Viny memasuki sebuah labolatorium yang sangat steril. Semua orang memakai jas putih rumah sakit masker juga sarung tangan karet. Dua pengawal itu membawa Viny memasuki sebuah ruangan. Sepertinya ruangan ini tempat untuknya menjalani pemeriksaan.
Ada banyak alat-alat rumah sakit disana, gelas-gelas laboratorium, jarum suntikan berbagai ukuran, juga serum serum bermacam warna yang tersusun rapih dilemari.
Didalam ruangan itu ada seorang dokter dengan masker, penutup kepala, sarung tangan dan kaca mata putih bening yang menutupi sebagian wajahnya. Ia menyambut Viny dengan ramah.
"Siapa dia?". Tanya dokter itu.
"Tamu Tuan".
"Tuan menyuruh kamu mengecek DNA nya dengan DNA Tuan Boby". Kata salah satu pengawal dengan intonasi dinginnya.
Mereka lalu meninggalkan Viny bersama dengan dokter itu didalam ruangan berdua.
"Nama saya Uty, dokter Uty". Viny menyambut uluran tangan dari dokter Uty.
"Viny".
Dokter itu menyuruh Viny berbaring diatas ranjang rumah sakit, sementara ia mulai mrngambil sampel sampel DNA milik Viny. Mulai dari darah, rambut, bahkan email giginya.
"Kamu punya hubungan apa dengan Profesor Boby?". Tanya Dokter Uty.
"Saya anaknya".
"Oh ya? Saya bahkan gak mengetahui kalau Prof. Boby punya anak". Dokter Uty terlihat terkejut.
"Ya, buktinya saya ada disini".
Setelah selesai Dokter Uty mengambil sebuah suntikan yang agak besar, dimasukannya serum berwarna biru kedalam alat suntik itu.
"Itu apa?". Tanya Viny.
"Oh, ini untuk kekebalan tubuh. Hutan seram itu mengandung banyak racun dan virus yang disebarkan oleh Ahool, serum ini bisa melindungi tubuhmu". Jelas Dokter Uty.
Viny duduk dipinggir ranjang kemudian menyerahkan lengan kirinya untuk diserum. Walaupun agak merinding saat melihat jarum suntik yang lebih besar dari ukuran yang biasa ia lihat, Viny memilih tetap diam dan meyakinkan hati juga keberaniannya.
"Hasil lab akan keluar dua jam lagi, kamu boleh pergi untuk istirahat". Ucap Dokter Uty sambil menepuk pelan pundak Viny. Viny mengangguk dan mengucap terima kasih padanya. Lalu keluar dari ruangan itu.
Ia bertemu dengan teman temannya saat keluar ruangan.
"Eh, kalian disini juga?". Sapa Viny.
"Iya, penyuntikan serum setelah keluar dari hutan seram itu perlu". Jawab Zara
Zara pun mengajak keempat tamunya untuk makan malam, mereka pasti lapar setelah menempuh perjalanan jauh. Namun lagi lagi Viny terpaksa harus terpisah dari keempat temannya.
Baru saja ia ingin memakan makanan penutup, dua pengawal itu datang lagi menjemputnya. Ia pun mengikuti dua pria berbadan kekar itu. Kembali melewati lorong lorong sepi, menuju sebuah ruangan biasa, terlihat lebih santai dengan nuansa kayu yang sedap dipandang mata.
Didalamnya Melody dan kakeknya duduk disofa bersebelahan, mereka lalu mengisyaratkan pada dua pengawal itu untuk pergi. Viny pun memperhatikan dua orang didepannya ini dengan sorot mata bingung.
"Ah iya, silakan duduk Vin". Kata Melody. Viny dengan sedikit ragu duduk disofa berwarna putih itu.
"Ada apa?". Tanya gadis itu takut takut.
"Hm, hasil tes DNA kamu dan Boby sudah keluar". Ucap pria itu tegas. Melody memberikan map coklat yang dipegangnya pada Viny.
Viny tersenyum setelah membacanya, ia memang tak pernah berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
48 Hours Journey
Fanfiction48 jam penuh perjuangan. 48 jam penuh tantangan. 48 jam penuh pengorbanan. 48 jam penuh petualangan