Bagian 4

4.6K 670 126
                                    

" Bagaimana kakimu?" Itachi bertanya. Menghampiri sang adik yang tiduran malas di atas kasur. Hari ini bocah itu tidak masuk sekolah karena kaki kanannya yang bengkak.

" Sakit."

" Nah. Sudah kapok belum main jauh- jauh dari rumah? Kau juga tidak pamit pada mama, padaku juga," Itachi berujar.

Sasuke cemberut. Tak berniat membalas ucapan sang kakak meski dalam hati menggerutu panjang.

" Untung saja Naruto menemukan kalian. Memang sebegitu inginnya, ya, menangkap kunang- kunang?" tanya Itachi seraya menarik selimut tebal dari sudut ranjang yang kusut mengenaskan.

" Hn."

" Chk, kau ini," dengus Itachi kemudian melebarkan kain selimut untuk menutup setengah tubuh adiknya agar tak lagi merasakan udara malam yang semakin dingin.

" Jangan ulangi lagi. Kau tidak tahu seberapa cemasnya kami memikirkan kalian, bahkan Naruto sudah nyaris menangis karena tahu kau menghilang padahal sudah hampir malam."

Itachi menatap adiknya yang terdiam. Bibir Sasuke terkatup rapat tapi dia tahu jika sang adik memikirkan ucapannya.

" Jangan ulangi lagi. Bilang padaku kalau mau main jauh dari rumah, kau juga boleh mengajak Naruto. Dia pasti akan mengantarmu kemana pun kau pergi dengan senang hati. Kau tahu bukan, Naruto tidak bisa menolak apapun permintaanmu," lanjutnya.

" Sekarang tidur dan jangan lupa berdoa," sulung Uchiha itu mengusap lembut kepala adiknya kemudian beranjak.

Diam- diam bungsu Uchiha kembali mengingat wajah cemas Naruto dan entah kenapa itu membuatnya menyesal.

..
..
..

Sasuke pernah mengatakan jika ia ingin menangkap kunang- kunang dan memasukkannya ke dalam toples kaca pemberian Naruto, lalu menyimpannya di meja belajar.

Bocah itu mengutarakan keinginannya sehari setelah semua kunang- kunang di dalam toples yang Naruto berikan saat Sasuke sakit tahun lalu dibiarkan terbang bebas ke angkasa.

Naruto senang bukan main saat Sasuke bersedia mengungkapkan keinginannya itu padanya dan bukannya pada Itachi, karena jarang sekali adik laki- laki sahabatnya itu mau berbagi cerita tentang apa yang tengah ia pikirkan dengannya. Sasuke bukan pribadi yang terbuka, oleh sebab itu Naruto harus berusaha keras untuk meruntuhkan benteng yang Sasuke bangun untuk menjauhkan diri dari orang lain.

Naruto kadang merasa heran dengan Sasuke. Saat ia merasa telah berhasil menggempur tembok pertahanan bocah itu dan mencoba lebih dekat lagi, maka Sasuke seolah akan membangun tembok baru dan membuat hubungan mereka kembali kaku. Terus begitu hingga ia curiga jika dulunya Sasuke pastilah tukang kuli bangunan karena suka sekali membangun tembok di antara mereka. Abaikan.

" Sasuke, kau mau kemana rapi begitu?" tanyanya saat mendapati si bocah tengah menyisir rambut mencuatnya dengan rapi begitu ia memasuki kamar Itachi. Kaki Sasuke telah sembuh ngomong- ngomong, dan Naruto sangat bersyukur untuk itu. Sasuke juga sudah mengucapkan terima kasih padanya meski dengan nada tidak niat dan tanpa ekspresi.

" Main."

Sudah. Begitu saja jawabnya. Menoleh pun tidak.

Firefly For SasukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang