Lima

2.7K 177 3
                                    

   warning! 18+
yang belum umur 18+ jangan coba-coba baca.

sudah diingatkan ya!

.
.

       "Maaf.. maaf menyakitimu sampai segininya Lu.. maafkan aku" ucap Sehun lirih melihat Luhan yang pertama kalinya Lemah di hadapannya.

.
.
.
.
.

       Luhan hanya diam terduduk dalam dekapannya Sehun. Ia tadi begitu emosi sampai ia benar-benar ingin mati. Sehun masih memeluknya erat. Ia mendengar yang Sehun ucapkan tadi, tentu saja telinga Luhan tidak tuli.

      Sehun melonggarkan pelukannya terhadap Luhan, Ia menatap wajah istrinya yang cantik dan berlinang air mata. Ia menatapnya dan mencium mata Luhan yang dibanjiri oleh air mata.

     "Luhan tatap aku" ucap Sehun lembut.

     Luhan masih menundukan wajahnya, ia tidak ingin memperlihatkannya pada Sehun. Ia terlalu jelek untuk menatapnya.

     "Jelaskan padaku. Wanita apa yang kau maksudkan? aku sungguh tidak mengerti Han" ucap Sehun lagi.

     Luhan masih terdiam.

     apa Sehun benar-benar tidak tahu yang ia maksud?

    "Dimana handphonemu Oh Sehun?" ucap Luhan.

    "Ada di saku----- lho?! hpku mana han?" ucap Sehun kaget.

    Luhan hanya menghela nafas dan melepaskan pelukan Sehun dari dirinya. Luhan langsung berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan Sehun masih mencari handphonenya.

   Luhan pun kembali dan masih melihat Sehun yang masih mencari handphonenya.

   "Han pinjam handphonemu!"

    Luhan langsung memberikan handphonenya dan duduk di kasur mereka kembali. Ia hanya memperhatikan suaminya yang panik karena tidak tahu dimana ponselnya.

   Sehun langsung menekan nomer ponselnya dan menaruhnya di telinga.

    "Annyeong?" tanya wanita diseberang sana.

    "Noona! ponselku disitu?!" tanya Sehun dengan kaget.

    Luhan hanya menahan nafasnya, Ia terlalu takut mengetahuinya. Iya, takut melihat kenyataan yang harus dia sadari.

    "Iya. kan tadi kamu beli bunga disini dan ponsel mu ketinggalan. Tadi ada yang meneleponmu seorang wanita" ucap wanita yang dipanggil Sehun noona tersebut.

    Sehun menepok jidatnya dan meninggalkan bekas berwarna merah pada jidatnya. Ia menghela nafas merasa lega karena tahu apa yang terjadi pada Luhan.

     "Yaampun noona. Pantas saja Luhan mengamuk" ucap Sehun lalu mematikan handphonenya.

     Luhan melebarkan bola matanya yang sipit.

    apa yang dibicarakan Oh Sehun? aku tidak mengamuk! batin Luhan.

    Sehun menghampiri Luhan yang sedari tadi melihatnya dengan pandangan penuh arti, tidak, bahkan pandangan penuh pertanyaan.

After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang