Onze

14.6K 231 28
                                        

Song for the Eleventh Chapter:

*Thumbs - Sabrina Carpenter
*Fun - Megan Nicole
*Safe And Sound - Taylor Swift ft.Civil Wars

Gue gak nanggung dosa lo semua yang baca.

Luke's POV:

Aku terbangun karena alarm-ku berbunyi, tapi kenapa sepagi ini? Aku melihat jam pada ponselku.

02:32 A.M.

Ugh, inikan alarm kemarin! Seharusnya aku turn-off alarm nya dan disini begitu panas! Aku lupa bahwa di kamar Elle tidak ada Air Conditioner, tanpa basa-basi aku melepas kemeja ku dan juga celana panjangku, nah...sekarang lebih sejuk. Aku melirik ke sebelah ku dan mendapati Elle yang tidur tengkurap dengan wajah yang melirik ke jendela.

Tatapan ku kemudian jatuh pada risleting baju Elle yang terlihat oleh mataku. Hmm. . .mungkin bermain di pagi dini boleh saja. Dengan hati-hati aku menarik lepas risleting itu dan bagusnya Elle tidak menggunakan bra jadi aku tak perlu susah membukanya. Dan juga dengan sangat perlahan aku melepas celana hot pants-nya, sekarang dia sudah topless dan hanya mengenakan celana dalam. Ha.

Tubuhnya sedikit merinding ketika merasakan dinginnya udara, segera aku tutupi setengah tubuhnya dengan selimut.

Lebih baik aku kembali tidur saja, ini masih jam 2 pagi dan aku tidak mau nanti siang aku merasa ngantuk. Aku mulai kembali merebahkan tubuhku di sebelah Elle dan lalu memeluk perutnya yang tidak tertutupi sehelai benang pun.

Uh. . .kulitnya sangat lembut, aku mengusap-usapkan tanganku ke bagian perutnya dan lama-lama tanganku naik sampai ke dadanya. Shall i do it? Yea. Aku meremas pelan dadanya sekali, ku dengar ia mengerang tertahan, Ku remas dadanya dari belakang dan membiarkan dirinya menggerakkan sedikit tubuhnya tidak nyaman, tapi dia belum terbangun.

Aku menurunkan tanganku sampai ke celana dalamnya lalu aku menurunkannya sampai akhirnya tubuhnya hanya tertutupi selimut. Aku mengusap V-nya perlahan-lahan lalu, lama-lama aku mengelus clitnya sampai sekarang aku mendengar ia mengerang.

Elle's POV:

Aku merasakan sebuah tangan meraba-raba V-ku, tanggapan ku hanya mengerang lalu akhirnya aku membuka mataku dan menoleh kebelakang. Luke. Dia sedang menatap ku dengan liar dan bagaimana bisa aku sudah telanjang? Pasti Luke.

Luke mengelus klitoris ku dengan sedikit penekanan membuatku terangsang.

"Lucas, ini masih terlalu pagi." Gumamku seraya menahan tangannya.

"Tidak ada kata terlalu pagi untuk melakukan itu." Ujarnya yang mencoba menggerakkan tangannya yang sedang ku tahan.

"Tapi hari ini adalah giliran Rebecca, Luke."

"I don't care."

Dengan kasar nya ia menarik tanganku agar lebih dekat dengan nya dan segera naik ke atas tubuhku, jadinya aku berada di bawah tubuhnya. Dia mendelik padaku seperti mengatakan 'apakah kau sudah mengkonsumsi pil KB?'

Aku menganguk.

Tanpa ba-bi-bu Luke memasukan P-nya sampai aku menjerit dan mencakar punggungnya. Luke mulai memaju-mundurkan P-nya. Aku mendesah-desah dan membiarkan Luke menghisap-hisap lengkungan leherku.

Aku menjerit ketika dia menghisap sweet spot ku. "Ah...Daddy, it's my sweet spot..."

Ketika mendengar itu, aku bisa merasakan Luke menyeringgai dan kemudian dia menghisap bagian itu dalam-dalam, aku mencicit seperti tikus karena aku menahan desahan ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daddy's Secret Issues // L.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang