"Kau kenapa?"
Diva menoleh mendengar suara itu. Abby berdiri di depan pintu kamarnya dengan ransel di bahunya.
"Baru pulang kuliah?" Diva balik bertanya tanpa menjawab lebih dulu pertanyaan Abby.
Abby mengangguk dan masuk ke kamarnya. Dia berbaring di sebelah Diva. "Kak Dave bilang kau sakit. Kau bohong kan?"
Pernahkah kau memiliki sahabat dan dia langsung tahu kau berbohong bahkan sebelum kau bertemu dengannya? Kadang hal itu sangat mengganggu kan?
Diva memilih meraih bantal dan menyembunyikan wajahnya. Abby selalu bisa menebaknya. Raut wajahnya seolah lembaran buku yang terbuka bagi gadis itu. Namun hanya dia. Bagi orang lain, Diva adalah seorang yang sulit ditebak.
"Jangan mengelak. Ada apa?" Abby meraih bantalnya dan menyembunyikannya di belakang punggungnya.
Diva mengerang dan berbalik menghadap gadis cantik yang menatapnya dengan galak itu.
"Abs, apa semua pria itu brengsek?"
Abby mengerutkan alisnya dan Diva tahu gadis itu sedang kembali 'membaca' dirinya.
"Siapa, Div?"
See?
Seharusnya gadis ini mengambil jurusan Psikologi. Diva sangat yakin pasiennya akan membludak.Diva menghela napas dan duduk tepat di depan Abby yang masih menatapnya curiga.
"Dia sangat brengsek. Bahkan langsung berani meminta nomor teleponku di hari pertama kami bertemu tanpa menanyakan namaku lebih dulu," cerita Diva meluncur seperti air bah. "Aku sangat ingin menendang selangkangannya saat dia melotot menatap dadaku. Dan sialnya lagi, si brengsek itu sahabat kakakku."
Sampai disini, mata Abby melebar. Dan Diva tahu apa yang ada di dalam benak Abby.
"Apa dia setipe dengan Kak Dave?"
"Lebih parah. Semalam aku melihat dia berciuman seperti binatang di depan apartemen seorang jalang!"
"Oh, Sayang." Abby memeluknya dan mengusap punggungnya dengan sayang. "Dan kau jatuh cinta padanya secepat itu?"
Diva menggeleng namun dia semakin menenggelamkan diri ke dalam pelukan Abby. Semalaman dia mencoba mengenyahkan bayangan menjijikkan itu dari kepalanya dan GAGAL TOTAL.
Semakin dia ingin lupa, justru si brengsek itu makin senang mendiami kepalanya dengan senyumnya yang luar biasa seksi. Ada apa dengan pria Spanyol? Kenapa -bahkan dengan predikat player- mereka selalu membuat kaki para wanita gemetar? Dan kenapa Diva menjadi salah satunya??
Seumur hidupnya, tidak pernah ada pria yang benar-benar menggetarkan kakinya apalagi hatinya. Bahkan saat akhirnya dia menyadari perasaannya dulu pada pria yang menghinanya, itu hanyalah cinta monyet yang dengan mudah dilupakannya. Tapi dengan pria satu ini, Diva merasakan benci dan gemetar sekaligus. Dan Diva tahu itu bukan dalam artian yang baik.
Dia tahu dirinya bisa dengan mudah tergelincir jatuh ke dalam jurang dan tidak akan pernah bisa bangkit naik lagi ke daratan. Lalu nasibnya akan sama seperti Abby, bertahun-tahun mencintai pria yang bahkan tidak dia ketahui keberadaannya hingga saat ini.
"Div, mungkin memang inilah saatnya untukmu membuka hati."
Diva mencibir pada apa yang Abby ucapkan. "Kau sadar dengan ucapanmu? Seolah hatimu terbuka lebar saja."
Abby melempar bantalnya pada Diva. "Itu beda kasus tahu! Jangan mengalihkan pembicaraan!"
Diva tertawa dan kembali memeluk sahabatnya itu. Hanya dengan Abby disini saja suasana hatinya langsung berubah lebih baik. Girls can survive without a boyfriend, but they can't survive without a best friend.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONE
General FictionPDF TERSEDIA DI KARYAKARSA DELICIOUS D SERIES (DDS) - 1 Daniel Armando de Castillo, pria kaya yang tak percaya cinta. Baginya, wanita hanyalah objek untuk bersenang-senang. Sampai akhirnya jalan hidup membawanya bertemu dengan adik dari sahabatnya...