Sean Harringtons Pov
Aku tidak tahu apakah mengajak Casley ke Gala Dinner malam ini adalah hal benar atau tidak. Dia akan sendirian bila aku tidak mengajaknya. Dari analisaku sepertinya tinggi dan ukuran bajunya sama dengan Cathrine. Catherine selalu menyimpan beberapa dress nya disini untuk menghadiri acara yang sama semacam ini dimana acaranya mengharuskan membawa pasangan. Kemarin Cathrine mengabarkan bahwa dia tidak bisa datang hari ini, dan aku juga tidak memaksanya mengingat tempat tinggalnya yang jauh.
Aku melirik Casley yang sedang duduk di sebelahku. Dia masih mengantuk, beberapa saat dia duduk di mobil dia langsung tertidur lagi. Ahh.. Bibirnya menarik perhatianku. Aku jadi teringat saat pertama dia menciumku.
Tujuh Tahun yang Lalu
"Terima kasih atas waktunya, semoga proyek ini akan membawa banyak keuntungan untuk perusahaan kita" kataku kepada Mr. Miller.
"Sudah pasti, senang bekerja sama denganmu Mr. Harringtons." Kami berjabat tangan dan mengakhiri pertemuan. Aku harus membuktikan kepada my dad kalau kerjasama dengan Mr. Miller tidak akan mengecewakannya. Aku berjalan kembali ke kantorku, karena masih ada meeting lain hari ini. Dengan segelas coffee Starbucks di tanganku, tiba-tiba ibu tua menabrakku dan menunpahkan semua kopi dan meninggalkan noda di kemejaku.
Aku pergi ke toko baju terdekat. Membeli satu kemeja. Gadis SPG nya mencoba bermain mata denganku sejak aku pertama kali melangkah masuk. Aku bersikap acuh tak acuh tapi aku dibuat sangat shyok saat seseorang tiba-tiba berteriak cukup kencang 'Adam Levine' dan memelukku dari belakang. Dia berceloteh "Adam Levine.... oh my gosh, aku tidak percaya bahwa aku bisa melihatmu sedekat ini."
Aku berbalik badan setelah dia melepaskan lengannya dengan penasaran siapa yang lagi memelukku, aku melihat gadis muda sedang sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya. Dia sangat manis, dengan wajah polosnya, rambut coklat, jeans dan kaos yang dikenakan membuatnya sangat segar dan muda. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, menurutku dia salah mengenaliky sebagai Adam Levine. Pikirku.
"Boleh aku minta tanda tangan?" Dia bertanya. Really, seorang anak sekolah meminta tanda tanganku di sangka aku seorang aktor. Aku tersenyum lebar kepadanya. Dan hatiku seakan ingin tertawa sangat keras. Aku menandatangani diarinya, dengan sengaja aku menuliskan nama asliku. 'Sean H'.
"Bolehkan aku menciummu?" Dia melihatku dengan pandangan mata penuh harapan. Dan membuatku shock. Dengan puppy eyes seperti itu membuatnya terlihat seperti boneka, aku sangat ingin menciummu juga. Pikirku. Karena aku tidak ingin dia kecewa, jadi aku menyetujui dia untuk menciumku. Aku mengangguk. Dan dia langsung menciumku di pipi berkali-kali, hatiku bersorak gembira tapi seseorang menariknya dan menotong kesenangan itu. Aku tahu pria itu mengamatinya sepanjang waktu. Pria itu membisikinya. Dan menariknya keluar dari toko.
"Bye Adam, senang bisa bertemu denganmu." Dia melambaikan tangan.
"Senang bertemu denganmu." Kataku dengan senyum masih menghiasi wajahku. Dia mulai mengobservasi diarinya. Aku ingin tahu sampai kapan dia akan menyadari kalau aku bukan orang yang dikenalnya. Aku berhitung sampai sepuluh. Dalam hitungan kelima dia berbalik badan dan mulai menghampiriku lagi.
"Kenapa kamu menulis Sean H? Kamu bukan Adam Levine?" Dia mencubit pipiku, melihatku lebih jelas. Rasanya ingin sekali aku menciumnya gemas disini dan sekarang juga. Aku menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaannya.
"Tapi kamu benar-benar mirip dengannya." Kena kau. Sekarang dia yang terkejut, matanya mulai merah seperti akan menangis. Aku tidak mengharapkan bahwa dia akan menangis. Rasa penyesalan muncul dihatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Your Desire (Versi Indonesia)/(Published by Novelindo Publishing)
RomanceSean Harringtons demi memendam hasrat seksual, ia berusaha fokus dan mencapai kedudukan sebagai CEO yang baik di sebuah perusahaan minyak. Hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah baginya, tapi sampai kapankah ia dapat memendam hasratnya ini? Cas...