tujuh

1.5K 300 123
                                    

[✨]


''Jadi, lo sangat suka menggambar?'' Gue bertanya setelah membalik halaman terakhir buku gambar Carlin.

Gue nggak tahu kenapa bisa seperti ini. Maksudnya, sepertinya kemarin gue dan dia (re: Carlin) cuma bisa saling melempar pandangan dan senyum.

Tapi, sekarang, setelah tadi kita saling mengetahui nama masing-masing. Gue malah SKSD duduk di samping dia dan bertanya ini-itu seputar dunia menggambar.

Dan yah, gue merasa satu langkah lebih dekat dengan dia. Istilah yang bisa lo kasi mungkin seperti: gue memulai PDKT ke dia.

Hehey

Jan cemburu

Gue PDKT-in lu kapan-kapan deh

"Btw gambar lo bagus-bagus semua.'' Gue menyodorkan buku gambar itu kembali ke empunya.

Carlin meraihnya. ''Biasa aja ah. Masih jauh sama pelukis pelukis lain.''

''Gambar yang kaya gitu lo bilang biasa aja?'' Gue menatap Carlin tidak percaya.

Masalahnya ketika gue bilang gambar dia bagus, itu emang bener-bener bagus.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suer dah gambar yang kea gini dia bilang BIASA AJON?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suer dah gambar yang kea gini dia bilang BIASA AJON?

Trus gue yang cuman bisa gambar dua gunung sama jalan yang ada sawah-sawahannya itu mau dia bilang apa?

Carlin hanya tertawa melihat reaksi gue atas ucapannya barusan.

''Lo sering gambar disini?''

''Iya.''

''Kenapa?'' Dengan pertanyaan itu, Carlin menoleh dan menatap gue dengan sebelah alis terangkat.

''Ya maksudnya, ini tuh lapangan indoor. Apa yang bisa lo jadikan objek gambar disini, coba?''

''Kenapa nggak milih gambar di taman? Atau tempat lain yang lebih punya objek bagus.'' Lanjut gue.

''Gue udah nyaman gambar disini Cal.''

Oh udah nyaman

Kalau sama gue udah nyaman belum, Car?

Lalu kita berdua diam, lebih tepatnya  kehabisan topik pembicaraan. Carlin pun mulai sibuk dengan dunianya dan benar-benar menjadikan gue nyamuk diantara dia juga buku gambarnya itu.

Hening diantara kami hanya terisi dengan bunyi gesekan ujung pensil karbon yang digerakkan Carlin dengan lihai di kertas.

Gue mengambil ponsel di dalam tas untuk melihat jam. Ternyata sudah hampir 40 menit gue mengobrol dengan cewek ini.

Dan ya

Temen-temen gue belum ada yang dateng juga sat:))

''Kok basketnya belum mulai?'' Carlin melirik gue yang sedang mengetik pesan kepada anak-anak.

Gue mengantongi kembali ponsel ke dalam tas setelah memastikan tanda terkirim muncul. ''Gak tau. Mereka emang males banget.''

"Lo kapten?"

"Iya, kece kan gue?" Gue menampilkan senyum ketje baday sambil menyisir rambut ke belakang.

Carlin tertawa. "Iyain biar seneng."

Gila

Adem banget hati gue liat dia ketawa😆😆😆

Gue mengerutkan kening melihat Carlin yang tiba-tiba mengepak semua barang-barangnya.

"Gue pulang ya."

"Loh, kok cepet?" Tanya gue bingung yang hanya dibalas Carlin dengan senyuman.

Carlin sudah bangkit dari duduknya. Alat-alat gambarnya ia tumpuk dan disangga dengan tangan kiri. "Bye, Cal."

"Eh Car." Carlin memutar tubuhnya kembali.

"Bisa ketemu lagi kan gua sama lo nanti?"

E AN JE A EY

GAS TERUS CAL

NGENGG💨💨💨💨💨💨

"Of course, gue selalu ada disini tiap lo dateng kok."

[✨]

UNBK DAH SELESAI WOY: ' (((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

UNBK DAH SELESAI WOY: ' (((

lapangan ft. hood ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang