prolog

2.5K 139 3
                                    

"Lo beneran mau ikut Papa lo aja, Ci? Gak mau ikut trip kita ke Bali aja nih?".

Gadis yang sedang membereskan ranselnya itu mengapit ponsel pintarnya diantara telinga dan bahu. Mulutnya daritadi bercuap ria menanggapi telpon dari sahabatnya disebrang sana.

"Gak Ge, bosen deh ke Bali terus. Mau coba suasana baru". Tolaknya. Sementara helaan nafas terdengar dari sebrang sana.

"Yah... Padahal kita pengen banget Ci Shani ikut. Tapi yaudah deh, have fun ya, Ci! Kabar kabarin Ge sama Ota terus". Ucapnya. Shani mengangguk, padahal sahabatnya itu jelas tak dapat melihatnya.

"Iyaa Ge, kamu juga ya! Salamin aku ke Ota yaa... Maaf gak bisa ikut".

"Oke Ci, Bye!".

"Bye!".

Click.

Telpon terputus.

Shani segera turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya, ia harus cepat kalau tak mau ditinggal Papanya. Sementara dimeja makan Papa dan Mamanya telah menunggu ia dengan tenang. Ia pun menghampiri kedua orang itu, mengecup pipi mereka satu satu.

"Pagi Pa, Ma". Sapanya.

"Pagi sayang".

Sarapan hari ini adalah nasi goreng, susu vanila dan jus jeruk hangat. Perjalanan mereka akan menempuh waktu yang cukup lama. Shani menghabiskan sarapannya dengan lahap begitu pun orang tuanya. Setelah selesai sarapan mereka pun bersiap untuk berangkat, menunggu sang supir dan bodyguard memasukan semua barang ke mobil.

"Maaf ya Mama gak bisa ikut". Ucap Mamanya, sambil mengusap perutnya yang kian membesar. Mama Shani ini sedang hamil tua.

"Iya Ma, Shani ngerti kok". Sanggah anak itu.

Setelah berpamitan, mobil yang ditumpangi Shani dan Papanya pun melesat keluar dari rumah juga komplek rumahnya. Shani hanya diam sambil memainkan ponselnya, ia juga memasang headset ditelinganya, mendengar lagu untuk menekan kebosanan.

Sementara Sang Papa disibukan dengan laptop dihadapannya, ponselnya pun daritadi tak berhenti berdering tanda panggilan masuk. Itu sudah cukup menjelaskan kalau Papanya ini sekarang sedang benar benar sibuk. Dan Shani, tak berniat sedikit pun untuk mengganggu Papanya.

48 Hours JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang