PART 9

367 31 0
                                    


"Brukkkkkk !!"

Randy langsung memukul cermin di hadapannya. Cermin itu pecah dan hancur !! Sama seperti hatinya kini. Darah segar mengalir dari tangan kekarnya itu. Namun ia menghiraukannya, seperti tak mengenal rasa sakit.

Mendengar kegaduhan itu, Tante Aulia segera mengetuk pintu kamar Randy.

"Tok . . Tok . . Tok . ."

"Ran, Randy . . Kamu kenapa nak?" tanya tante aulia di luar sana.

Randy menarik nafasnya, mengontrol emosinya.

"Enggak kok mah, enggak apa-apa. Randy baik-baik aja, tadi Randy gak sengaja jatuhin bingkai foto. Mama gak usah khawatir" alasan Randy. Ia tak membuka pintunya, jika ia buka mamanya akan marah dan menanyakan berbagai hal, randy tahu itu.

"Syukurlah jika kamu tak apa-apa."

***

Hari ini adalah hari keberangkatan Dinda dan Rizky ke Korea Selatan. Dinda terlihat antusias berkunjung ke negeri gingseng itu. Tante Aulia, Tante Maeeva dan Randy mengantarkan kepergian mereka ke Airport.

"Bang, tangan abang kenapa?" Tanya Rizky ketika melihat sebuah perban melekat di tangan Randy

"Oh, ini? Bukan apa-apa, hanya luka kecil. Kemarin gak sengaja jatuhin bingkai foto. Alhasil, tangan gue kena serpihan kaca." dusta Randy.

"Ouh, gue titip mama sama papa ya bang, jaga mereka selama gue di Korea. Titip mama maeeva juga." Ucap Rizky

"Pasti, pasti gue jagain. lo tenang aja." ucap Randy meyakinkan.

"Kamu juga harus jagain Dinda disana." ucap tante maeeva

"Jangan lupa kirim mama cucu." ucap tante aulia membuat Dinda dan Rizky terdiam tak bisa menjawab apa-apa.

"Harusnya gue yang ada disamping Dinda, gue yg harusnya jagain Dinda, bukan Rizky." Batin Randy

"Ya udah mah, kita berdua pamit, pesawatnya sebentar lagi berangkat." Ucap Dinda mencium tangan Tante Aulia dan tante Maeeva diikuti Rizky

"Kalian hati-hati yaa." ucap Tante Aulia

***

Saat ini Dinda dan Rizky duduk di kursi bisnis, di dalam pesawat. Pesawat baru lepas landas sekitar 30 menit yang lalu. Tak ada pembicaraan antara Rizky dan Dinda. Rasa bosan merasuki Dinda. Ia mengalihkan pandangannya ke jendela pesawat melihat gumpalan awan, namun tetap saja membosankan.

"Ky, duduk di pesawat ngebosenin juga ya?" gumam Dinda

"Lo cuma perlu tidur, sampe pesawat ini mendarat di Seoul." Saran Rizky. Dinda hanya memanyunkan bibirnya dan terdiam, sepertinya tidur memang lebih baik. Selang beberapa menit, Dinda telah terjun ke alam mimpinya.

"Dasar Juti ! Juragan tidur ! Tidurnya cepet amat. Lebih baik Lo tidur deh, dari pada ngoceh mulu. Sakit kuping gue." Rizky menyandarkan kepala Dinda di bahunya.

Perjalanan Indonesia - Korea memakan waktu cukup lama. Dinda bangun dan sedikit menggeliat. Tangan kanan Dinda terantuk sesuatu. Dinda mendengar seseorang disampingnya menggaduh pelan.

"Aduhh . . . Bisa diem gak sih Lo?" Siapalagi kalau bukan Rizky

Dinda membenarkan posisi duduknya dan mengucek matanya.

"Udah sampe belum nih?" tanya Dinda

"Belum, bentar lagi."

Dan . . .

"Buggghhh . . ."

Dinda menjatuhkan kepalanya ke bahu Rizky dan tidur lagi.

"Ya elahhh . . . Ini anak malah tidur lagi !!" ucap Rizky

Rizky melirik Dinda disampingnya. Wajah Dinda terasa dekat sekali. Hembusan nafas Dinda terasa, membuat leher Rizky seperti tersengat aliran listrik. Berkali-kali Rizky membenarkan posisi tidur Dinda, namun tetap saja Dinda terjatuh di bahunya.

"Nyesel gue jadiin bahu gue bantalnya. Huh !" dengus Rizky

Tapi beruntungnya, bunyi pesawat mendesing. Suara pramugari dari pengeras suara. Sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Incheon. Rizky segera membangunkan Dinda.

"Heh, Din, bangun ! Udah mau nyampe nih !" Ucap Rizky menepuk pipi Dinda.

Dinda membuka matanya. Membenarkan posisi duduknya dan mengumpulkan nyawanya. Ia baru ingat, tadi ia tidur pulas di bahu Rizky.

"Ky, tadi gue ngorok gak? Atau gue ngiler?" tanya Dinda

"Iya ! Tadi Lo ngorok, Lo ngiler ke baju gue." celetuk Rizky

"Hah? Yang bener? Masa sih? Coba gue lihat baju Lo ! Gak ada bekas iler kan? Lagian gak mungkinlah cewek secantik gue ngorok sama ngiler !" ucap Dinda

"Diem gak? Atau gue tinggalin Lo di pesawat !" ancam Rizky membuat Dinda langsung menutup mulutnya.

***

Rizky menoleh ke sekitar Bandara mencari utusan Tante Aulia. Dinda sendiri duduk diatas kopernya. Tubuhnya tampak menggigil. Seoul sangat dingin sekali.

"Dinda . ." Sahut Rizky. Dia membawa seorang wanita paruh baya dan dinda juga mengenalinya.

"Tante Ira . ." pekik Dinda getir.

Tante Ira adalah teman Tante Aulia, Dsainer busana pernikahan Dinda dan Rizky yang pernah Tante Aulia ceritakan waktu itu. Dia telah menyelesaikan beberapa busana pengantin rancangannya dan meminta Rizky Dinda untuk menjadi modelnya.

"Ky, kayaknya Dinda kedinginan deh ! Kita langsung bawa dia aja ke Mobil." Ucap tante Ira merengkuh tubuh Dinda.

Tante Ira langsung mengantar Rizky dan Dinda ke appartement.

***

Rizky membuka pintu kamarnya. Mendudukan Dinda di tepi tempat tidur. Ia membuka kopernya dan memberikan mantel hangat pada Dinda. Rizky baru ingat, Dinda tak kuat menahan Dingin.

"Lo istirahat dulu, biar gue buatin teh hangat." ucap Rizky.

Dinda membaringkan tubuhnya dan menarik selimut. Ia benar-benar tak tahan dingin.

Tak lama kemudian, Rizky datang membawa secangkir teh hangat.

"Minum dulu teh nya." ucap Rizky.

Dinda mengangkat sedikit kepalanya dan meneguk teh buatan Rizky.

"Puihhhh . . ." Dinda memuntahkan teh nya tepat di baju Rizky.

"Arraghtt . . Apa-apaan sih Lo?" Rizky terlihat kesal.

"Lo yang apa-apaan? Lo mau ngeracunin gue, hah?" Dinda juga tampak kesal.

"Maksud Lo apa? Lo harusnya berterimakasih ! Gue udah buatin teh buat Lo." Rizky

"Teh buatan Lo ASIN tau gak !"

"Masa sih?" Rizky tampak tak percaya.

"Cobain aja sendiri !"

Rizkypun meneguk tehnya. Dan . . .

"Puihhhh . . ." Ia juga memuntahkannya. Tehnya benar-benar asin.

"Lo bisa bandingin gula sama garam gak sih?"

"Ya maaf tadi gue buru-buru. Takut Lo kenapa-napa." Ucap Rizky

"apa? Lo takut gue kenapa-napa? Lo khawatir sama gue?" Dinda mengulang kalimat yg Rizky Lontarkan

"Jangan Kegeeran dulu ! Kalau Lo kenapa-napa, gue juga kan yang repot? Udalah mendingan Lo istirahat, nanti sore jadwal pemotretan busana wedding Tante Ira. Gue mau mandi dulu, baju gue kotor." Ucap Rizky melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Janji HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang