BAB 4

9 3 0
                                    

Ini masih lanjutan dari BAB 3 ya.
Happy reading 💜❤💛💚

***

Aku dengan terpaksa menggantikan posisi Sandy untuk menyetir. Sandy tertidur lelap di sebelahku dengan selimut yang memang selalu ia bawa di mobilnya.
Aku terfokus pada jalanan hingga tak sadar bahwa HP ku bergetar sedari tadi.
Shit! Nomor tidak dikenal. Siapa ya?

Dengan ragu,aku menggeser tombol berwarna hijau. Yang artinya aku menerima telepon itu. Kuhentikan laju mobilku dan kuparkirkan di pinggir jalan.

"Hallo?" Ucapku

"Hallo? Apa lo beneran Sasya? Sasyafira Arletta?"

"Iya,ini gue Sasya. Ini siapa ya?"

"Gue Ferdi. Masih inget nggak sama gue?"

"Ferdi? Ferdi siapa? Gue nggak kenal"

"Benendick Ferdiansyah. Anak 12 IPS 2. Yang waktu itu nolongin lo pas lo cidera."

"Oh ya gue inget. Btw lo dapet nomor gue dari siapa?"

"Gue dapet dari Natalie. Save nomor gue ya?"

"Iya gue save. Ada apa tumben?"

"Nggak apa apa sih,cuma pen kenal lebih deket aja?"

What? Kenal lebih deket? Ni anak nggak waras? Maksud dia apa sih?

"Oh ya udah ya,gue lagi nyetir. Ntar lagi"

Tut..tut...tut..

Aku mematikan telpon itu. Dan mulai kembali menyetir. Kata-kata itu masih terngiang di telingaku. Dekat? Apa maksudnya?

Bukannya si Ferdi itu udah punya pacar ya? Si Nafisa? Terus? Maksud tu anak apaan? Apa gue yang ke GR an? Ah bodo amat dah nggak ambil pusing.

Aku membuang jauh-jauh pikiran tentang Ferdi. Karena aku tak mau repot-repot mengurusi hidup orang lain.
Karena dengan tiba-tiba bosan melanda,aku segera memutar kaset dengan volume yg cukup kencang. Dan perbuatan isengku membuat Sandy menggeliat dan terbangun dari tidurnya.

"Nggak bisa banget ya muter kaset pelan-pelan?" umpat Sandy kesal dengan ulahku.

"Maaf deh,gabut banget." ucapku cengingisan.

"Untung gue lagi baik,jadi gue nggak sate lo hidup-hidup" ucapnya asal.

"Emang bisa?" celetuku.

"Bisa aja." katanya dingin. Sedingin es.

"San? Mau dengerin cerita gue nggak?"

"Kesambet apaan lo? Biasanya aja cerita langsung nyerocos. Sekarang minta izin dulu. Aneh lo"

"Hehe lo tuh mau sakit apa engga tetep aja ya"

"Tetep apanya? Ganteng? Udah bawaan lahir gue ganteng"

"Tetep nyebelin!"

Mujeres LluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang