"halo renan. tadi waktu aku beres beres kamar, aku nemu tiket pekan teater pelajar waktu kelas sepuluh. ya ampun, parah banget ya, bukannya dibuang malah aku simpan terus. aku simpan sembarangan juga sih. buktinya, aku nemu tiket itu di kolong kasur. haaahhh... rupanya kamarku kotor bangett...."
"re, setelah jeda satu tahun nggak ketemu—kelas sembilan—akhirnya kita ketemu lagi. kali ini entah apa kamu lihat aku atau enggak. yang jelas aku lihat kamu."
"jelas lah, aku lihat kamu. kamu jadi sutradara teater sekolahmu. keren deh. sedangkan aku, baru bikin naskah teater aja udah ditolak. alhasil aku cuma nonton."
"waktu itu guruku ngasih tugas bikin resensi dari salah satu dari sekian teater yang dipentaskan di event itu. dan aku buat resensi dari teater berjudul sakura."
"teater yang disutradarai oleh kamu, re. menurutku teater kamu keren banget. seandainya aku bisa buat teater sekeren itu."
"dan saat di akhir pertunjukan, waktu ada sesi wawancara, aku suka gaya kamu, re. kamu nggak cuma keren secara penampilan, tapi juga sikap. kamu bisa jawab pertanyaan audiens dengan lugas, jelas, namun santai. seakan-akan kamu nggak grogi sama sekali. kalau aku di posisi kamu, aku pasti gelagapan."
"jujur aja aku nyesel nggak mengajukan pertanyaan apapun waktu itu. padahal kan, itu salah satu kesempatan untuk bicara sama kamu, re."
"ngomong-ngomong re, entah kenapa teater sakura mengingatkan aku akan bougenville dan korea, salah satu kesalahanku di fun camp beberapa tahun lalu. mmm... itu cuma kebetulan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Years Curiosity ✔
Storie brevi[written in lowercase] aku pikir, ini cuma rasa penasaran seorang anak kelas empat sd. Tapi kenapa setelah tujuh tahun berlalu, aku masih, bahkan makin penasaran dan muncul keinginan untuk dekat denganmu, renan? ______ menunggu satu hari tak tentu d...