Pt. 11

2.7K 320 18
                                    

Hari sudah semakin larut. Suasana di kedai kopi kota myeongdong juga terlihat lumayan sepi. Hanya orang yang berjualan tanpa pelanggan yang tertata apik di pinggiran kota.

Dan begitu juga di kedai kopi yang sedang ditempati sesosok gadis mungil yang muncul di pojok ruangan itu.

Jung Eunha. Eunha sekarang sedang mengunggu kedatangan Jungkook. Ya, Ia telah berpikir dua kali lipat, dan tetap saja hatinya selalu berdebar saat mengingat Jungkook. Dan ia sekarang tengah mencoba mengungkapkan apa yang ia rasakan pada Jungkook. Dan juga ungkapan nantinya adalah jawabannya.

Setelah beberapa lama curhat dengan Sinb saat di kampus tadi. Eunha jadi merasa lega dan tenang. Ya, sahabatnya itu memang pintar sekali membujuk orang. Atau mungkin karena kebiasaan Cerewetnya itu ya, jadi bisa dengan gampangnya membujuk dirinya yang mungkin, bisa dibilang keras kepala.
Sinb benar - benar hebat 👏. Lenay ah thor 😂.

Sudah 10 menit Eunha menunggu di dalam kedai itu. Tak ada tanda - tanda kedatangan orang yang dinantinya.

" dimana dia, . Uh, disini dingin sekali..." gumam Eunha lalu mengeratkan mantel berwarna pink muda yang melekat ditubuhnya itu.

Ya, akhir - akhir ini. Cuaca di sana memang sedang tidak bersahabat. Kadang hujan, terkadang nggak. Dan sekarang disana memang sedang hujan. Untung saja Eunha bawa mantel dari rumah. Ia tahu jika nanti malam pasti akan turun hujan. Jadi, dia harus seperti pepatah 'bawa payung sebelum hujan' kalau dirinya mah, bawa mantel sebelum kedinginan 😂.

Waktu sudah lama berlalu. Ya, sekarang sudah hampir tengah malam. Mungkin sekitar jam 9.00- an. Tetap saja, Pria tampan bermarga Jeon yang sedari tadi Eunha tunggu belum menampakkan dirinya.

" dimana kau Jungkook, aku sudah menelponmu berkali - kali, tapi kau tidak angkat. Kumohon jawab telponku kali ini, atau aku tidak akan menelponmu lagi! " gumamnya lalu mengetik beberapa digit di keybord ponselnya lalu mengarahkan ke telinga kanannya.

Durrttt... Durrrtttt....

" Ayolah, kumohon angkat... " gumam Eunha lalu menundukkan kepalanya.

Pip...

" Halo, Jung-"

Maaf... Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, coba-

" sialan! " pekiknya lalu mematikan ponselnya cepat. Eunha langsung menjambak rambut pendeknya frustasi dan lalu meletakkan kepalanya di meja.

"Dimana kau Jungkook, tapi mengapa aku harus menunggunya? Ingat Eunha! Janjimu pada Keluarga mu! Tapi hatiku, ah...Appo.." gumamnya sendiri pada dirinya. Dan tak terasa butiran kristal cair bening jatuh mulus di pipinya. Ya, Eunha sedang menangis. Ia bingung dengan dirinya dan juga hatinya.

"Kau tahu, saat pertama aku bertemu denganmu saat itu, saat aku jatuh di butik Yerin Eonni, dan kau menangkapku, aku merasa diriku menjadi aneh. Dan aku merasa ada yang mengganjal dihatiku..."

"Ya jungkook, aku menyukaimu pada pandangan pertama, saat itu aku tidak menyadarinya. Namun, sekarang aku tahu, kalau aku menyukaimu, aku menyukaimu... Tapi aku tidak bisa menyukaimu..." gumamnya panjang lebar dan tetap pada posisi menunduknya. Bahkan sangking menunduknya kepalanya sampai membentur meja.

Sreettt - suara geseran kursi -

Spontan Eunha langsung mengangkat kepalanya. Dan,

" sudah selesai menangis? " sahut seseorang yang menarik kursi di tempat Eunha duduki. Dan kursi itu tepat dihadapan Eunha.

" kau,,, "

" ya, aku Jeon Jungkook, "

"Bagaimana kau bisa, tunggu!,

Married with him [ EunKook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang