Chapter 8 : kepercayaan

840 78 2
                                    

Klek~

Mata Sehun teralih tepat pada gagang pintu yang menurun. Beberapa detik kemudian disusul sepasang sepatu kulit yang baru saja melewati garis pembatas pintu.
Menutup perlahan pintu dengan sistem kode password itu.

"Jennie, kau baik-baik saja, kan?" ucap Sehun berlari ke arah gadis yang baru saja menutup pintu.

"Memangnya aku kenapa?"

Sehun terdiam. Senyumnya mengembang. Bahkan dari nada bicara gadis itu ia sudah mengerti keadaan fisiknya. Baik-baik saja. Namun, tidak untuk hatinya sekarang. Tatapan gadis itu berubah menjadi lesu, diikuti dengan kedua tangannya yang menekan perlahan kedua sisi pelipisnya.

"Kau punya masalah?" lanjut Sehun menambahi.

Masalah?
Ya,meskipun Sehun menyimpulkan bahwa fisik gadis itu baik-baik saja, suhu tubuhnya normal-normal saja
--tentunya normal layaknya vampire lainnya-- dan tak ada darah sedikitpun yang mengalir di tubuhnya. Namun, tatapan mata gadis ramping itu mengatakan fakta berlawanan.

"Berhenti membaca sesuatu dari mataku, aku tak menyukainya." protes Jennie mengalihkan tatapannya.

"Mianhae."

"Di mana dia?" Kepala Jennie berputar menerawang setiap bagian ruangan luas dengan gaya klasik perpaduan Roma-Korea itu.

"Ada di dalam, aku takut jika,"

Belum juga Oh Sehun menyelesaikan perkataannya. gadis di sampingnya sudah menghilang dari posisi awalnya.

"Jennie, Kim Jennie ...."

--

"Siapa yang menyuruhmu!" Jennie membentak pria yang hanya terdiam dengan senyum licik yang terlukis jelas di bibir merahnya.

"Siapa yang menyuruhmu! Huh! Kau tuli?!" ulang Jennie dengan nada semakin meninggi. Masih sama, tak mendapat jawaban apapun dari pria yang kini mulai menatapnya tajam.

"Kim Kai! Akankah kau hidup seperti ini? Huh? Menghianti kami dan bergabung dengan Vampire pembunuh itu, mengintaiku dan mencoba mengirim orang untuk membunuh Rose. Siapa yang sedang sedang mengedalikanmu? Huh?!"

Jennie menendang kasar bangku pria di depannya.

Bruk!
Suara benturan kayu terdengar jelas menggema di ruangan. Diikuti dengan erangan kecil pria yang terikat kuat di bangku itu.

"Jennie-," Sehun berlari. Menarik gadis yang baru saja ingin mencabik habis satu lagi individu terinfeksi di depannya.

"Lepaskan, aku harus membunuh penghianat sepertinya ...."

Sehun menggeleng pelan. Menatap sayu gadis yang engan menatapnya. Lensa merah gadis itu terlihat nyata dengan kulit putih pucatnya yang kian terlihat jelas mengubah tubuhnya kembali menjadi individu terinfeksi.

"Tenangkan dirimu, kita tanyai dia lagi nanti ...," pekik Sehun lirih mencoba meyakinkan gadis di depannya.

---

Teng tong ... Teng tong ...

"Ah, kau? Masuklah. Jennie ada di dalam." ucap Sehun kala sesosok gadis kurus yang baru saja membunyikan bel rumahnya berdiri tegap di ambang pintu.

"Jennie-ya,"

Jennie mendongak. Menyabut dengan senyum pahitnya. Entah apa lagi ini. Satu individu yang memutuskan untuk tinggal bersama Lisa Mano. Bukan tinggal bersamanya. Tentu. Menganggap tinggal bersama manusia biasa bukanlah hal yang wajar untuk individu terinfeksi seperti mereka.

Innocent Vampire | Blackpink >< EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang