9. Kenapa harus nama itu?

81 5 31
                                    

Ajari aku berani
Ajari aku mencoba
Ajari aku mengungkapkan
Aku terlalu takut.

Apa kabar hatimu?
Adakah orang di dalam sana?
Atau hanya kekosongan?
Tolong beritahu aku.

Agar nanti, saat aku berani
Izinkan rasa ini untuk masuk
Dan berkelana di dalam sana
Hingga tanpa semesta sadari
Aku dan kamu telah menjadi kita.

Hei kamu, Archandra Semesta.
Di sini, Melodi Azzahra menyimpan rasa untuk kamu secara diam-diam.

***

Kamar yang awalnya selalu rapi kini sudah seperti kapal pecah. Tempat tidur yang tidak dirapikan, handuk yang terletak di atas lantai, dan kursi yang berada di depan lemari pakaian membuat Melodi yang baru selesai mengancing seragamnya mengernyit dahi.

Ini lebih buruk dari kapal pecah.

Ia ingin merapikan, tapi mengingat waktu gadis itu lebih memilih mengambil tas yang digantung di belakang pintu dan berlari menuruni tangga. Tak ada orang di meja makan, hanya beberapa sarapan yang selalu hadir setiap pagi. Melodi lapar, tapi lagi dan lagi waktu membuatnya harus menahan semua keinginannya.

Shit!

"Non tadi kata bunda non sarapan harus sarapan dulu," ucap Bi Ratih saat melihat Melodi yang berjalan melewati ruang makan.

"Tadi Bang Shaka sarapan ngga Bi?"

"Ngga Non kata Mas Shaka dianya udah terlambat."

"Like me now."

"Duh Non Bibi ngga ngerti kamu bicara apa."

"Lupakan Bi."

"Lah? Non hei sara--"

"Nanti di sekolah aja bi, udah terlambat," mengambil botol tupperware yang sudah terisi susu ultra dengan cepat.

"Tapi non kat--"

"Asalamualaikum!" serunya sambil menutup pintu rumah tanpa mendengar lanjutan ucapan Bi Rathi.

"Wa'alaikumusalam."

***

Gerbang tertutup. Suasana sekolah tampak seni. Pak Ardi--satpam--tampak sibuk menonton acara tv yang berada di dalam pos. Sedangkan Melodi gadis itu tak berani untuk memanggil Pak Ardi. Memanggil Pak Ardi sama saja menjerumuskan diri ke dalam ruang BP dengan sukarela.

Kurang sial apa coba?

Walaupun sudah lama bersekolah di sini, Melodi belum tahu pintu masuk selain gerbang depan dan gerbang samping. Tadinya Melodi berpikir melewati gerbang samping, tapi mengingat kata Dina bahwa gerbang itu berada tepat di samping ruang TU membuat Melodi mengurungkan niatnya.

"Terlambat?" suara itu membuat Melodi yang sedang mengintip ke dalam sekolah terlonjak kaget. "Maaf gak bermaksud ngagetin."

Awalnya Melodi ingin marah, tapi melihat tampang bersalah cowok di depannya membuat Melodi menghapus niatnya. Dan mengangguk dua kali.

[1] Somebody ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang