Menjauh dari Chandra adalah keinginan terbesar Melodi saat ini. Rasa malu semakin membesar setiap detik yang berlalu. Walaupun hanya dirinya dan Allah yang tahu rasa sukanya pada Chandra, Melodi tetap saja takut jika berada di dekat Chandra. Takut sewaktu-waktu Chandra tahu.
"Lo sama siapa ke sini selain sama orang tua?" Chandra menoleh menatap Melodi dari samping, dan cowok itu baru menyadari bahwa gadis di sampingnya ini memiliki hidung yang mancung. Bahkan hidungnya kalah mancung.
"Sa ... Sama Abang gue."
"Terus Abang lo ke mana?"
"Sama teman-temannya."
Chandra mengangguk-ngangguk. Chandra merentangkan kedua tangannya ke kepala kursi. Otomatis tangan kirinya berada tepat di belakang leher Melodi yang saat ini sedang menahan napas. Degupan jantung Melodi yang kian menguat membuat gadis itu berdoa takut-takut bunyi detakan terdengar oleh Chandra yang sedang menatap ke arah langit yang terang di atas.
"Kok di sekolah gue jarang lihat lo ya?"
"Malas keluar kelas," untuk saat ini Melodi mencoba menepis segala rasa malu.
"Aneh," gumam Chandra yang dapat didengar Melodi.
"Sering dengar."
"Hah?"
"Aneh. Gue sering dianggap aneh sama teman-teman gue."
"Mungkin, karena emang lo aneh."
Melodi menarik tissu dari dalam tasnya tanpa melihat-lihat. Udara malam ini dingin apalagi begitu angin berhembus, tapi entah kenapa keringat terus turun dari pelipis Melodi. Dan Melodi jengkel, karena hal itu.
"Lo sakit?" tanya Chandra begitu menyadari pelipis Melodi terdapat beberapa tetes keringat yang mengalir turun hingga ke Pipi. "Dingin."
Lagi, Melodi menahan napas saat tangan Chandra menempel di keningnya. Astaga! Jika dia semakin lama di sini yang ada Melodi bisa pingsan secara tiba-tiba.
"Gue duluan," ujar Melodi langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Chandra dengan tas kecil yang menggantung di pundak kirinya.
Chandra menatap kepergian gadis ber-dress hitam itu dengan segaris kernyitan di dahinya. Lalu menggeleng-geleng beberapa kali. Benar-benar aneh. Cowok itu membiarkan angin malam menyapu rambutnya ke sana kemari.
"Anjir! Udah gue tebak, pasti lo! Selalu benar emang tebakan cogan."
Chandra mendengkus melihat Raja yang tiba-tiba muncul dari belakang dan kini duduk di sampingnya bersama Farel. Chandra sedikit menggeser badannya saat di rasa badannya terhimpit oleh badan Raja yang sedikit lebih besar darinya.
"Ngapain lo pada di sini?"
"Gue sih jualan ikan, ngga tahu si Raja."
Raja terbahak mendengar jawaban Farel, berbeda dengan Chandra yang malah mendengus kesal. Tangan cowok itu terangkat ingin memukul Farel yang berada di samping raja, namun tertahan oleh tangan Farel yang lebih dulu menepis.
"Serius kampret!"
"Ya menurut lo?" Farel mendengkus kesal. "Dilihat dari acaranya juga ngga mungkin banget kita ke sini kalau bukan ngikut orang tua."
![](https://img.wattpad.com/cover/105842543-288-k381958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Somebody Else
Teen FictionSLOW UPDATE Awalnya, Melodi hanya sekedar menyukai Chandra. Tidak ada sedikit pun harapan pada gadis itu untuk Chandra. Ya itu awalnya, sebelum Chandra menyadari perasaan Melodi dan mendekati gadis itu. Semua berjalan normal, setelah dengan nekat co...