Hari demi hari berlalu tidak ada lagi tegur sapa antara tiara dan yoga, untuk bertemu saja keduanya tidak pernah konon lagi bertatap muka.
"Jujur hati ini rasanya sakit saat melihatmu dengan yang lain, namun apa daya ku ikatan di antara kita hanya sebatas teman semata". Ucap tiara pada dirinya sendiri.Yoga yang tidak sengaja memutar wajahnya melihat tiara sedang menatapnya bersama nita dari kejauhan.
"Apa hati mu sekeras batu bisa melihat rangkulan tangan di tanganku tanpa ada rasa cinta sedikit pun, jika kau tak cinta maka tak apa tapi aku mohon jangan perlihatkan wajah acuhmu itu kepadaku". Lirih batin yoga.Di kelas Sarah yang mendengar tentang kedekatan antara yoga dan nita pun tersenyum tanpa tau apa makna di balik senyumannya itu.
Tiara berjalan menuju perpustakaan sekolah, setelah sampai terlihat ruangan sangat kosong tidak ada seorang pun.
"Mungkin di sini aku bisa menenangkan pikiran ku". Ucap tiara.Langkah kaki tiara terdengar memecah kesunyian lalu terhenti di rak buku ke tiga dan melihat seorang laki-laki duduk di lantai dengan wajah menunduk.
"Kamu sedang apa?". Tanya tiara yang berdiri di sebelah laki-laki itu.
Laki-laki itu pun mulai mengangkat kepalanya dan melihat ke arah tiara, lalu kemudian tiara terkejut melihatnya.
"Ada apa, apa aku mengganggumu?". Tanya laki-laki itu ke tiara.
"Ti..ti..dak aku hanya melihatmu sendirian di sudut ini".
"Lalu".
"Apa kau baik-baik saja".
"Kenapa memangnya?".
"Aku melihat wajahmu sangat lesu, apa ada masalah yang terjadi?".
"Sejak kapan kau perduli". Sambil tersenyum sinis laki-laki itu.
Tiara hanya terdiam mendengar jawaban itu, dan kembali keheningan pun terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ķèțèğùháń Ćìńțá Ťìářá
RomanceTiara adalah gadis berparas cantik, kuning langsat dan berpostur tinggi yang melanjutkan hidupnya di kota jakarta semenjak di tinggal kedua orang tuanya, ia tinggal bersama paman, bibi, dan sepupunya. Meskipun bibi dan sepupunya bersikap kurang baik...