Pagi setelah pengakuan Naruto sore itu, tetap berjalan seperti biasanya. Naruto masih tetap mengunjungi kediaman Uchiha dan berangkat sekolah bersama Itachi. Dia juga masih melempar cengiran lebar pada kedua orang tua Uchiha dan sahabat laki- lakinya itu, bahkan masih menyapa Sasuke dengan seruan riang yang diiringi seulas senyum kecil seperti biasa. Meski pada akhirnya tak mendapat balasan apapun dari bocah SMP itu.
Naruto telah memikirkannya semalaman. Dan ia merasa menyesal, dirinya begitu bodoh telah berbuat nekat tanpa berpikir panjang. Ia berpikir Sasuke pasti semakin membencinya. Dan harusnya ia masih punya urat malu untuk tidak berkunjung ke kediaman Uchiha seperti hari- hari sebelumnya.
Ya, seharusnya begitu. Tapi nyatanya, Naruto mengabaikannya, meski ia tak lagi berusaha mendekati Sasuke tapi gadis itu sesekali masih akan berkunjung ke rumah Uchiha sekedar untuk menemui Itachi barang sebentar.
..
..Malam itu keluarga Haruno mengundang mereka untuk makan malam bersama yang Naruto tahu itu adalah acara makan malam sebagai perayaan ulang tahun Sakura. Itachi mengajaknya berangkat bersama karena Kakashi harus lembur di kantor demi mengejar deadline.
Begitu sampai di kediaman Haruno, gadis itu mendapat pelukan dan cubitan gemas dari ibu Sakura yang kemudian menyuruhnya untuk segera masuk dan menunggu di ruang keluarga bersama Itachi. Tidak banyak yang datang karena memang hanya keluarga Uchiha dan Namikaze yang diminta datang dan kebetulan memang rumah ketiganya berdekatan.
Naruto tidak terkejut ketika mendapati Sasuke telah berada di kediaman Haruno lebih dulu. Bocah itu tampak sedang membantu menyiapkan gelas di atas meja makan dalam diam. Sekilas memang terlihat seperti pemuda rajin yang suka membantu, tapi Naruto bersumpah ia sempat melihat bibir Sasuke bergerak mendecih kesal walau hanya sedetik. Jelas saja, dari jaman masih bayi Sasuke itu malasnya sudah stadium amit- amit. Dia hanya rajin belajar saja, sementara untuk urusan pekerjaan rumahan, Meh!
Naruto yakin jika bibi Mikoto lah yang telah memaksa bocah kuli bangunan itu untuk membantu menyiapkan makan malam di ruang makan keluarga Haruno.
Dan sialnya begitu ia melabuhkan pandangannya pada adik laki- laki Itachi itu ia jadi teringat acara penembakan konyol yang telah dilakukannya kemarin.
Jadi, begitu melihat Sasuke yang mumpung masih sibuk sendiri dengan meja makan, Naruto memutuskan untuk cepat- cepat berlalu menyusul Itachi yang kini duduk di ruang tengah bersama mama papanya dan ayah Sakura. Bukan apa- apa, dia malu dan merasa enggan. Dari tampangnya memang terlihat baik- baik saja, tapi dalam hati ketar ketir bukan main.
Dia masih canggung kalau harus berduaan dengan Sasuke. Kalau untuk menyapa saja sih tidak masalah, lha kalau ujug- ujug dia mengajak ngobrol memangnya apa yang mau diobrolkan? Dan memangnya Sasuke mau membalas ucapannya? Disapa saja tidak mau menjawab. Apalagi setelah insiden itu. Sasuke kan susah susah gampang. Tapi lebih banyak susahnya. Makanya Naruto memutuskan untuk ikut duduk di sebelah Itachi saja. Lagi pula sudah ada Sakura yang menemani Sasuke.
" Kenapa ke sini?" bisik Itachi. Mengernyit aneh pada si pirang yang dengan kurang ajar merampas sisa roti beras yang bahkan sudah digigitnya separuh begitu ia duduk.
" Apa sih? Memangnya tidak boleh aku ke sini?" balas Naruto membisik. Melirik sekilas tiga manusia paruh baya yang masih asik mengobrol seraya mengunyah kue beras di mulutnya.
" Sasuke di dapur sendiri lho. Sana bantu," Itachi mengayunkan tangannya dengan gerakan mengusir.
" Sendiri kepalamu. Ada Sakura di sana. Ambil lagi donk, Chi. Aku mau satu."
Melongo. Itachi melirik aneh pada sahabat pirangnya. Tumben tidak uring- uringan seperti biasanya.
" Kau sudah tobat, ya, jadi pedofil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Firefly For Sasuke
FanficItachi Uchiha adalah sahabat baik Naruto sejak mereka masih kecil. Ia cukup tahu jika sahabat pirang ajaibnya itu jatuh cinta pd adik laki2 nya yang kelewat judes meski mereka terpaut jarak usia lima tahun. Dan bagi Itachi, menyaksikan kisah mereka...