Viny POV
Aku terbangun dari tidur pagi-pagi sekali, bahkan mendahului matahari. Gadis disebelahku pun masih terlelap dalam mimpinya. Lihat begitu tenangnya wajah dia saat tertidur buat aku sejenak lupa kalau dia itu tak sekalem wajahnya.
Namun ya, aku harus segera bangun dari tempat tidur, mungkin hal yang pertama aku lakukan adalah mandi. Lalu mulai menyiapkan segala keperluanku untuk perjalanan yang akan menjadi panjang ini, walaupun di waktu yang relatif pendek.
Setelah selesai mandi aku lalu mengeringkan rambutku, memakai pakaianku, dan segera membangun kan anak kecil yang sedang terlelap itu. Walaupun tak tega melakukannya, tapi kami tak punya banyak waktu
"Shani... Shani bangun". Aku menggoyangkan tubuhnya pelan.
Tidurnya benar benar seperti orang mati, bahkan ia tak bergeming sedikit pun. Aku kembali membangunkan nya.
"Shan...". Aku kembali mengguncang tubuhnya.
Ia lalu menahan tanganku yang berada dikedua pundaknya. "Lima menit lagi... Aku masih ngantuk". Anak kecil itu bahakn bicara dengan mata tertutup.
Author POV
Viny lalu membangunkannya dengan paksa. Ditariknya tubuh Shani hingga ia terduduk dengan mata yang masih terpejam. Viny mencoba menegakan tubuh Shani, namun yang terjadi Shani malah menjatuhkan tubuhnya saat tangan Viny terlepas dari bahunya.
"Eh?".
Tubuhnya yang masih lemas itu jatuh kedepan hingga menabrak Viny. Ia membiarkan kepalanya bersandar pada dada Viny. Mungkin Shani belum sadar, tapi Viny begitu menyadari detak jantungnya yang bergemuruh didalam dada. Ia tak bisa lama-lama dalam posisi begini.
"S-Shan... Bangun...". Gadis itu mulai gelisah saat tangan Shani mulai melingkari pinggangnya.
"Bentar Ma... Cici masih capek". Lirih Shani.
Apa yang sedang dimimpikan gadis itu pikirnya, hingga ia tanpa sungkan mengeratkan pelukan. Viny cuma bisa diam dengan wajah tegang.
"Gini aja dulu, aku kangen Mama". Tapi suara parau gadis itu buat hatinya terenyuh.
Tiba-tiba suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Viny, ketukan yang berasal dari luar. Siapa yang datang ke kamarnya pagi-pagi buta begini pikirnya.
"Kak Viny! Kak Viny masih tidur ya?". Suara itu memanggil namanya, namun setengah berbisik.
Tak mendapat respon apa-apa, ketukan pintu jadi makin keras. Hingga membuat Shani terbangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya berkali kali, tubuhnya menangkap perasaan asing disekitar. Hingga ia pun menyadari kalau sedang ada seseorang didekatnya, tepatnya ia lah yang ada didekat orang itu.
Shani pun mendongak kan wajahnya, betapa terkejutnya Shani saat wajah Viny yang sedang menatapnya yang pertama kali ia lihat. Ia bahkan sampai menelan ludah sangking gugupnya.
"Kak Viny....". Shani masih berusaha mencerna apa yang terjadi, tapi belum juga melepas pelukannya pada Viny.
Brak!
Pintu terbuka.
"Kak Viny... Shani...?".
Viny dan Shani sama sama menoleh.
"Ka-kalian ngapain?".
Dua gadis yang sedang berpelukan itu saling menatap satu sama lain lalu menjauhkan tubuh masing masing. Kemudian hanya ada perasaan canggung diantara ketiganya.
Sampai Viny buka suara, "Kamu nagapain?".
Bocah yang berdiri didepan pintu itu menggaruk kepalanya cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
48 Hours Journey
Fanfiction48 jam penuh perjuangan. 48 jam penuh tantangan. 48 jam penuh pengorbanan. 48 jam penuh petualangan