Gadis itu kini tengah bediri terdiam. Menikmati setiap rintik hujan yang mengguyur basah tubunhnya yang mungil.
Saat asyik bermandikan hujan,tak terasa ada seseorang yang sejak tadi berdiri di belakang gadis itu. Sandy. Ia adalah sahabat gadis itu. Bahkan sudah seperti saudara. Mereka berteman sejak kecil. Rumah mereka hanya dibatasi oleh tanah lapang yang tak begitu luas. Disitu juga terdapat ayun-ayunan dan jungkat-jungkit. Tak lupa ada juga rumah pohon yang sengaja di buat oleh Ayah Sandy dan Papah Sasya. Ya,gadis itu bernama Sasya. Diantara mereka,Sasya lah yang lebih tua disini. Usia mereka hanya selisih satu bulan. Sasya di bulan Juni sedangkan Sandy di bulan Juli.
Juni. Identik dengan hujan. Mungkin itu yang membuatnya suka hujan.
"Sasya! Pulang gih! Lo dari orok nggak berubah ternyata" seru Sandy masih di posisinya. Sembari membawa payung. Lebih tepatnya dua payung."Lo tuh ganggu sweet moment aja deh! Sono jauh-jauh!" elak Sasya. Lebih tepatnya mengusir.
"Nyokap lo khawatir bego!" ucap Sandy lagi,lalu mendekat ke arah gadis itu dan memayunginya.
Sasya terdiam. Ia tak menghiraukan ucapan Sandy."Lo tuh kayak bocah banget deh Sas" Ucap Sandy masih memayungi Sasya.
"Iye tau deh ya yang udah dewasa" ledek Sasya. Memang diantara Sasya dan Sandy,Sandy lah yang lebih bersikap dewasa.
"Apa sih yang bikin lo suka banget sama hujan?"
"Emang harus tau banget ya alasannya?"
"Harus dong! Kenapa sih? Pen tau gue alasanya"
"Mungkin karena gue lahir bulan Juni kali ya?" Ucap Sasya sembari meraih payung di tangan Sandy. Lalu pergi meninggalkan Sandy sendiri.
"Apa hubungannya nyet?" seru Sandy lalu menyusulnya.
Hai hai prolognya gaje nggak sih?
Semoga suka ya sama cerita baruku..Voment voment voment!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mujeres Lluvia
Teen FictionSEDANG DALAM TAHAP REVISI!!!! Namaku Sasya. Sasyafira Arletta. Aku baru duduk di bangku kelas 12 SMA. Ini adalah kisahku. Aku suka sekali hujan. Duniaku hanya ada Aku dan Hujan. Semua indah. Tapi,semenjak dia datang. Semua berubah. Aku jadi tau mak...