4

808 116 10
                                    

"Bangun bangun!". Viny berteriak sambil membereskan barang barang ke dalam tasnya.

"Kenapa sih Viny?". Yona mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Liat jam berapa ini!".

Yona melirik jam yang melingkar rapi pada pergelangan tangannya.

"Jam setengah lima, SETENGAH LIMA?!". Yona langsung meloncat karena terkejut. Ia pun ikut membereskan barang.

"Shani! Dyo! Bangun! Kita udah telat". Teriak Yona seperti orang kesetanan. Ia memang selalu panik berlebihan disaat seperti ini, dan Viny maupun Dyo sudah terbiasa dengan hal itu.

Shani dan Dyo pun bangun dan ikut berbenah, setelah selesai, mereka bergegas menuju motor masing masing. Perjalanan selanjutnya akan lebih menguras tenaga, juga menguji keberanian mereka.

Itulah yang dikatakan Viny sebelum berangkat.

Mereka pun sudah mulai memasuki hutan didaerah pedalaman, yang gelap dan menyeramkan. Bahkan Dyo pun mulai dapat merasakan bulu kuduknya merinding total. Hingga ia yang berada di depan pun berhenti. Viny yang melihat itu ikut menghentikan motornya disamping Dyo.

"Ada apa ?".

"Apa kamu yakin kita gak salah jalan?".

Viny mengangguk yakin.

"Ini bener jalannya, itu sih yang ditunjukin GPS dan kata buku yang aku baca kita memang akan lewat sini". Ucap Viny.

Anak lelaki itu pun mengusap lehernya ketakutan. Viny sendiri sudah sangat paham dengan sinyal dari temannya itu. Anak itu pasti takut.

"Gak ada jalan lain apa? Jalan mutar juga gak apa deh".

Viny menepuk pundak sahabatnya itu, memberi semangat. Begitu pula Yona yang memeluk Dyo sangat erat.

"Udah gak ada waktu. Aku tau kamu bisa".

"Iya.pasti bisa". Yona menambahi ucapan Viny.

Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Aura negatif semakin terasa saat mereka semakin dalam masuk ke hutan ini. Bahkan Shani pun kian mengeratkan pelukannya diperut Viny, ia pula menenggelamkan wajahnya pada punggung milik Viny. Sementara anak lelaki itu, bahkan tangannya sekarang sudah basah karena dialiri keringat.

Viny menggenggam tangan Shani yang melingkar sempurna diperutnya. Digenggamnya tangan halus itu sambil mengusapnya lembut.

"Kamu gak perlu takut, ada aku". Ucapnya pada Shani. Shani pun mengangguk pelan masih dengan memeluk tubuh kurus Viny.

"Kamu ngerasa gak sih? Ada yang ikutin kita". Shani berbisik ketakutan.

"Iya Shan. Aku tau".

"Shan, aku minta tolong sama kamu. Jangan pernah nengok belakang. Aku bakal ngendarain lebih cepet. Dan bilang Dyo, untuk ngebut dan jangan nengok belakang". Ucap Viny berbisik. Shani mengangguk mengerti. Ia lalu mengambil HT yang menempel di celana Viny, lalu melakukan apa yang diperintah.

"Yon, kamu rasa ada yang aneh gak sih?". Dyo berbisik.

"Iya nih, kok aku jadi merinding gini ya". Yona mengusap lengannya.

"Zzzz. Ka Dyo Zzzz. Jangan pernah nengok ke belakang Zzzz. Zzzz.". HT yang menempel pada celana Dyo bergetar.

"Dia ngomong apa?". Tanya Yona. Mereka berdua sama sama tak bisa konsentrasi karena ketakutan, dan pesan itu pun datangnya tiba tiba.

"Gak tau. Tapi aku kayanya dengar tengok belakang gitu deh". Jawab anak itu.

"Coba kamu tengok ke belakang, Yon". Yona pun menurutinya.

48 Hours JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang