Anak-anak pun yang sedang asik mengobrol berlarian menuju mejanya masing-masing.
"Selamat pagi anak-anak." Ucap Pak Budi ketika memasuki kelas.
"Pagi Pak!!" Jawab mereka semua serempak.
"Oke, kita lanjut materi kemarin, silahkan buka halaman 180."
Tak terasa waktu belajar biologi telah habis.
Dan bel istirahat pun berbunyi dengan nyaring di speaker kelas. Seluruh siswa berlarian menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.Tak terkecuali Alfira yang membawa bekal dari rumah pun ikut pergi ke kantin untuk menemani sahabatnya Lisa mengisi perutnya.
"Fir, ayo buruan. Gue laper nih!" Teriak Lisa yang tidak sabaran.
"Sabar kali. Gue juga laper." Jawab Alfira santai.
Setibanya di kantin, mereka terpaksa memilih duduk di pojok kantin karena meja makan lainnya sudah dipenuhi oleh manusia-manusia yang kelaparan.
"Fir, gue pesan baso dulu ya." Kata Lisa yang sudah beranjak pergi dari meja makan.
"Iyaa." Sahut Alfira sambil mengeluarkan HP miliknya.
Tidak lama kemudian, Lisa datang kembali dan duduk di depan Alfira dengan membawa semangkuk baso. Mereka langsung memakan makanannya. Saat mereka sedang asik makan, tiba-tiba fokus Alfira terahlikan ke seseorang yang sedang berjalan ke arahnya. Nicholas datang dengan teman-temannya yaitu Kiki, Alvaro, tristan.
"Hai Fir,Lis. Kita boleh gabung kan?" Tanya Kiki yang sudah duduk bersama teman-temannya. Termasuk Nicholas yang juga ikut duduk bersama teman-temannya itu.
"Gue kan belum ngizinin kalian duduk." Kata Alfira mengangkat alisnya.
"Lah Fir, lo ko gituh sih sama kita? Kantin udah penuh, trus kita mau duduk dimana? Kasihanilah kita." Jawab Alvaro memelas.
"Ya derita lo." Ketus Lisa.
"Lo jutek banget sih, cepet tua nanti." Jawab Alvaro.
Lisa hanya diam dan menatap alvaro dengan sinis. Alfira yang melihat Lisa dan Kiki hanya terkekeh pelan, ia memang tau temannya itu tidak pernah akur dengan Alvaro. Sahabatnya itu selalu ketus jika dia berbicara dengan Alvaro. Tapi, disisi lain Alfira tau bahwa Alvaro menyukai Lisa dan dia menunjukannya dengan cara mengusili Lisa atau sekadar membuat Lisa kesal.
Alfira mengetahunya dari Nicholas. Mereka memang sering curhat, entah itu Alfira yang curhat kepada Nich, ataupun sebaliknya Nich lah yang curhat kepadanya. Ya, mereka memang dekat sebagai teman. Mungkin hanya sebatas teman.
"Fir lo ko diem aja sih. Ngomong dong." Sahut Tristan.
"Ngomong apaan?" Tanya Alfira bingung.
"Ngomong apa kek, kasihan Nich dianggurin." Ucap Tristan terkekeh pelan.
"Iya, waktu ga ada orangnya lo, hmmpt." Ucap Lisa terhenti saat Alfira membekap mulut Lisa dengan tangannya.
"Eh Lis, kita kan ada tugas. Kita harus buru-buru." Kata Alfira mengalihkan pembicaraan dan bangkit dari tempatnya.
"Tapi, kita kan ga ada.. Aw!! Teriak Lisa karena kakinya di injak oleh Alfira.
"Buru-buru amat." Kata Nich yang dari tadi hanya diam mendengarkan.
"Tau nih." Jawab Lisa
"Eh iya nih kita lg buru-buru. Kita duluan ya! Ayo Lis." Tarik Alfira yang mulai meninggalkan kantin.
"Dasar aneh." Kata Nich cuek.
Nich memang aslinya cuek, ia hanya banyak bicara jika temannya atau Alfira yang mengajaknya ngobrol. Jika tidak, Nich akan diam. Nich juga curhat kepada Alfira bila cewe itu memaksanya untuk bercerita. Tetapi, Nich heran terhadap cewe itu. Ia selalu salah tingkah bila bertemu dengannya. Tidak seperti di chatannya, Cewe itu lebih banyak ngomong dengannya, atau bisa dibilang cerewet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile
Teen Fiction"Hal tersulit yang aku terima adalah ketika kamu memilih dia untuk mengisi hatimu." >-< Ini cerita tentang seorang siswi yang menjadi idola sekolah bernama Tifanny Alfira kelas XI IPA 2 yang sering dipanggil dengan sebutan Fira. Ia menyukai teman s...