PART 8

389 28 0
                                    


Dinda datang di tengah pembicaraan Rizky, Randy dan Tante Aulia. Wajah Dinda terlihat kaget ketika melihat sosok Randy di hadapannya, begitupun dengan Randy ia terdiam tak bisa berkata apa-apa kala melihat wanita yang datang menghampirinya.

"Dinda, ini Randy kakaknya Rizky. Ran, ini dinda ISTRI RIZKY." ucap tante aulia.

Jlebbbbb . . .

Bagai ditusuk pisau yang teramat dalam hati Randy kala mengetahui istri Rizky adalah Dinda, kekasihnya dahulu. Dinda adalah wanita yang Randy tinggalkan 3 tahun lalu. Dinda adalah wanita yang hendak ia jadikan istri dan ibu bagi anak-anaknya. Dindalah calon istri yang ia sebut-sebut di hadapan Rizky dan tante Aulia. Dan kini ia harus menerima kenyataan pahit bahwa Dinda adalah istri dari adiknya sendiri.

Sementara Dinda, ia juga sangat terkejut melihat sosok kekasihnya yang hilang muncul kembali dan menjelma menjadi seorang kakak. Mata Randy dan Dinda tampak berkaca-kaca, namun sepertinya keduanya menahan air mata itu agar tidak terjatuh.

"Kenapa diem ? Salaman dong!" ucap Rizky membuyarkan lamunan Dinda dan Randy.

"Ouh hmmm . . Saya Dinda Nazar Kirana, istrinya Rizky. Senang bisa bertemu dengan kakak." Ucap Dinda mengulurkan tangannya

"Saya Randy." Randy menyambut tangan Dinda dan tersenyum miris.

Dinda dapat melihat raut wajah kecewa di wajah Randy. Ia dapat merasakan rasa sakit yang Randy rasakan. Sesaat kemudian dinda melepaskan tangannya.

"Ehh makanannya dimakan dulu, nanti keburu dingin." Ucap Tante Aulia.

"Asyik, makan masakan mama. Pasti enak, di Jerman mana ada masakan kayak gini, iya gak bang?" tanya Rizky

Randy hanya mengangguk. Matanya tertuju pada Dinda. Dinda merasa Risih berada dalam satu situasi bersama randy.

"Ran, tadi kamu sempat membicarakan calon istri? Siapa namanya? Ajak dong kesini ! Mama pengen ketemu." ucap tante aulia

"Gadis itu ada disini mah, dia di hadapan mama sekarang." Batin Randy

"Bang, kok diem? Kenapa? Kapan bawa calon istri Lo kesini?" tanya Rizky sambil memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Enggak, enggak apa-apa. Kayaknya, gue gak jadi bawa dia kesini. Mungkin dia udah lupain gue sekarang karena gue terlalu lama ninggalin dia, mungkin dia udah nemuin pengganti gue, atau bahkan dia udah nikah sama orang lain." Ucap Randy membuat Dinda tersedak.

"Uhukkk . . . Uhukkk . . ."

"Dinda, kenapa? Minum dulu . . . Makanya, makan itu pelan-pelan." Tante Aulia memberikan sebuah gelas berisi air.

Dinda meraihnya dan meminumnya. Dinda tahu betul bahwa gadis yang Randy maksud adalah dirinya. Ia menarik nafasnya, berusaha seolah tak ada apa-apa dalam keadaan seperti ini.

"Loh kok jadi nyerah gini sih ? Abang kan yang bilang, kalau abang gak akan nyerah buat dapetin tu cewek ! Lo belum nemuin dia kan? Dia pasti seneng, Lo udah balik ke Indonesia." Ucap Rizky

"Ran, kamu harus bawa dia ke hadapan mama. Biar mama nilai calon istri kamu. Kalau dia kurang cocok sama kamu, mama bisa cariin penggantinya." Ucap tante Aulia

"Maksud mama mau ngejodohin Bang Randy sama wanita pilihan mama juga? Sama kayak mama jodohin aku, gitu?" Tanya Rizky

"Kenapa enggak? Toh itu semua untuk kebahagiaan anak-anak mama juga kan?" Tante Aulia

"Enggak mah, kebahagiaan aku cuma satu, yaitu dinda." batin Randy

"Mah, kayaknya Dinda sama Rizky pulang duluan aja ya. Soalnya ada beberapa hal yang belum kita siapkan untuk berangkat besok ke Korea." ucap Dinda berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Pulang ??? Bukannya udah semua ya ???" Rizky tampak heran.

"Kamu lupa ya? Kemarin kita belum beli kaus tangan, kaus kaki, sepatu hangat sama syal. Di Korea kan musim dingin. Kamu sendirikan yang bilang?" Dinda mencari-cari alasan untuk segera pergi.

"Habisin dulu makanannya." ucap Tante Aulia

"Kita lagi buru2 mah, kita pamit ya mah, kita pamit kak." Dinda pamit pada Tante Aulia dan Randy.

***

Dinda tak habis fikir akan bertemu lagi dengan Randy. Dan malangnya, Randy adalah kakak Rizky yang berarti kakaknya pula. Dinda menatap kosong ke depan. Rizky yang terlihat begitu konsentrasi menyetir, menoleh ke arah istrinya itu.

"Lo kenapa bengong? Biasanya ngoceh mulu? Abis Makan Lem ya gak bisa ngomong?" tanya Rizky

"Mau bengong, mau ngoceh, terserah gue dong ! Masalah buat Lo?" Jawab Dinda

"Biasa aja lagi jangan galak gitu. Kaya harimau sumatera tau !"

"Biarin . . . Oh ya, Lo gak lupa sama janji Lo kan? Beliin gue cupcake, ice cream sama Lollypop?" ucap Dinda mengingatkan.

"Gue gak pikun ! Gue inget. Abis belanja, kita beli. Bawel banget sih ini anak !" ucap Rizky geram.

***

Dinda dan Rizky tengah berada disebuah kedai Ice Cream usai menyempurnakan peralatan yang akan dibawa ke Korea.

"Mau Ice Cream rasa apa?" tanya Rizky

"Coklat, Vanilla, sama Strawberry. Bungkus aja, makannya di rumah." ucap Dinda begitu antusias

"Loh, kok banyak banget? Satu aja !! Rakus bener?" protes Rizky

"Jangan banyak protes !! Buruan pesen, kalau enggak gue jitak kepala Lo !" ancam Dinda

"Ini cewek lama-lama ngeselin ya !!"

"Lollypop sama cupcakenya jangan lupa!"

"Yang ada, gue yang bakalan ngejitak kepala Lo! Ngoceh terus!"

***

"Brakkk!!! Brakkk!!!"

Randy membanting semua barang yang ada di kamarnya. Ia melupakan segala amarahnya. Ia tak bisa menerima kenyataan pahit ini !!

"Araggggghtttt . . ." teriak Randy penuh kekecewaan, hatinya begitu rapuh.

"Kenapa harus Rizky? Kenapa harus dia yang rebut Dinda? Kenapaaa?" Jerit Randy. Ia berbicara pada pantulannya di cermin.

"Brukkkkkk !!"

Randy langsung memukul cermin di hadapannya. Cermin itu pecah dan hancur !! Sama seperti hatinya kini. Darah segar mengalir dari tangan kekarnya itu. Namun ia menghiraukannya, seperti tak mengenal rasa sakit

Janji HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang