Casley Stuart Pov
Aku melihat Sean pulang dengan marah. Kenapa dia marah? Apa karena aku tidak mau pulang bareng dengannya? Tapi kenapa? Aku berkata pada diri sendiri. Kami akhirnya beristirahat dekat meja bar setelah dansa beberapa lagu.
"Sepertinya ada yang khawatir idolanya pulang sendiri nih..." Christian menggodaku. Aku cemberut saja. Sesaat waktu aku menceritakan bahwa Sean seperti idolaku Adam Levine dan bagaimana aku bertemu dengannya pertama kali. Dia langsung terbahak-bahak menertawaiku.
"Kamu menggodaku lagi, aku pulang dengannya sekarang ya." Kataku mengancam.
"Jangan marah denganku begitu... ayo kita dansa aja lagi. Aku suka melihatmu saat kamu berputar. Seperti princess dari... never land..." dia menggodaku lagi. Aku cubit saja lengannya.
"No man, sekarang giliranku, kamu sudah dansa dengannya dua lagu dan menendang pergi Sean dari sini." Samuel memotong.
"Masa? Memang iya?" Chritian berkata acuh tak acuh.
"Aku tahu kamu culprit. Kamu lakukan itu dengan sengaja."
"Hey... apa yang kalian bicarakan?" Darahku naik.
"Kamu mau tahu apa yang aku maksud Casley..."
"Apa?"
"Ok listen." Dia mengisyaratkan kami untuk mendekat. "Sean itu suka kamu. Aku tahu itu. Matanya... tidak pernah meninggalkanmu sedetikpun malam ini."
"Yang benar?" Samuel sedikit teriak. Christian menjentil telinga Samuel dengan jarinya. "Auucchhh" sam memegangi telinganya.
"Jangan keras-keras."
"Tidaklah. Dia kan akan bertunangan minggu depan." Aku menginformasikan.
"Bakal calon tunangannya itu... hmmm gak akan jadi."
"Apa maksudmu dengan tidak bakal jadi?"
"Pacarnya itu lesbi. Siapa dah namanya?" Dia mencoba mengingat-ingat. "Vinca...."
"Bianca"
"Ya... dia. Bianca itu pacarnyanya. Entah sebagai cewe ato cowonya, tidak masalah. Tapi intinya mereka itu lesbi."
"Kamu pernah bilang seperti itu sebelumnya, sekarang kamu mengharapkan supaya aku percaya? No.... aku tidak akan percaya kamu."
"Ohh kamu harus." Dia membuka handphonenya dan menunjukan beberapa foto. Aku terkesiap dan shyok. Samuel menzoom foto itu. Dan aku bisa melihat jelas, itu benar Cathrine dan Bianca, mereka berpelukan dan berciuman di taman umum.
"Bagaimana kamu bisa dapat foto ini?"
"Aku tidak menguntitnya... Mereka yang ciuman di tempat umum dan tidak peduli orang lain dapat melihatnya."
"Aku akan beritahukan Sean."
"Kamu ga boleh Casley. Biarkan dia mengetahuinya sendiri." Samuel menyarankan.
"Tapi mereka akan bertunangan minggu ini, dan hal ini pasti menyakiti Sean."
"Kamu ya tukang ikut campur... urus aja urusanmu sendiri. Ini sudah larut. Ayo. Aku akan mengantarmu." Samuel mencubit pipiku dengan kedua tangannya kemudian dia menertawai lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Your Desire (Versi Indonesia)/(Published by Novelindo Publishing)
RomanceSean Harringtons demi memendam hasrat seksual, ia berusaha fokus dan mencapai kedudukan sebagai CEO yang baik di sebuah perusahaan minyak. Hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah baginya, tapi sampai kapankah ia dapat memendam hasratnya ini? Cas...