Part 16 - Waiting You in Eternity

13.8K 679 22
                                    




Sean Harringtons Pov

Aku berkendara menuju apartemen temannya Casley. Investigator pernah memberitahukan alamat dimana dia tinggal. Yang ada dipikiranku sekarang hanya Casley. Setelah tujuh tahun aku menjalin hubungan dengan Catherine, sekarang aku merasa sangat bebas, seperti berton-ton batu keluar dari hatiku.

Aku akan mengejarnya dan memberitahukan perasaanku. Aku tersenyum senyum dalam perjalanan. Aku bisa membayangkan bagaimana dia akan memelukku dan kami berciuman tanpa akhir. "Yeayyy, tunggu aku Casl, aku akan datang sekarang." Aku berteriak dengan senang.

Apartemen temannya gelap, mungkin mereka belum kembali. Dia tidak mungkin masih di kampung halaman temannya kan? Kata hatiku. Investigators ku bilang mereka sudah kembali kemarin. Ok. Aku akan menunggu mereka disini. Pikirku.

Satu jam berlalu tapi mereka masih belum kembali. Aku melihat jam tanganku. 10.18 pm. Kemana mereka begini malam?

Seorang pria tua memperhatikan dan menghampiriku. "Boy, apakah kamu menunggu Christian?"

"Ya.. anda mengenalnya? Aku sudah menunggunya cukup lama. Anda tahu kemana dia?" Aku bertanya dengan sopan.

"Kamu teman atau keluarganya?"

"Temannya." Haruskan dia menanyakan siapa aku? Pikirku. Aku tersenyum.

"Oh jadi kamu tidak tahu kalau dia kecelakaan?" Pernyataannya membuatku kaget. Temannya kecelakaan. Apakah Casley bersamanya?

"Apa?"

"Dia kecelakaan. Sewaktu kembali dari rumah ayahnya."

"Anda tahu dimana dia sekarang?"

"Dia di rawat di rumah sakit New York."

"Terima kasih tuan. Saya permisi dulu." Aku berlari ke mobilku dan berkendara kesana. Oh Tuhan, jangan biarkan sesuatu terjadi pada Casley. Aku membunyikan klakson pada taxi yang ada di depan mobilku. Damm. Aku tidak bisa ngebut jika banyak orang dan jalanan masih padat. Aku mulai jengkel. Aku mengencangkan peganganku pada setir untuk menahan emosiku.

"Come on come on" aku memparkirkan mobil secepat mungkin. Bahkan lebih cepat dari mobil ambulan disebelahku. Aku melirik pada suster, mereka sedang membantu pasien yang baru saja tiba. Aku berlari ke resepsionis.

"Permisi, dimana kamar Christian?" Aku bertanya tidak sabar.

"Selamat malam tuan. Siapa nama belakangnya?"

"Aku tidak tahu, dia kecelakaan kemarin."

"Oh. Aku tahu dia. Dia masih di ruang ICU tuan. Lewat lorong ini lalu belok kanan."

"Ok. Terima kasih." Aku berlari lagi menuju ruangan yang dia sebutkan.

"Christian?"

"Anda siapanya?"

"Aku temannya. Boleh saya tahu apa yang terjadi dan bagaimana kondisinya sekarang?"

Holding Your Desire (Versi Indonesia)/(Published by Novelindo Publishing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang