Bagian 1 ( Terlambat )

229 12 0
                                    

"Firrr.. Sarapan dulu!!"

Alfira yang sedang sibuk siap-siap ke sekolah mendecak sebal, karena suara mamanya yang sangat keras.

Suara nyaring yang menurutnya dapat membuat telinga sakit ketika mendengarkannya. Tetapi, suara itulah yang ia rindukan ketika ia sedang berjauhan dengan mamanya.

Alfira dengan tergesa-gesa berlari untuk mengambil kotak bekal yang sudah disiapkan olah mamanya.

Ia memang selalu membawa bekal ke sekolah sejak SMP, tujuannya adalah agar uang jajannya tidak habis. Dengan begitu uang jajannya bisa ia tabung untuk membeli kebutuhan nya tanpa harus meminta uang kepada orang tuanya. Karena ia memang tidak mau merepotkan kedua orangtuanya.

Terlebih lagi ia sengaja mengumpulkan uang hanya untuk membeli novel. Alfira memang sangat menyukai novel, ia sampai rela tabungannya habis hanya karena ia ingin membeli novel kesukaannya. Jadi jangan ditanya seberapa banyak novel dikamarnya.

"Fira udah telat ma.. makannya nanti aja disekolah. Fira berangkat dlu yaaa! Assalamu'alaikum."

Ia lalu mencium tangan mamanya dan berlari keluar rumah dengan terburu-buru.

Mamanya yang melihat tingkah anaknya itu hanya menggelengkan kepala. Ia tidak habis pikir kelakuan anaknya itu tidak pernah berubah. Setiap pagi selalu saja merasa seperti di kejar harimau.

Padahal ia sudah membangunkan anaknya pagi sekali dan mengingatkannya jangan sampai terlambat sekolah. Tetapi karena kemalasannya, Alfira malah tidur kembali dan akhirnya bangun kesiangan.

-----------------------------------------------------------

Duh gimana nih, ga ada angkot yang lewat. Bisa-bisa telat nih. Batin Alfira.

Ia terus memerhatikan jalanan, siapa tahu ada angkot yang lewat ke arahnya. Alfira sudah berdiri hampir 10 menit, tapi angkot tetap saja tak kunjung lewat.

Ia semakin deg-degan, sebelumnya ia tidak pernah telat seperti ini. Alfira selalu on time setiap datang ke sekolah. Walaupun ia bangun kesiangan, ia tidak pernah sekalipun terlambat ke sekolah.

"Masa gue harus naik ojek." Ucap Alfira yang sibuk melihat jam tangannya.

Setelah capek menunggu angkot yang tak kunjung datang, tiba-tiba ada motor yang menghampirinya.

"Fir, lo mau bareng ga?"

Alfira yang sedang menatap ke bawah akhirnya menoleh ke sumber suara.
Ternyata orang yang mengajaknya barusan adalah temannya, Lisa Aurelia.

"Eh lis, boleh-boleh! Untung ada lo. Kalau ga ada gue bisa telat nih ke sekolah, bisa-bisa dihukum" kata Alfira.

"Yaudah cepat naik." Jawab Lisa.

Sesampainya di sekolah, ia dan lisa buru-buru lari menuju kelas mereka, karena 5 menit lagi bel pelajaran akan segera di mulai.

"Aw!!" Alfira meringis kesakitan.

Tenyata Alfira terjatuh di lantai.

Ia tidak melihat ke depan saat berlari karena terlalu fokus melihat jam di tangannya, sehingga ia tanpa sengaja menabrak seseorang.

Lisa yang merasa Alfira tidak berada dibelakangnya, lantas berbalik melihat alfira yang jatuh dan melihat seseorang didekatnya, lalu ia berlari menghampiri Alfira.

"Fir lo gapapa? Lo sih, lari ga liat-liat ke depan, nabrak orang kan." Panggil Lisa dan menoleh ke arah samping melihat orang yang ditabrak Alfira.

Lisa terkejut melihat orang yang ditabrak temannya itu.

"Gapapa gimana? Liat nih kaki gue lecet" jawab Alfira yang kesusahan berdiri.

"Sini gue bantu" ucap orang tersebut dan memberikan uluran tangan kepada Alfira.

Alfira yang sedang kesusahan berdiri, lantas menengok ke atas karena ada uluran tangan yang ingin membantunya. Ia terkejut, melihat orang yang ingin membantunya.
Jantung Alfira berdegup kencang, sampai ia berkeringat dingin, karena bertatapan dengan bola mata hitamnya.

Orang yang menatapnya yang tak lain adalah cowo yang diam-diam ia suka, yang selalu ia perhatikan dari jauh, dan juga yg selalu ia ceritakan kepada temannya Lisa. Nicholas Dirgantara.

Alfira mengenal Nicholas karena saat MPLS ia satu ruangan dengannya.

Pada saat MPLS, Nicho membantu Alfira saat ia diganggu oleh beberapa kaka kelas cowo di sekolahnya yang mencoba melakukan hal yang tidak sopan kepada Alfira. Alfira memang memiliki paras yang cantik, sehingga membuat kaum adam pun mengantri untuk mendekatinya. Lalu Nicho seperti malaikat yang datang dan menyelamatkannya dari cowo-cowo itu.

Semenjak itulah ia berteman dengan Nicholas dan jatuh hati padanya tanpa sepengetahuan Nicholas.

Alfira pun menerima uluran tangannya dengan gugup lalu berdiri walau sedikit kesusahan.

"Nich makasih ya. Maaf gue tadi nabrak lo. Gue ga liat ke depan." Kata Alfira yang masih gugup. Ia sebisa mungkin biasa saja di depan Nicholas.

"Jalan tuh liat depan. Lagian kenapa lari-larian, Telat?." Tanya Nicholas.

"Iya kan tadi gue udah bilang maaf. Udah tau telat malah nanya." Jawab Alfira.

Lisa yang mendengarkannya tersenyum jahil kepada Alfira.

Alfira yang melihat Lisa tersenyum jahil menatapnya, ia lalu memberikan tatapan tajamnya.

Alfira lalu melihat jam tangannya. Tepat bel berbunyi. Pelajaran pertama akan segera dimulai. Oh tidak!

"Nich gue duluan ya, gue buru-buru. Lis ayo!" Kata Alfira.

Nicholas lalu mengangguk.

Alfira yang mendapat anggukan darinya lalu menarik tangan Lisa dan berlari cepat menuju kelas.

"Huh, gue kira bakal ada guru." Ucap Alfira setibanya di kelas.

"Tau nya ga ada" tambah Lisa.

"Eh btw, tadi gimana nih tabrakan sama someone? Rasanya gimana?" Tanya jahil Lisa.

"Apaan sih Lis. Emangnya es krim ada rasa-rasaan. Eh tapi tadi gue deg-degan Banget. Apalagi pas dia bantuin gue berdiri. Jantung gue kaya mau copot." Jawab Alfira

"Modus lo ya? segala nabrak si Nich segala." Tanya Lisa dengan menaik-turunkan alis.

"Apaan sih lo! Orang gue ga modus. Tadi tuh gue bener-bener ga fokus liat depan, jadi gue nabrak. Tapi untungnya gue nabrak Nich. Gapapa deh kalau keseringan jatuh depan dia mah." Jawab Alfira kegirangan.

"Ah dasar lo mah, maunya." Kata Lisa sambil menyenggol tangan Alfira.

Dan ketika Alfira ingin membalas perkataan Lisa, pak Budi datang ke kelas untuk memulai jam pelajaran pertama.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang