Bagian 15

5.9K 725 246
                                    

Melenguh pelan. Sasuke mengerjap lantas mengerutkan hidung dengan mata terpejam kuat begitu cahaya terang menusuk indra penglihatannya. Perih. Dan kepalanya terasa pening bukan main.

Menyibak selimut yang menutupi leher dan menggaruk tenguknya yang gatal dengan jemari kokohnya. Sasuke mendengus kasar, berniat melanjutkan tidurnya barang lima menit.

" Bangun, Pemalas."

Ung?

Itu jelas bukan suara mamanya. Apalagi Itachi. Biasanya sang kakak akan mengguncang bahunya supaya ia bangun dan bukannya menyibak gorden jendela kamar lalu membiarkan cahaya matahari pagi yang menyebalkan menerpa wajahnya begini.

Melirik ke asal suara dengan netra yang sedikit memburam karena kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya. Sasuke berusaha mengangkat kepalanya dan menoleh ke balik bahunya yang terbalut hoodie kusut.

" Cepat bangun. Lalu mandi," ajakan halus yang disertai cengiran kecil menyentak ribuan kupu- kupu yang terasa menggelitik di perut Sasuke, pria muda itu mengulum bibirnya kikuk. Setengah malu, tapi juga senang bukan main mendapati seseorang menatapnya dengan dagu bersandar di atas kasurnya.

Berbalik cepat. Merubah posisi tidurnya untuk menghadap si manusia pirang yang duduk bersila di lantai sisi ranjang.

" Sudah siang. Cepat mandi lalu sarapan,"  cubitan gemas mendarat di satu pipi. Kurang ajar tapi sayangnya Sasuke suka. Bocah SMA itu lantas menggerung pelan sebelum kemudian meraih tangan di depannya dalam genggaman lembut dan menarik pemiliknya agar duduk di atas ranjang. Mengabaikan respon manusia di hadapannya yang terkesiap pelan berkat ulahnya.

" Malas."

Naruto terkekeh mendengar gumaman si bocah dengan suara sengaunya yang terdengar begitu berat. Sasuke langsung beringsut menduselkan kepalanya tanpa sungkan di atas pangkuan Naruto begitu gadis itu duduk di sisi ranjangnya. Menyembunyikan wajahnya yang bengkak dan berminyak- efek bangun tidur.

Tersentak pelan karena ulah tiba- tiba dari Sasuke, Naruto memilih mengabaikan perasaan aneh dalam hatinya dan membalas, " Malas terus. Mau jadi apa nanti?" seraya mengusap sisi kepala adik laki- laki Itachi yang kelakuannya berbalik luar biasa manja setelah obrolan semalam. Jadi gemas sendiri. Bahkan status mereka belum jelas pacar atau bukan.

" Suamimu."

Hening.

Hening.

Hingga Naruto merasakan wajahnya memanas berikut Sasuke yang mengerang kecil karena malu dengan ucapannya sendiri.

" Mulutmu. Kerja juga belum. Sekolah yang benar dulu. Sana mandi!"

" Tidak mau."

" Apa tidak mau?"

" Masih mengantuk. Aku tidak bisa tidur semalam," balas Sasuke yang masih menyembunyikan wajahnya di perut Naruto. Jemarinya memilin usil ujung sweater si pirang di bagian belakang.

" Tidak bisa tidur?" si pirang mengernyit.

" Hn."

" Kenapa memang?"

" Ingat kau. Jantungku berisik."

" .....eh?"

" Hn."

Naruto mengerjap. Aneh. Sumpah. Makan apa Sasuke semalam? Kenapa jadi begini? Naruto tidak sedang bermimpi kan? Beruntungnya tidak.

..
..
..

Itachi memutar bola mata bosan. Menggulirkan manik kelamnya dan melihat pada pemuda bersurai cokelat yang sibuk mengupas pisang ke limanya pagi ini. Diam- diam merasa gemas dengan kelakuan bocah tiang listrik yang gemar makan apa saja itu. Sejak tahu Naruto pulang, mamanya memang bersikeras meminta Naruto untuk menginap di rumah Uchiha saja tapi gadis kesayangannya itu menolak dan datang di pagi buta untuk membantu mamanya memasak dan membangunkan Sasuke sebagai gantinya.

Firefly For SasukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang