Sampai di pemakaman aku langsung ke makamnya membawa bunga yang harum.
"Hay ki, apa kabar? Baik baik kan? Hehe. Oiya, aku abis pelepasan di skolah loh ki, nih samirnya" kutunjukan samir yang kudapat tadi padanya.
"Ki, aku bawa bunga buat kamu biar rumahmu wangi, oiya pasti rumahmu udah wangi karna kebaikanmu sama aku. Allah disana pasti senang" sambil kubersihkan dan kutaburkan bunga ke makanmya.
"Ki, aku rindu ki. Rindu kamu. Setiap hari aku berdoa biar kamu selalu dilindungi Allah dari apapun itu. Hanya itu yang aku bisa buat sekarang ki. Ki, baik baik ya disana. Aku engga tau harus ngomong apa lagi selain rindu" kuletakan bunga mawar merah di depan nisannya.
"Aku udah ikhlas kamu pergi ki, semoga tenang dan damai disana ya ki. Aku sayang kamu" aku menangis disana untuk beberapa kalinya. Sungguh, saat itu aku malu padanya. Mungkin jika dia melihatku menangis dia akan tertawa.
Tiba tiba kakaku datang mengampiriku dan memberi isyarat untuk mengajakku pulang. Aku mengangguk dengan sisa air mata yang kupunya.
Diluar gerbang aku bertemu dengan penjaga pemakaman, kebetulan lelaki itu adalah teman dari ayahku.
"Pak,Putri titip kiki ya pak. Jangan sampai rumahnya kotor, jangan sampai ada daun yang jatuh kerumahnya. Ya pak?" Pintaku kepada lelaki itu.
"Siap de, bapak selalu jaga" kata lelaki tersebut.
"Trimakasih pak" dan lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum.
Lalu aku masuk mobil dengan kakaku dan pulang kerumah. Disepanjang perjalanan pulang kakaku tidak berkata apa apa seperti biasanya ketika melihatku diam.
Air mataku menetes seiring dengan kedatangan hujan yang menerpa di sepanjang jalan yang kulewati bersama kakaku.
Aku rindu ki. Entah bagaimana aku melampiaskan rinduku selain doa yang kupersembahkan untukmu.
Semua kenangan indahmu yang terukir dihatiku akan kusimpan dalam setiap sujudku dan akan ku kirimkan padaNya dalam mimpi indahku.
Air mata yang aku teteskan dalam setiap doaku akan aku jadikan senyuman hikmah kebahagiaan dibalik kepergianmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Teen FictionHal yang tak paling kusukai adalah merindu. Entah bagaimana aku melampiaskan rinduku padamu selain doa yang kuucapkan di sepertiga malamku untukmu. Hal yang sama selalu saja terulang setiap harinya yaitu RINDU.