Song For The Eleventh Chapter:
*Down - Fifth Harnony ft. Gucci Mane
*The Way I Are ( Dance With Somebody ) - Bebe Rexha ft. Lil Wayne
*Know No Better - Major Lazer ft. Travis Scott, Camila Cabello & Quavo"Babe, ada apa?" Tanya Luke pada orang di seberang sana yang sudah ku yakini adalah Valerine.
"....."
"Baiklah, nanti akan ku antarkan,"
"....."
"Ya, Babe. Aku akan selalu memberikan apapun yang kau inginkan,"
"....."
Dia terkekeh.
Aku memutar bola mataku dan pergi melewati Luke. Malas sekali mendengar kedua dua sejoli itu berbincang-bincang. Luke menoleh pada aku yang naik ke atas tangga, aku akan kembali ke kamar.
"I have to go, honey. Ada masalah yang harus aku selesaikan dulu," itu yang ku dengar sebelum aku menutup pintu kamarku yang sudah di bersihkan oleh Nancy.
Aku mendengar derap sepatu dari lorong, dan pintu ku kemudian di ketuk karena kamarku di kunci.
"Elle, buka pintunya." Ujar seseorang dari balik pintu, Luke.
Aku tidak menjawab. Aku hanya duduk di tepi ranjang sambil menatap pintu dengan kosong.
"Elle, ayolah, mari kita bicarakan ini. Ada apa denganmu?" Dia berkata lagi.
"Aku baik-baik saja dan kau tidak memiliki urusan bila memang aku kenapa-napa." Jawabku dingin.
"Elle, aku tahu kau marah, mau kau beritahu aku kenapa kau marah?"
"This is none of your business." Jawabku yang masih sama dinginnya dengan tadi.
"Bila kau tidak membuka pintunya akan ku dobrak pintu ini."
"Lakukan saja bila kau bisa." Ujarku acuh.
Memang dia bisa mendobrak pintu kayu jati ini? That is impo----
Bruk!
Aku melihat pintu kamarku terbuka dengan bagian atas yang reot. What the Fuck? Apa Luke benar-benar mendobraknya?!
Luke masih berdiri dengan tangan yang memegang bahu kanannya. That must be hurt. Dia mendekat padaku, membuatku mundur ke tengah ranjang. Dia masih mendekat dan akhirnya lututnya bertumpu pada ranjang sementara wajahnya di dekat kan dengan wajahku yang merah padam. Nafasnya mengenai wajahku dan matanya menatapku dalam.
"Elle, beritahu aku kenapa kau marah?" Tanya nya.
"A-aku, c-cem-----"
"Kau cemburu." Potong Luke dengan sigap.
Aku menganguk sambil meneguk ludahku.
'Bagaimana nanti jika dia memecat ku sebagai Babygirl karena aku lancang? Cemburu? Seharusnya aku tidak mengatakannya! Nanti dia akan ilfeel! Aku benar-benar bodoh!" Batin ku was-was.
Dia tertawa dan lalu dia memeluk tubuhku sampai kami jadi terbaring di ranjang. Dia mengecup keningku lalu kedua pipiku. What just happening? Bukannya seharusnya dia jijik padaku karena bertingkah seperti seorang jalang yang menginginkan majikannya dengan berlebihan?
"K-kenapa kau tidak marah?" Tanyaku yang masih bingung.
"Aku takkan marah, Babygirl. Aku senang karena babygirl-ku yang paling menggemaskan ini cemburu padaku. Kukira kau tak akan pernah cemburu pada kedekatan ku dengan Valerine." Jawabnya sambil terus memeluk dan mengecup kening ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Secret Issues // L.H
Romance[WARNING!!! 18+ = MATURE CONTENT + HARSH WORDS + SEXUAL SCENES, please ba a wise reader] "Kau harus memanggilku 'Daddy' ketika bermain di ranjang," - l.h "lalu kau akan memanggilku apa?" - e.f "akan ku panggil kau 'Babygirl' atau 'Kitten'," - l.h ...