PART 3

500 35 0
                                    


Dinda masih berdiri mematung dipinggir tempat tidur.

"Lo mau tidur sambil berdiri? Takut sama gue?" tanya Rizky

Dan . . .
"Jprettttt . . . ."
Belum sempat Dinda menjawab, tiba-tiba lampu mati.

"Aaaaaaaaaaaaa . . ." Dinda berteriak histeris dan refleks memeluk tubuh Rizky.

"Gue takut gelap Ky, gue takut . . . ." Panik Dinda

"Lo tenang dulu, lampunya bentar lagi nyala kok !" Ucap Rizky menenangkan

"Gak bisa, gue takut . . ." Rizky dapat merasakan kausnya basah. Dinda ternyata menangis.

"Gue ada disini, jangan takut. Jangan nangis. Gue gak kemana-mana." ucap Rizky

"Gue trauma sama gelap, gue takut . . . Hiks . . . Hiks . ." Tangis dinda menjadi-jadi.

"Jangan tambah mewek dong !! Aduhh . . . Gue jadi bingung !!" Rizky menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu.

"Udah gue bilang kan gue takut ! ambil lilin atau senter gitu supaya gak gelap gini ! Hiks . . . Hiks . . ." Dinda semakin mengeratkan pelukannya.

"Iya, iya, Lo tenang dulu." Akhirnya Rizky membalas pelukan Dinda mencoba terus menenangkan gadisnya.

"Gimana gue bisa tenang dalam keadaan kayak gini coba ?"

"Makanya tarik nafas dulu, pejamin mata Lo. Bayangin, kalau Lo ada di suatu tempat yang terang banget. Buang semua ketakutan Lo. Setidakanya itu bisa buat Lo tenang." ucap Rizky

Dinda mencoba memejamkan matanya menenggelamkan wajahnya di dada Rizky. Membayangkan sebuah tempat yang terang. Dan benar saja, isak tangisnya tak terdengar lagi.

"Sekarang Lo tenang kan?"

Dinda menganggukkan kepalanya.

***

Tak lama kemudian, lampu menyala. Dinda membuka kedua matanya yang tadi sempat ia pejamkan.

"Akhirnya, nyala juga." Senyum mengembang dibibir Dinda.

"Ehemm . . . Kayaknya ada yang keenakan meluk gue deh ! Lo yakin kita bakalan tidur dalam keadaan kayak gini?" Sindir Rizky.

Dinda langsung melepaskan pelukannya.

"Idihhh . . . Amit-amit !! Tadi itu gue refleks meluk Lo karena gue takut gelap. Dulu waktu kecil, temen2 gue pernah ngurung gue digudang sekolah dan gudangnya gelap banget. Disana gue cuma sendiri, dan cuma bisa nangis berharap ada orang yang bukain pintu. Tapi untungnya, penjaga sekolah dateng." Jelas Dinda.

"Gue gak peduli alasan Lo trauma sama gelap ! Bukan urusan gue ! Udah ahh, gue ngantuk mau tidur." Ucap Rizky membaringkan tubuhnya ditempat tidur.

Selang beberapa menit, Rizky telah terbang jauh ke alam mimpi. Sementara Dinda, masih berdiri mematung.

"Bahaya kalau gue tidur disini, mata gue udah 500 watt. Udah ngantuk banget. Oh ya, gue ambil aja sapu buat senjata. Jaga-jaga aja takut terjadi apa-apa." Ucap Dinda mengambil sapu disudut kamar dan meletakkannya disamping tempat tidur.

***

Pagi menjelang, sinar mentari masuk kecelah-celah jendela kamar. Mengusik seorang dara jelita. Dinda membuka matanya, menatap langit-langit kamar. Namun Dinda merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Mendekapnya dari belakang. Oh My God itu tangan Rizky !

"Aaaaaaaaa . . . ." teriak Dinda seperti kucing kejepit pintu, tangannya meraih sapu disampingnya dan memukuli tubuh Rizky dengan sapu itu. "Bruk ! Bruk !"

"aduh . . Duh . . . Apa-apaan sih ini ?" Rizky terbangun dan berusaha menahan pukulan dinda dengan bantal.

"Keterlaluan !! Mencari kesempatan dalam kesempitan !!" Dinda tampak kesal dan terus memukuli tubuh Rizky.

"Apa-apaan sih Lo? Gue gak ngerti?" Rizky sepertinya tak sadar apa yang telah ia lakukan karena dalam keadaan tidur.

"Iiihhh . . . Dasar Reseee ! Gue harus kasih Lo pelajaran ! Seenaknya aja meluk-meluk gue !" Amarah Dinda

"Pletakkkk !!" Pukulan Sapu itu mengenai kening Rizky. Alhasil Rizky merintih kesakitan.

"Awww . . . . Aduhhhh sakitttt . . ." Rizky memegang keningnya dan tampak kesakitan.

Dinda kaget dan langsung melemparkan sapu yang dipegangnya ke sembarang tempat.

"Aduhhh . . . Sorry sorry ! Gue gak bermaksud pukul kening Lo ! Sakit yaa?" tanya dinda panik.

"Pake nanya lagi ! Pasti sakitlah !" kesal Rizky.

"Sini gue lihat keningnya." Ucap Dinda

Rizky membuka tangannya yang menutupi keningnya.

"Ya ampun biru ! Bentar ya, Lo tunggu disini biar gue kompres." Dinda segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Dasar cewek galak ! Tega banget sih dia pukul suaminya sendiri !" Celetuk Rizky.

***

Dinda kembali ke kamar dan berniat mengompres kening Rizky.

"Ini semua gara-gara Lo !" ucap Rizky menyalahkan.

"Gue minta maaf." balas dinda yang duduk disamping Rizky

"Pertama Lo lempar gue pake High hells dan buat kaki gue sakit, kedua Lo kerjain gue pake kaos kaki busuk dan sekarang Lo pukul gue pake sapu. Stresss ya Lo?" Ucap Rizky tak henti-henti

"Itu semua juga karena ulah Lo sendiri !! Pertama Lo teriak2 minta makan dan buat gue kesel, harusnya Lo bisa minta baik-baik kan? kedua Lo mau ngerjain gue dengan pura2 pingsan supaya dapat nafas buatan dari gue ! Dan ketiga, Lo peluk2 gue dari belakang waktu gue tidur ! Gue gak suka !" Ucap Dinda

"Jadi itu alasan Lo? Alasan pertama dan kedua bisa gue terima Lah ! Tapi alasan ketiga gak bisa gue terima ! Sekarang gue mau nanya sama Lo, kita itu udah nikah jadi sah-sah aja dong kalau gue peluk Lo? Gak haram kan? Terus waktu mati lampu Lo meluk gue juga kan? Apa gue marah? Apa gue mukulin Lo pake sapu? Enggak kan?" Tanya Rizky bertubi-tubi.

"Gue waktu itu panik, makanya gue refleks meluk lo !" Dinda tak mau kalah

"Lalu apa bedanya sama gue yang meluk Lo? Gue juga refleks meluk Lo karena gak sadar ! Karena gue dalam keadaan tidur." Ucap Rizky

"Haduhhh ! Iya, iya, gue yang salah ! GUE SALAH ! GUE MINTA MAAF ! PUAS LO ?" Akhirnya Dinda menyerah dan meminta maaf.

"Minta maafnya yang ikhlas dong !" goda Rizky

"Huhhh !" Dinda mendengus mengambil nafas panjang dan membuangnya.

"Rizky, gue minta maaf. Gue ngaku salah, lo mau maafin gue kan?" ucap dinda dengan manisnya

"Maafin gak ya?? Kompres kening gue dulu ! Tanggung jawab Lo !" tuntut Rizky.

"Dasar manja !" keluh Dinda

Janji HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang