

"Tidak-tidak, dia sudah bisa menerima tata tertib di sekolah."

"Lalu?" Dari mata Mrs. Truman entah darimana aku seperti melihat sesosok Ratu yang kesepian.

"Ya, Kevin dia anak yang sangat pintar. Dia sangat berbeda dengan anak yang lainnya, mungkin dia memiliki... " Ucapanku diputus oleh Mrs. Truman, "Langsung saja pada intinya, Mr. Potter."

PRODIGY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang