PART 32

317 20 0
                                    


"Siapa?" tanya Rizky yang tengah memainkan ponselnya

"Pinka ! Dia ngundang kita ke pesta ulang tahunnya lusa." jelas dinda

"Pesta ulang tahun?"

"Iya, temanya itu pesta dansa! Dan gue gak bisa dansa !"

"Hahaha . . . Lo gak bisa dansa?" Rizky mentertawakan

"Jangan ngetawain gue !! Pokoknya, Lo harus ajarin gue dansa !" Rengek Dinda

"Ogah !"

"Ayolah, ajarin gue !! Aduhhh . . Arraghtt . . .  . . ." Dinda tiba-tiba merintih

"Din, dinda ! Lo kenapa? Perut Lo sakit lagi?" panik Rizky

"Aduhhh . . . Please Ky ajarin gue dansa, gue mohon . . . !!!"

"Iya, iya. Itu urusan nanti, lebih baik kita ke rumah sakit sekarang ! Perut Lo bermasalah." Rizky tampak khawatir

"Tapi Lo harus ajarin gue dansa."

"Iya nanti gue ajarin !"

"Seriusan? Asyikkkkk . . . ! Gue bakalan bisa dansa !" dinda tampak sumringah.

Rizky menatap Dinda heran.

"Bukannya tadi Lo sakit perut?" tanya Rizky mengerutkan dahinya.

"Hahaha . . . Gampang banget sih di bohongin? Gue cuma pura-pura sakit aja ! Sumpahh . . Wajah Lo lucu waktu lagi khawatir gitu. Haha . ." tawa dinda

Rizky terdiam, menatap mata dinda tajam.

"Kenapa Lo? Marah sama gue? Nyatai aja kali ! Gue kan cuma bercanda doang ! Gitu aja ngambek !" ucap dinda seolah tak berdosa

"Bercanda Lo bilang ???"

"ya Iya !"

"Lo mikir gak sih, tadi gue ketakutan setengah mati tau gak? Gue khawatir bgt sama keadaan Lo ! Gue fikir tadi Lo bener2 sakit perut. Tapi Apa ? Lo malah bohongi gue dan menganggap semua ini bercanda !" Rizky terlihat kesal

"Biasa aja dong, gak usah lebay dan over gitu !!"

"Jangan pernah bercanda soal ini lagi ! Jangan jadiin rasa sakit Lo sebagai bahan bercandaan ! GAK LUCU !" Ucap Rizky berlalu meninggalkan dinda.

***

Rizky keluar dari kamar dengan perasaan kesal karena Dinda membohonginya. Menurutnya, ini keterlaluan. Tak lama, seorang pelayan datang menghampirinya.

"Permisi tuan . ."

"Ada apa?" tanya Rizky

"Ada Nyonya Aulia dan Nyonya Maeeva datang kemari."

"APA ? Mama aulia dan mama maeeva dateng?" kaget Rizky

"Iya tuan, mereka menunggu di ruang tamu."

"Dari mana mereka tau kalau saya dan dinda sudah pulang dari Korea?"

"Saya yang memberi tahu, tuan."

"Aduhhh, kenapa kamu kasih tau sekarang?"

"memangnya kenapa, tuan?"

"Sudahlah, mendingan kamu siapin minum, bilang sama mereka tunggu sebentar nanti saya dan dinda datang."

"Baik, tuan . ."

***

Tante Aulia dan Tante Maeeva tengah duduk santai di ruang tamu.

"Kenapa Rizky dan Dinda tidak memberi tahu kita kalau mereka sudah pulang dari Korea?" tanya tante maeeva

"entahlah mbak, mungkin mereka lelah ! Harusnya kita jangan ganggu mereka dulu. Biarkanlah mereka istirahat." jawab tante aulia

"tapi saya udah gak sabar, kangen sama mereka. Saya juga ingin dengar kabar kehamilan Dinda."

"semoga Dinda positif hamil yaa mbak."

"Iya semoga aja. Oh ya, kejutan kamar bayi dan baju hamil untuk dinda sudah di persiapkan?"

"Iya tenang aja mbak, semuanya udah siap. Walau kesannya mendadak."

Salah satu Pelayan di rumah Rizky datang membawa minuman ditengah pembicaraan tante aulia dan tante maeeva.

"permisi nyonya, ini minumannya. Silahkan diminum. Nyonya dinda dan tuan rizky segera datang." pelayan

"Iya, terimakasih." tante aulia

"kalau begitu saya pamit ke belakang."

"Silahkan . . ." tante maeeva

***

Rizky memasuki kamar dan menutup pintunya rapat. Terlihat dinda tengah duduk ditepi tempat tidur.

"Ngapain Lo kesini? Bukannya tadi Lo marah ya, sama gue? Ngapain nyamperin gue? Mau ngajak ribut lagi?" Bidik dinda

"Gak ada waktu buat berantem. Ini gawat !" Ucap Rizky pelan

"Gawat apanya?"

"Sssttttt . . . Jangan berisik ! Pelan aja ngomongnya ! Di luar ada mama Lo sama mama gue." ucap Rizky

"Apa ? Mama dateng kesini?"

"Iyaa, mereka pasti nanyain soal cucu."

"Haduhh . . . Gitu aja ribet ! Gue kan udah pernah bilang sama Lo, kalau mereka nanya soal cucu, jawab aja kita udah berusaha tapi belum ada hasilnya."

"Gue gak mau ngecewain mama !"

"terus harus gimana lagi? Apa perlu, gue pura-pura hamil supaya gak ngecewain mama?" tanya dinda

"Jangan ! Bisa tambah ribet urusannya."

"ya udahlah, kita jawab sesuai apa yang gue bilang barusan ! Udah yuk, kita temui mama. Gak enak kalau kita tinggal lama."

***

Randy baru saja tiba di Jakarta. Ia berharap agar bisa bertemu Dinda lagi dan merebutnya dari Rizky. Di geretnya koper hitam besar menuju rumahnya. Tak ada siapa-siapa ! Hanya ada seorang pembantu rumah tangga yang membukakan pintu dan memberi tahu bahwa nyonya rumah sedang menemui Rizky dan Dinda.

"Mama menemui Rizky dan Dinda? Ternyata benar, mereka sudah pulang." gumam Randy menghempaskan tubuhnya di sofa.

***

Perasaan gugup melanda dua pasangan muda, pertanyaan-pertanyaan aneh melayang di fikiran keduanya. Rizky dan Dinda melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, menemui dua wanita paruh baya yang tengah duduk menikmati segelas orange juice.

"Mama . . ." sahut dinda

"Dinda, rizky ! Akhirnya anak mama sudah pulang !!" tante maeeva langsung memeluk Dinda dan Rizky di ikuti tante aulia dibelakangnya.

"Gimana kabar kalian? Kenapa kalian tidak memberi tahu kami jika kalian akan pulang?" tanya tante aulia

"Kabar kita baik kok, mah. Kita gak mau repotin mama terus. Nanti kalau kita kasih tau, mama juga yg repot jemput kita di bandara." jelas Rizky

"Kalian itu gak pernah repotin mama !! Tapi syukurlah kalau kalian baik-baik aja !! Gimana honeymoonnya? Udah ada tanda-tanda?" tanya tante aulia membuat Rizky dan Dinda mati kutu.

"Kalian ditanya tuh sama aulia, kenapa diem aja? Udah ada tanda-tanda kehamilan belum?" sambung tante maeeva

"Hmmm . . . Soal itu . . ." Rizky terlihat ragu menjawab

"Tenang aja mah, kita udah berusaha kok. Tapi memang Belum ada tanda-tanda sih." Ucap dinda

"Syukurlah kalau kalian udah berusaha. Semoga hasilnya positif. Kita juga udah siapin kejutan untuk kalian." tante maeeva

"Kejutan? Kejutan apa?" tanya rizky yang tampak penasaran

"kalian ikut kami . . ." tante aulia menuntun Rizky dan Dinda menuju sebuah ruangan yang tak jauh dari kamar Dinda dan juga Rizky.

.
.
.
.
-to be continued-

Janji HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang