15 menit sebelum jadwal siaran mereka berakhir, pemenangnya sudah bisa dipastikan hanya dengan melihat IG radio tersebut. Dan ditantangan kali ini Renilah yang menang.
Setelah siaran selesai, Reni langsung menagih hasil kekalahan Ferry. Tanpa dijawab oleh Ferry, Ferry menarik tangan Reni dan membawanya kedalam mobil BMW miliknya.
"Kita mau kemana nih?" Tanya Reni penasaran tanpa menutup kesenangan yang masih terpampang diwajahnya. "Nanti juga lu tau" jawab Ferry yang dibalas anggukan oleh Reni.
Kini mobil mereka sudah tiba dikawasan Blok M, dan Ferry memilih memakirkan di Basement. Dengan semangat Reni turun dari mobil tanpa menghiraukan sang pemilik mobil. Ferry tersenyum sambil menggelengkan kepala ketika melihat tingkah laku Reni.
-
*Ferry P.O.V*
Aku berjalan disebelah Reni yang sedang asik melihat-lihat sekitar. Lalu dia mendekati kedai es krim dan aku langsung mengikutinya. Yaah mau bagaimana lagi, aku kalah dalam taruhan tadi."Udah puas? Lu mau apa lagi nih?" Tanyaku sambil melihat kearah es krimnya. "Lah elu gk ikut beli?" Mendengar pertanyaan yang ia keluarkan, aku langsung menggelengkan kepala. "Yang penting elu aja dulu. Gue mah gampang" jawabku sok peduli, padahal dalam hati aku ingin sekali merasakan es krim itu.
Tiba-tiba ada es krim berada di depan wajahku. Ternyata itu es krim milik Reni yang sepertinya sengaja untuk menggodaku. "Yakin nih nggak mau? Enak looh hahahaha" tawanya pecah seketika. "Waah elu yaa hahaha, serius gausah. Lu abisin aja" jawabku masih menggunakan nada yang sama
"Okeey, tapi kita foto dulu laah. Buat bukti kalo lu udah beliin yang gue mau, yaah walaupun belum semua. Hahaha" ajakan dia membuatku tidak berdaya untuk menentangnya. Dengan cepat dia mengambil smartphone dari dalam tasnya, membuka kamera dan dia mulai memotret. Aku yang belum siap untuk berfoto merasa terkejut.
"Sumpah lu weh, gue belum ganteng udah main moto aja" protesku. "Alaah lu gak usah diapa-apain juga udah ganteng kok. Tenang aja" dia membela sambil merayuku dengan senyum manis yang ada di mulutnya.
"Kita mau kemana lagi nih?" Tanyaku setelah adegan saling sibuk cukup lama. "Jalan-jalan dulu yuk" jawabnya dengan riang. "Ayok" sautku setelah membayar es krim tersebut.
"Liat-liat boneka yuk" ajaknya. "Lu lagi nggak mau boneka kan?" Tanyaku sedikit meledek. "Yaah kalo gue mau emang kenapa? Lagian kan ada pangeran yang bayarin. Hahahaha" jawabnya sambil tertawa. "Dasar lu, awas aja kalo gue yang menang. Gue bales lu" jawabku menggunakan sedikit nada ancaman sambil tersenyum kearahnya. Yang diancam hanya tersenyum sambil me-meletkan lidahnya.
Aku mengikutinya sambil berkeliling, melihat sambil bertanya-tanya dalam hati. Apakah ada boneka yang dia suka. Walaupun yang mahal sekalipun, akan aku belikan khusus untuknya.
Sedang asiknya memikirkan hal tersebut, tiba-tiba dia berhenti. Melihat 1 boneka beruang berwarna cokelat yang cukup besar. Ketika dia sedang iseng melihat harganya, "Harganya Rp 450.000,-. Mahal banget, padahal gue tertarik" katanya. Entah dia keceplosan atau memberikan kode padaku, aku menggodanya "Ehem, kode amat bu" kataku. Terlihat dia kaget, mungkin lupa jika aku masih menemani dia. "Eeh iya, gue lupa ada elu. Hahaha" seketika tawanyapun pecah dari mulutnya.
"Elu mau boneka itu?" Tanyaku. "Pengen siih, tapi mahal banget. Gue nggak mau lu bangkrut gara-gara gue. Hehehe" jawabnya dengan malu-malu. "Alaah selaw aja sama gue, cuman segitu doang mah gaada apa-apanya" jawabku dengan penuh percaya diri. "Gaya banget lu hahaha. Gausah udeeh, nanti kalo gajian gue beli sendiri" jawabnya dengan riang. "Yasudah kalo begitu" jawabku. 'Gue bakal bikin lu senyum dengan semua kejutan yang gue kasih' tambahku dalam hati.
-
*Reni P.O.V*
Ferry mengantarku sampai rumah. "Mampir gak?" Tawarku basa-basi sebelum turun dari mobil. "Terima kasih, tapi gue nggak enak malem-malem dirumah cewe" jawabnya sopan. Entah sejak kapan dia menjadi sopan seperti ini.Aku mengangguk mengerti, lalu keluar dari mobilnya. Setelah mobilnya sudah tidak terlihat, aku langsung masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum" aku mengucap salam sambil membuka pintu. "Wa'alaikumussalam, eh kamu baru pulang? Kamu pulang sama siapa? Kenapa pulangnya nggak ngabarin kakak?" Sederet pertanyaan muncul dari mulut kakakku.
"Kakak kayaknya cocok jadi wartawan deh, pertanyaannya banyak banget sampe aku bingung mau jawab yang mana dulu" kataku belum menjawab pertanyaannya. "Hahaha dasar ya kamu, yaudah kamu mandi dulu sana. Jawabnya nanti aja" katanya sembari masuk ke dapur untuk membuat makanan. "Siap bos!" Jawabku.
Aku langsung menuju kamar untuk bersiap-siap mandi. Selesai mandi aku langsung ke meja makan.
"Tadi kamu pulang sama siapa dek?" Kakakku kembali bertanya. "Kalo kakak tadi denger radio pasti tau" kataku berusaha sedikit mengelak.
"Kamu kan tau kakak kerja, jadi gak sempet denger radio" katanya membela diri. "Gini kak ceritanya..." aku ceritakan semua kejadian hari ini. Kakakku mendengar dan hanya mengangguk ketika mendengar semua ceritaku.
"Jadi gimana?" Tanya kakakku tiba-tiba. "Dia udah nembak belum?" Lanjutnya membuatku bingung ingin menjawab apa. "Haduuh kak, nggak tau deh. Aku juga lagi fokus sama karirku hehe" jawabku dengan sedikit tertawa.
"Kalo menurut kakak nih yaa, kayaknya dia suka sama kamu deh" seketika aku langsung menghentikan aktivitas makanku. "Ah kakak bisa aja bercandain adeknya yang cantik ini haha" jawabku menahan perasaan yang menurutku sedikit aneh. "Yeh serius dek, kakak lagi gak bercanda looh. Gimana kalo kita taruhan aja. Kalo dia sampe nembak kamu, kamu harus terima dan traktir kakak" kata kakakku tiba-tiba. "Kalo kenyataannya dia nggak nembak aku, aku mau kakak traktir nonton. Mumpung film-film tahun ini bagus. Gimana? Deal?" Jawabku menerima tantangannya sambil mengarahkan tangan kananku untuk mengajaknya bersalaman. "DEAL!" Jawab kakakku dengan semangat.
---
Naah kalian nunggu yaa. Sorry late update, dikarenakan kesibukan author didunia nyata.Voment + Krisar dibutuhin buat lanjutin cerita ini.
Kalian Warbyazaah :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Radio Gokil.fm (Late Update)
RomansaFerry penyiar radio yang cukup profesional dan kocak, memiliki partner baru bernama Reni yang lugu di stasiun radio tersebut. Keduanya sama-sama profesional dalam hal berbicara didepan publik. Bagaimana keseruannya? Akankah keseruan mereka berakhir...