◇6

1K 89 15
                                    

Demi apa, yang namanya ane pinjam gpp... Lagi kehabisan stok nama ini, jadi pinjam iyya teman...
#plakk abaikan saya yang lagi galau...

Normal Pov

"Li, buruan napa? Udah kayak mau kondangan aja loe, lama banget dandannya." kesal Fandy.

"Berisik loe curut! Gue sumpahin loe biar gak diterima sama Lita." ancam Ali.

"Ehh sial loe, jahat bener loe jadi sobat." ucap Fandy sambil memegang dadanya.

"Habisnya loe sih, sabar napa. Bentar lagi juga gue selesai." gerutu Ali.

"Udahlah gue tunggu di bawah sambil chat kecengan gue si Lita."

Fandy pun melengak pergi dari kamar Ali sambil memainkan handphonenya menghubungi calon kekasihnya Lita.

Sedang asik-asik chat, seorang menepuk bahunya. "Buruan, tar kita telat." ucap orang itu.

"Setan, loe yang bikin kita telat!" umpat Fandy.

"Sudahlah, cepat buruan?!"

"Ehh, tunggu Li, bokap sama nyokap loe mana?"

"Mereka udah pergi pagi. Ada bisnis katanya." Fandy menganggukan kepalanya tanda mengerti.

Pasalnya dari pagi sampai di rumah Ali dia tidak melihat Orang Tua Ali sama sekali. Fandy hanya melihat Abangnya Ali sih Ricky.

"Kok loe gak nanyain kembaran loe?" tanya Ali.

"Kembaran gue siapa? Loe lupa gue anak pertama dan punya adik cewek." heran Fandy.

Masak iya teman seperjuangannya lupa siapa dirinya atau Ali lagi kesambet setan amnesia mendadak pikir Fandy, sambil menyentuh dahi sahabatnya.

"Loe gak sakit kan rut?"

"Sial! Loe kira gue gila apa, ampe loe tempelin tangan busuk loe ke dahi gue terus loe tempelin ke pantat loe yang minta di tusuk." kesal Ali dengan kelakuan temannya itu.

"Kali aja Li." cengir Fandy.

"Habisnya kan, loe sendiri yang kembaran gue?"

"Yang gue maksud kembaran loe itu, Bang Ricky. Loe satu jenis sama dia." jelas Ali.

"Oh." respon Fandy.

"Tapi gue gak satu spesies sama dia, gue seme sedangkan dia uke." batah Fandy.

"Bosen gue denger bacot loe?" Ali meninggalkan Fandy di ruang tamu begitu saja.

"Li tungguin gue somplak!" teriak Fandy sambil mengejar Ali yang sudah melenggang pergi.

Mari kita biarkan dua manusia itu pergi ke kampus yang mereka inginkan. Sakit kuping mendengar perdebatan kagak jelas dari Ali dan Fandy.

Al lagi berkumpul di area sekolahnya. Sekarang lagi waktu senggang, soalnya untuk acara persiapan perpisahan sekolahnya.

"Al, gimna kemarin?" tanya Reynier.

"Apaan?" jawab Al penasaran.

"Itu kemarin apa yang di sampaiin Bunda?"

"Kepo loe?"

"Pelit amat sih loe." kesal Reynier.

Sedangkan Farell hanya menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah laku kedua teman baiknya itu.

Al sendiri mengingat apa yang di sampaikan orang tuanya kemarin, lebih tepatnya Bundanya.

Flash to the back

"Jadi Bunda mau bicara apa?"

"Begini sayang, Bunda sama Ayah akan tinggal sementara di Bali." jelas Maia pada anaknya.

"Di Bali? Berapa lama? Untuk apa?" tanya Al beruntun.

"Satu-satu Dek nanyanya?" kesal Affi.

"Diem deh Kak." kesal Al.

"Kalian ini." lerai Maia.

"Bunda dan Ayah akan membuat bisnis baru di sana, bisnis hotel di Bali menjanjikan."

"Lagi pula, bisnis kita di luar negeri sedang stabil." jelas Maia lagi.

Al tahu Orang Tuanya adalah pembisnis hebat, Al juga tahu kemajuan bisnis di luar negeri sedang ada di puncaknya. Dia juga percaya Orang Tuanya sibuk mencari uang buat dia dan adiknya serta kakaknya.

Tapi apa perlu tinggal di Bali, cukup dia di tinggal pergi keluar negeri. Tapi sekarang malah Orang Tuanya menetap di Bali.

"Tapi Bun? Apa gak bisa Bunda sama Ayah bolak balik saja?"

"Itu tidak mungkin sayang, kami harus mengawasi pekerjaan mereka di Bali."

"Kami mohon mengerti lah? Selesai masalah di Bali kami akan berhenti dari itu semua dan menyerahkan pada kalian." janji Maia pada anaknya.

"Al mengerti." jawab Al pasrah.

Kalau udah seperti itu Ayah dan Bundanya tidak bisa di tentang sama sekali, itulah salah satu sifat yang menurun padanya saat ini.

Flash to the back End

Mengingat kejadian kemarin Al menarik nafasnya panjang, dia mendapatkan perhatian dari temannya saat melakukan seperti itu.

Rey dan Farell saling pandang, tapi yang mereka lakukan setelahnya mengangkat bahu tanda tidak mengerti dengan sifat Al hari ini yang aneh. Memang sih pada dasarnya dia aneh, tapi kali ini lebih aneh lagi.

"Al, loe sebenarnya kenapa sih?" tanya Farell akhirnya.

"Gue lagi bad mood sumpah."

"Kenapa?"

"Hah! Bunda sama Ayah mau menetap di Bali, dan jangan tanya apapun lagi." terang Al dengan wajah datarnya.

Jadi sekarang kedua temannya mengerti kalau Al lagi kesal, karena Ortunya akan pergi. Farell dan juga Reynier hanya bisa membiarkan kegalauan temannya itu.






Bersambung..
Masih ada yang mau lanjut atau di endingin saja ini cerita...

THE PRINCE [ BOYXBOY ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang