ENAM

1.3K 28 1
                                    

"Kesedihan memang datang tanpa diduga, tanpa bisa dimengerti, dan tanpa bisa dipahami"

Hijrah Cinta

🌸🌸🌸

Keesokan harinya, aku mendapati sebuah perasaan yang tidak biasa aku rasakan disekolah, "oh Allah ada apa ini?". Berjam jam yang aku lewati hari itu terasa sangat lama dan ingin rasanya cepat cepat pulang.

Lalu saat jam menjelang pulang sekolah, aku dipanggil oleh salah seorang guru jika aku telah dijemput oleh kakaku untuk pulang. Dan guru itu mengizinkanku untuk pulang terlebih dahulu. Entah apa yang kakaku bicarakan dengan guru itu yang pasti setelah selesai itu aku diajak pulang oleh kakaku.

Aku berharap semua yang aku pikirkan tidak menjadi kenyataan.

Dalam perjalanan pulang aku bertanya kepada kakaku "ada apa si mas, ngga biasanya loh maa jemput putri ?" Kakaku tidak menjawab seakan akan menyembunyikan sesuatu dariku.

Sesampainya dirumah, aku di perintah oleh mamah untuk berganti baju. Ternyata tidak ada apa apa yang terjadi di rumah. Syukurlah.

Setelah aku keluar dari kamarku, mamahku langsung memelukku dengan isak tangis yang aku tidak tau apa maksudnya. "Ada apa si mah?" Mamahku menjawab dengan suara tangisan yang aku tidak tega.

"Putri, kamu janji setelah mamah bicara apa alasan mamah menangis kamu ngga akan menyalahkan dirimu sendiri?" akhirnya mamah mulai berbicara.

"Iya mah, putri janji. Mamah kenapa? Putri ada salah sama mamah sampe buat mamah nangis?" Aku bertanya. Mamah belum juga menjawab. Entahlah apa yang sedang dipikirkan mamah.

"Kiki"

"Iya mah. Kenapa kiki? Nanti kiki kesini kok mah. Tadi bilang mau jemput putri tapi putri udah dijemput sama mamas duluan" jelasku pada mamah.

"Kiki..."

"Iya mah kenapa?"

"Kiki meninggal put" kata mamah dengan tangisan.

"Apa mah? Mamah jangan becanda gitu dong mah? Tadi pagi kiki masih nganter putri sekolah. Putri ngga percaya mah. Putri ngga percaya." Kataku sambil duduk di sofa ruang tamu.

"Put..." kata kakaku dengan sebuah kepercayaan.

"Mah?" Tanyaku pada mamah yang kemudian dianggukan oleh mamah.

Isak tangisku mulai meledak begitu mamah mengangguk. Aku langsung bertanya kepada kakaku dengan pertanyaan yang sama dan kakaku pun menjawab dengan jawaban yang sama pula

"Huwaaaaa. Mamah ngga mungkin mah ngga mungkin kiki pergi ngga mungkin mah" kataku dengan menangis di dalam pelukan mamah.

Lalu dengan aku yang berpakaian seadanya, aku langsung mengajak kakaku pergi kerumah kiki dengan aku yang sedang menangis menggebu.

Sesampainya dirumah kiki, aku langsung menuju ke dalam dan menemui tante yang sedang berbaring pucat diatas tempat tidur.

"Tante ada apa ini? Ini semua becanda kan tante?". Tanpa banyak bicara, tante langsung memeluku dan menangis di pundakku seraya mengakatan "maafkan kiki put kalo kiki ada banyak salah sama kamu". Aku pun hanya mengangguk dan menangis.

Dan beberapa keluarganya saling memberikan semangat dan ketegaran padaku dan tante agar bisa mengikhlaskan kiki.

Beberapa menit kemudian mobil ambulans dari rumah sakit datang dan meletakan jenazah kiki di ruang tengah dengan diantar oleh para sahabatnya.

"Ki, bangun ki" kataku pada kiki sambil memegang tangan pucatnya.

"Kamu bilang mau jemput aku sepulang sekolah? Kok kamu malah mengajaku datang kerumahmu dengan kamu yang seperti ini sekarang?" Kataku pada kiki dengan tangisan tak hentinya.

*****

"Put, ayo kita berikan hadiah terakhir buat kiki" ajak tante Ani (tante kiki)

"Hiks tante hiks. Secepat inikah tante?" Tantaku pada tante Ani dengan tangisan.

"Sudah sudah sayang. Ini semua sudah jadi kehendak Allah. Kita sebagai makhluk hanya bisa pasrah menerimanya" jelas tante  Ani.

"Tantee putri belum siap tan hiks"

"Sabar sayang. Ikhlaskan dia ya."

"Tanteee hiks"

"Sabar sayang. Surga adalah tempat terbaik untuk kiki. Ayo kita sholatkan kiki, doakan yang terbaik untuknya" ajak tante Ani.

"Iya tan" dengan aku masih menangis langsung beranjak ketempat wudhu untuk berwudhu dengan menahan tangis.

Kemudian aku berjalan menuju tempat untuk penyolatan jenazah kiki. Dan dengan dibantu oleh tante Ani aku pun memasang mukena.

Setelah selesai aku diajak tante Ani untuk melihat wajah terakhir dari orang yang ku sayangi.

"Berbahagialah ki. Aku ikhlas kamu pergi. Aku ikhlas ki. Sampaikan salamku pada semua penghuni langit. Aku akan selalu merinduimu ki. Selalu." Batinku.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang