BAB 1

37 4 4
                                    

Sasya beranjak dari tidur pulasnya.  Segera ia matikan alarm yang sedari tadi berbunyi mengusik tidur lelapnya. Dan dibukanya gorden kamar yang berwarna  biru. Sinar matahari perlahan mulai masuk menusuk melalui celah-celah kamarnya.
Ia mulai bergegas mandi dan berseragam. Tak lupa Sasya  merapikan rambut panjang yang sengaja  diikalkan bagian bawahnya. Memoles sedikit wajahnya dengan bedak dan berakhir dibibir dengan lipglosh. Yang tak boleh ketinggalan,Sasya juga menyemprotkan wewangian di leher dan di telapak tangannya.

🍭🍭🍭

Setelah selesai ia segera turun dari tangga untuk sarapan bersama.
Disana sudah ada Mama,Papa dan Sandy. Sedang apa dia disini?

"Sandy,lo ngapain disini ha?" ketus Sasya pada Sandy. Sandy memang sangat menyebalkan. Bukan hanya sekedar numpang sarapan. Dia juga sering mengadukan kelakuan Sasya pada Mama dan Papa Sasya. Tentu saja yang jelek-jelek.

"Masalah banget sih? Di rumah gue nggak ada sarapan coy. Ayah bunda gue lagi ke puncak." jelas Sandy sambil melahap sandwich nya.

"Bodo amat!" ketus Sasya jengkel.

"Kalian tuh kenapa sih? Makin gede makin nggak akur"  Sena,mama Sasya mulai bersuara. Suaminya hanya terkekeh melihat sikap Sasya  pada Sandy.

Sasya melahap sandwichnya dengan nafsu. Maklum. Semalam  ia tak makan. Hari ini ulangan Sejarah. Dan ini yang membuat Sasya lupa  untuk sekedar makan.
"Sas,buruan!" ucap Sandy setelah meneguk segelas susu coklat buatan mama

"Bentaran ah,gue abisin susu dulu" sahutnya lalu meneguk segelas susu strawberry dengan buah strawberry yg menancap di gelas sebagai garnish.

"Selesai deh. Mama, Papa,Sasya berangkat dulu ya" ucapnya lagi sambil berjabat tangan dengan mereka lalu mendorong Sandy untuk segera cepat keluar dari rumah.

"Tante Om!! Sandy cuss!!" seru Sandy amat keras.

Ini adalah kebiasaan Sasya dan Sandy tiap berangkat sekolah. Perlu diketahui. Sasya dan Sandy berangkat menggunakan mobil Sandy. Mobil kesayangan Sasya sedang diservice,jadi untuk saat ini Sandy harus berbagi dengan Sasya.

🍬🍬🍬

Sepanjang perjalanan menuju sekolah Sasya sibuk dengan buku tebal bersampul "SEJARAH INDONESIA" dengan Sandy yang fokus pada jalanan.
"Ya elah,Sas.. Masih demen lo belajar sejarah" ucap Sandy meledek.

"Ya demen laaa,gurunya aja cakep" ucapnya sembari terkekeh pelan lalu melanjutkan kegiatannya.

"Artinya lo belum move on!"

"Maksud lo apaan? Move on sama  mantan gue yg mana? Justin Bieber? Elah gue udah ikhlas dia sama Selena Gemez! Udah putus juga noh" gerutu Sasya,dengan khayalannya yg bisa dibilang tingkat dewa. Membuat Sandy merasa

Pusing.

"Yah si bego! Nih ya,sejarah itu mempelajari apaan?"
Jawab Sandy lebih tepatnya menjawab lalu balik bertanya. 

"Sejarah ya mempelajari itu,em-masa lalu" Jawab Sasya masih nggak dong.


"Ya udah,masa lalu brarti belum?"

"Move on?"

"Pinter deh anaknya Bu Sena sama Pak Alden" ucap Sandy diserati kekehan. Mengacak rambut Sasya gemas hingga si empunya mendelik tajam.

"Pinter dong! Emang anaknya Bu Alifa sama Pak Mirza? Yang dodolnya KEBANGETAN!!" Ledek Sasya yang hanya dibalas cengiran khas Sandy.

🍰🍰🍰

Mujeres LluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang