Satu

971 43 6
                                    

Happy reading.... 😊😊😊😊
°
°
°
°
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Appa"

Suara itu terdengar sangat nyaring ditelinganya.

"Appa, cepatlah bangun atau aku akan terlambat ke sekolah" suara kecil yang sangat manis dan juga Indah itu selalu terdengar merdu ditelinganya.

"Appa" teriaknya lebih kencang dan sekarang sudah duduk di atas tempat tidur dan menindih punggung laki-laki itu.

Chanyeol pun sedikit tersentak dengan aksi Yumi yang sudah duduk diatas punggungnya.

"Lima menit lagi Park Yumi"

Yumi pun mendengus kesal karena sang appa tak juga kunjung membuka matanya. Ini sudah waktunya untuk Yumi berangkat kesekolah dan Chanyeol berjanji akan mengantarnya hari ini karena, kemarin dia sudah absen karena ada urusan di Kampusnya.

Yumi pun beranjak dari punggung Chanyeol, bukan untuk pergi tapi dia mengambil ancang-ancang untuk menindih sang appa lebih keras agar terbangun dari tidurnya. Dan, hal itu berhasil.

"Ahhhh" Chanyeol mengaduh.

Chanyeol merasakan punggunya sudah mau putus oleh ulah Yumi yang menghentaknya dengan keras.

Yumi pun terkikih saat melihat sang appa merintih kesakitan. Bukannya meminta maaf, Yumi malah semakin tertawa keras.

"Sayang, jangan lakukan hal itu lagi atau punggung appa akan benar-benar patah nanti" jawab Chanyeol. Dengan ekpresi kesakitan dan mengusap punggungnya.

Setelah melihat wajah Chanyeol yang meringis kesakitan Yumi pun menyesal karena sudah membuat appanya seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi hanya dengan cara itu appanya mau bangun dan meninggalkan bantalnya.

Chanyeol yang menyadari perubahan wajah Yumi pun mengelus pelan Puncak kepala dan pipi chubby Yumi. "Bisakah Tuan Putri, menunggu appa di ruang makan?appa akan bersiap secepat kilat".

Yumi, meninggalkan kamar Chanyeol dengan sedikit berlari "Jangan lari sayang nanti kau bisa jatuh" teriak Chanyeol dari dalam kamar.
.

°°°°°°°°°°°
.
"Makannya hati-hati sayang, nanti kau bisa tersedak kalau makan seperti itu" suara Yoo ra memperingatkan Yumi.

"Ne, eomma" jawab Yumi renyah.

Yoo ra tersenyum bahagia saat melihat begitu menggemaskannya Yumi. Tinggkah apa yang dia perbuat untuk membangunkan Chanyeol setiap paginya itu membuat Yoo ra selalu penasaran.

"Siapa yang memenangkan pertandingan pagi ini?" Yoo ra sudah mendekatkan wajahnya pada Yumi

"Tentu saja Yumi. Dan appa selalu kalah"

Yoo ra yang mendengarnya pun tertawa bersama Yumi.

Yoo ra dan Yumi kompak menutup mulut mereka saat melihat siluet dari seseorang yang sedang mereka bicarakan mendekat. Kembali ke posisi duduk mereka semula seolah tak terjadi apapun.

Yoo ra melirik Chanyeol yang menarik kursi dan duduk sambil menahan rasa seditik nyeri di pinggangnya. "Kenapa, apa kau sakit?"

"Tidak" jawab singkat Chanyeol.

"Lalu? kenapa kau memegangi punggungmu seperti itu? Apa tidurmu tidak nyaman?" Yoo ra sambil menahan tawa, sungguh sekarang ini dia ingin tertawa karena wajah Chanyeol yang lucu sedang menahan sakit.

"Noona, berhentilah tertawa" decak Chanyeol.

"Bibi Han, sepertinya kau harus beli minyak urut untuk punggung Tuan Muda kita" ledek Yoo ra

Chanyeol Appa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang