Seperti biasa, Listia selalu diantar oleh Ayahnya ke sekolah. Setibanya disekolah, Listia langsung menuju ke kelasnya. Disana sudah ada Rara dan Radit yang sedang mengobrol.
"Hai ra,dit. Lg ngobrolin apaa?" tanya Listia kepada mereka.
"Biasa lah ly. Oh iya, lo gak lupa bawa buah sama peralatan P3K nya kan?" tanya Rara.
"Engga dong. Nih ada di tas gue." ucap Listia tenang.Listia langsung membuka tas nya untuk mengambil tugas yang diberi oleh Pak Syarif kemarin. Tiba-tiba Listia kaget karena buah dan peralatan P3K tersebut tidak ada di dalam tasnya.
"Eh ra, kok buah sm P3K nya gak ada di tas gue ya? padahal tadi malem udah gue simpen disini." ucap Listia seraya menunjuk isi dalam tasnya.
"Lo gimana sih ly, harusnya lo teliti dong. Kalo udah kaya gini gimana? Nanti kita semua yang kena hukum." ucap Rara sambil melirik ke arah Radit.
"Gue bener-bener gak tau ra,dit. Tadi malem gue inget banget, semuanya gue simpen ditas." jelas Listia panik.
"Udah lo tenang ly, duduk dulu. Gini deh, karena ini kan tugas bareng-bareng. Kalo kita semua dihukum, yaudah kita harus ngejalanin hukumannya bareng-bareng juga." Radit menengahi.
"Gue gak mau ya dit, kan Listia yang lupa bawa tuganya. Kenapa kita juga yang harus kena hukuman." protes Rara.
Listia yang merasa bersalah hanya diam saja melihat Radit dan Rara berbicara. Bel pun berbunyi, murid dikelas Ki Hajar Dewantara sudah masuk semua. Tiba-tiba saja Pak Syarif masuk tanpa memberi salam terlebih dahulu.
"Anak-anak, kumpulkan tugas yang sudah saya berikan kemarin. Sekarang!" ucap Pak Syarif yang sepertinya sedang emosi.Anak-anak dengan cepat mengumpulkan semua tugas yang diberi oleh Pak Syarif itu. Terkecuali, kelompok pertama Listia,Rara, dan Radit. Mereka tidak mengumpulkan tugas tersebut. Listia yang merasa bersalah akhirnya menghadap ke Pak Syarif.
"Pak, kelompok saya lupa bawa tugas yang bapak kasih. Sebenernya saya yang lupa bawa tugasnya pak." jelas Listia pelan
Pak Syarif yang sedang emosi itu tiba-tiba menggebrak meja dihadapannya.
"Sekarang kamu pergi ke tengah lapangan. Kamu hormat didepan bendera sampai jam istirahat." ucap Pak Syarif keras.Listia yang sejak tadi sudah ketakutan akhirnya menuruti apa yang diperintahkan gurunya tersebut. Radit tidak tega melihat Listia dihukum, akhirnya dia izin keluar kelas. Radit langsung berlari menuju tengah lapangan untuk menemui Listia.
"Lo gapapa kan ly?" ucap Radit khawatir.
"Gue gapapa. Lo ngapain sih disini? Kalo Rara ngeliat lo gmna? Gue gak mau ya Rara cemburu ngeliat lo disini." kata Listia kesal.
"Gue khawatir ly sama lo. Rara gak akan kesini kok." jelas Radit yang dibalas oleh sikap cuek Listia.Bel istirahat sudah berbunyi, Listia kembali ke kelas dan langsung menghampiri Rara.
"Ra maafin gue yaa. Gue janji gak bakal ngulangin hal kaya gini lagi." ucap Listia manis."Iya Listiasafitri. Gue bakal maafin lo, asal lo bantuin gue biar bisa jalan bareng Radit." pinta Rara.
"Yaelah lo, kalo ada butuhnya doang baik-baikin gue." oceh Listia yang dibalas senyuman penuh harap Rara.
Bel pun berbunyi(lagi) yang berarti jam istirahat sudah selesai. Listia menghampiri tempat duduk Radit.
"Dit, lagi ngapain?" ucap Listia."Eh elo ly, ini gue lagi baca buku tentang Fisika." jawab Radit.
"Rajin banget lo. Oh iya dit, lo tau kan kalo Rara suka sama lo?" ucap Listia santai.
"Iya tau. Kenapa emangnya?" tanya Radit.
"Gue boleh minta tolong ga?" pinta Listia.
"Gue pengen bikin sahabat gue ini seneng. Plissss bantuin gue, lo ngedate sama dia, dit." mohon Listia."Tapi ly, gue kan.." ucap Radit yang langsung dipotong oleh Listia.
"Plisss dit,gue mohon." pinta Listia seraya memasang muka melas. Wkwk
Radit yang tidak tega melihat muka melas Listia, akhirnya menyetujui tawaran Listia. Dan karena rencananya sudah berhasil, Listia pun kembali ke tempat duduknya.
"Gue udah ngomong ke Radit, dia mau ra. Lo atur aja waktunya yaa atau gak nanti gue yang bilang sama dia lagi." jelas Listia."Yaudah ly, lo aja yang atur semuanya. Gue tinggal terima beres." ucap Rara sambil ketawa.
"Kebiasaan emang!" ucap Listia kesal.
Bel pulang sudah berbunyi. Murid-murid di SMK Garuda mulai berhamburan keluar sekolah. Begitupun Listia dan Rara.
Jangan lupa like,coment, dan share yaa.❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Friends
Teen FictionMakin dewasa, makin susah buat gue nyari temen yang bener-bener temen. "Gak tau malu banget ya lo, " "Lo salah paham, Ra." "Gue ngeliat pake mata gue sendiri ya. Jadi lo gak usah ngeles lagi."