Sepuluh

488 21 1
                                    

*Seoul National University Hospital
05.45 am

Yerin memandang wajah lelah pria yang begitu ia cintai dan juga ia sayangi. Yerin sangat berterima kasih karena Tuhan telah berbaik hati mengembalikannya setelah beberapa tahun dia membawanya entah kemana.

Hari ini Yerin datang ke Rumah Sakit lebih pagi dari biasanya. Entahlah, dia merasa bersalah atas kejadian kemarin. Bagaimana kalau Yumi tidak bisa ditemukan? Sungguh Yerin akan mengutuk dirinya sendiri kalau sampai Yumi tidak bisa ditemukan, Yerin bahkan tidak akan mampu untuk memaafkan dirinya sendiri.

Pria yang terbaring diranjang dan dengan selang infus yang masih terpasang di tangan kanannya pun mengerjapkan matanya karena merasakan basah disalah satu tangannya.

"Kenapa kau menangis, huh?" tanyanya lemah.

Yerin yang mendengar suaranya pun segera mendongkak dan menghapus dengan kasar air mata yang sedari tadi meluncur dengan bebasnya tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Maaf, apa aku mengganggu tidurmu oppa?" serak Yerin. Dan pria itu pun menggelengkan kepalanya lemah, tersenyum dan mengulurkan tangannya mengusap bekas air mata yang telah membasahi pipi gadis yang sangat dia sayang.

"Kau sangat jelek ketika menangis" hibur pria itu kepada Yerin.

"Tapi aku terlihat sangat cantik ketika aku tersenyum" balas Yerin dan Yerin tersenyum begitu pebar menampakkan deretan gigi putihnya. "Udara pagi?" lanjut Yerin.

Yerin keluar dari kamar inap pria ini dan mencari kursi roda untuk membawanya menikmati segarnya udara di pagi hari di Taman Rumah Sakit ini. Tidak beberapa lama Yerin masuk dengan mendorong kursi roda dan pria yang tadi ia tinggalkan masih berbaring, sekarang sudah duduk ditepian ranjang. Yerin membantunya untuk duduk di kursi roda, pria ini masih lemah, belum pulih sepenuhnya.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Yerin dengan sabar mendorong kursi rodanya kearah Taman.

"Hey, kalian akan pergi kemana sepagi ini? Jangan katakan kalau kau akan membawanya kabur, Yerin!" teriak pria yang baru saja datang. Yerin hanya menggelengkan kepalanya heran, sedangkan pria yang sedang duduk dikursi roda pun ikut menggelengkan kepalanya.

"Wah, apa dunia ini akan masih sama?" tanya pria yang duduk di kursi roda kepada Yerin.

"Ehm?"

"Melihatnya bangun dan sudah berada disini ... Sepagi ini?"

Yerin tersenyum dan mengusap bahu pria ini, "Dia sangat bekerja keras selama kau tidak ada, oppa. Jadi berhentilah untuk mengejeknya"

"Apa kau masih saja mencintai pria itu?"

"Aku tidak mencintainya, aku hanya mengaguminya saja" kilah Yerin, andai saja pria yang sedang duduk di kursi roda ini melihat rona merah yang ada diwajah Yerin maka dia akan tertawa.

"Apa kalian sedang menggosipkanku?" pria yang baru saja datang mengambil alih kursi roda yang sedari tadi masih dipegang oleh Yerin. Dan mengarahkan ke arah Taman.

Ketiga orang ini akhirnya menikmati udara pagi di area Taman Rumah sakit ini. Yerin memandang lurus ke arah jalanan yang mulai ramai akan lalu lalang kendaraan. Sedangkan kedua pria itu sedang entah membicarakan apa, mereka berdua terlihat sangat serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chanyeol Appa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang