13. Lo temani gue makan dulu

73 3 9
                                    

Tadinya Melodi kurang percaya pada pesan Chandra, namun melihat Chandra yang sedang duduk di atas motornya sambil melambaikan tangan ke arah Melodi membuat cewek itu akhirnya harus berusaha untuk mengontrol detak jantungnya lagi.

Sampai kapan sih bakal kek gini?

Menurut Melodi ini tampak sedikit tidak adil, bagimana bisa Chandra tampak sangat tenang di atas motor sedangkan dia harus menahan degup jantung yang selalu tidak teratur ketika hanya dengan melihat cowok itu dalam jarak yang cukup dekat. Cowok itu tersenyum tipis menatap Melodi yang semakin dekat ke arahnya. Dan Chandra baru menyadari satu hal, Melodi tampak manis dengan senyum canggung di wajah gadis itu.

"Kenapa?"

Pertanyaan Melodi membuat Chandra langsung mengumpat dalam hati. Pesan yang terkirim beberapa menit lalu pada Melodi itu murni terjadi di bawah alam sadar Chandra, makudnya, dia seakan tidak sadar ketika mengirim pesan tersebut. Dehidrasi? Tidak juga. Ah bodoh!

"Lo lapar nggak?" Chandra menggertakan rahangnya menahan segala umpatan yang hampir keluar.

"Hah?" Melodi kaget? Tentu saja. "Ng -nggak."

"Yaudah. Lo temani gue makan dulu, baru gue antar lo pulang, boleh?" tanya Chandra.

Melodi menyembunyikan kedua tangannya yang saling meremas di belakang badan. Otaknya secara spontan langsung bekerja lebih cepat lagi, memikirkan alasan apa yang akan ia pakai untuk menolak Chandra.

"Yaudah," pada akhir Melodi membiarkan hatinya yang memilih jawaban atas pertanyaan Chandra.

***

Selama perjalanan menuju tempat makan yang di tentukan Melodi, Chandra memilih diam. Alasan cowok itu diam, karena cowok itu memilih fokus ke jalanan yang cukup padat, mengingat saat ini adalah waktu pulang para anak sekolah. Sedangkan Melodi, kalian pasti tahu bukan? Ingin rasanya dia memulai, tapi lagi rasa gugup dan malunya menghalangi segalanya.

"Chand stop di sini," ujar Melodi secara tiba-tiba membuat Chandra menarik handle rem secara mendadak juga.

"Kenapa?"

"Ini tempat yang gue maksud."

"Lo yakin?" tanya Chandra ragu sambil memandang warung kecil yang berada di samping gang. Tempatnya sedikit tidak layak.

Melodi tidak langsung jawab, karena gadis itu lebih memilih turun dari motor dan berdiri di samping Chandra sambil menatap cowok itu yang sedang menatap ke arah warung yang di tunjuknya. Ck, Chandra selalu saja ganteng di mana pun dan dalam kondisi apapun.

"Yakin. Kenapa?"

"Nope. Lo duluan gue parkir motor dulu."

Melodi mengangguk kemudian berjalan menuju warung yang sering ia datangi bersama teman-temannya itu. Siang ini warung itu tampak sedikit ramai dengan beberapa orang yang Melodi tebak adalah para mahasiswa. Tadinya Melodi ingin memilih tempat yang sering ia dan teman-temannya duduki, tapi karena sudah di duduki dua orang laki-laki mau tak mau Melodi mengambil tempat yang berada di pojok kiri warung.

"Lo udah pesan?" tanya Chandra membuat Melodi yang menunduk menatap ponsel mengangkat kepala.

"Belum, nungguin lo."

"Menunya apa-apa aja?"

"Itu aja." Melodi menunjuk belakang Chandra membuat cowok itu memutar badan 180° dan menatap sebuah spanduk yang bertuliskan menu-menu warung tersebut.

"Gue ayam bakar sama es teh aja."

"Oke gue pesan bentar."

Chandra menatap punggung Melodi dengan tatapan datar. Gadis ini benar-benar berbeda. Kalau dilihat dari penampilannya, tempat seperti ini kurang cocok untuk perempuan itu. Melodi tidak mewah, tapi elegant.

[1] Somebody ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang