Enam belas~

127 24 17
                                    

Tangan Cheonsa masih berada dalam genggaman tangan Taekwoon. Mereka baru saja menuruni anak tangga dari lantai tiga menuju basement

Sesampainya dibasement Taekwoon membuka pintu mobilnya dan menyuruh Cheonsa masuk.

Cheonsa mempoutkan bibirnya karena masih merasa kesal pada Hongbin. Gadis itu juga kesal karena Hongbin memeluk kakaknya.

"Mengapa kau cemberut?" Tanya Taekwoon sembari memakai seltbelt.

"Aku hanya merasa kesal karena Hongbin memeluk kakakku." ucap Cheonsa masih dengan wajah kesal.

"Kau cemburu?" tanya Taekwoon kemudian menjalankan mobilnya.

"Ah, entahlah Oppa." Cheonsa kemudian menyandarkan kepalanya dijendela.

Taekwoon hanya tersenyum.

"Kita akan pergi kemana?" Tanya Cheonsa kemudian.

"Aku mendapatkan undangan makan malam dari profesorku dulu, jadi kita akan pergi makan malam." Ucap Taekwoon tanpa menoleh ke arah Cheonsa.

"Oppa, harusnya kau bilang dulu padaku." Cheonsa menghembuskan nafasnya lemah.

"Apa aku salah?" tanya Taekwoon.

"Oppa, aku masih memakai sandal rumah." Cheonsa menunjuk kakinya.

"Ah," Hanya itu yang keluar dari mulut Taekwoon.

Cheonsa membentur-benturkan kepalanya pelan dijendela.

"Aku bahkan belum bersiap sama sekali." Ucap Cheonsa lemah.

"Berhentilah membenturkan kepalamu Cheonsa." Taekwoon memarkirkan mobilnya dipinggir jalan.

Tapi, Cheonsa masih membenturkan kepalanya tanpa mendengar perintah Taekwoon.

"Berhenti menyakiti dirimu, Cheonsa." Taekwoon meletakkan tangannya di kening Cheonsa untuk melindungi kening gadis itu.

Cheonsa berhenti membenturkan kepalanya. Cheonsa terdiam dan tidak berani menoleh ke arah Taekwoon. Karena jika Cheonsa menoleh wajah mereka akan berdekatan.

Taekwoon memutar tubuh Cheonsa menghadapnya. Taekwoon megusap kening Cheonsa pelan.

"Keningmu bisa terluka jika kau membenturkannya seperti itu." Ucap Taekwoon.

Cheonsa menunduk dengan wajah yang memerah.

***

"Bagaimana bisa kau salah mengenaliku?" Tanya Chrysan saat Hongbin melepaskan pelukannya.

"Aroma lemonnya sama." ucap Hongbin.

Chrysan berbalik dan meninggalkan Hongbin di depan pintu. "Apa kau marah?" tanya Hongbin sembari mengekor di belakang Chrysan.

Chrysan menggeleng. "Aku memakluminya karena kami kembar, terlebih aroma lemon itu pernah aku pakai." ucap Chrysan sembari membuka kulkas.

"Sekarang kau sudah mulai berbicara dengan kata yang cukup panjang." ucap Hongbin sedikit membungkuk tepat dibelakang punggung Chrysan.

"Benarkah?" Tanya Chrysan.

Hongbin mengangguk. "Ini." Chrysan menyodorkan sebotol susu pisang beserta sedotannya.

Hongbin menatapi susu pisang itu. "Banana milk." Ucap Hongbin pelan namun masih bisa didengar Chrysan.

"Iya, kenapa?" Chrysan menoleh dan mendapati Hongbin menatapnya penuh tanya.

"Ada apa?" Tanya Hongbin

"Kau memanggilku?" Tanya Chrysan

"Tidak." Hongbin menggeleng pelan dan terlihat bingung.

"Barusan kau bilang Banana--." Chrysan tidak melanjutkan kalimatnya. "Ah, maaf aku salah paham ternyata." Chrysan mengusap tengkuknya.

"Kau tidak mungkin memanggilku Banana Milk." Ucap Chrysan kemudian berjalan menuju sofa.

"Memang siapa yang memanggilmu Banana Milk?" Tanya Hongbin masih berdiri ditempatnya.

"Temanku, satu-satunya temanku yang tidak pernah ku temui." kemudian Chrysan meminum susu pisangnya. Chrysan menyalakan televisi dan mengganti channel beberapa kali.

"Siapa nama temanmu?" tanya Hongbin sembari menggenggam erat susu pisangnya.

Chrysan menoleh. "Aku tidak tahu siapa namanya, kami memang tidak menyebutkan nama asli kami. Hanya saja, aku memanggilnya RedBean." Ucap Chrysan membuat susu ditangan Hongbin terjatuh begitu saja.

"Ada apa?" Chrysan menatap Hongbin. Kemudian gadis itu berjalan ke arah Hongbin.

"Kenapa wajahmu pucat, Kau sakit?" Tanya Chrysan sembari memegang pipi Hongbin.

Hongbin menatap Chrysan dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu, Hongbin menarik Chrysan dalam pelukannya.

"Ada apa? Pelukanmu terlalu erat Hongbin-aa, aku sulit bernafas." Ucap Chrysan.

"Aku bersyukur kau menjadi lebih baik dan kau mau keluar dari kamarmu. Aku sangat bersyukur." Ucap Hongbin masih memeluk Chrysan hanya saja pelukannya melonggar.

"Aku bersyukur kita dipertemukan lebih awal sebelum aku melupakan temanku karena mulai menyukaimu."

"Aku juga bersyukur kau menemaniku yang memiliki kelainan seksual dan kau tetap menyemangatiku."

"Kau tahu, kau adalah orang yang selalu ingin aku temui."

Chrysan hanya mendengarkan setiap kalimat yang Hongbin ucapkan meskipun gadis itu masih menerka-nerka tentang apa yang sebenarnya Hongbin katakan.

Hongbin menatap Chrysan dengan mata berkaca-kaca. "Apa yang akan kau ucapkan jika kau bertemu RedBean?"

Chrysan terdiam sesaat. "Jika aku bertemu Redbean, aku akan berterima kasih padanya karena menemaniku selama aku terkurung dikamarku. Aku akan berterima kasih, karena dia menemaniku melalui teksnya, Aku juga berterima kasih karena dia memelukku walau hanya dengan emoticon peluk dan aku akan berterima kasih padanya karena membuatku berhenti untuk mengakhiri hidupku. Aku akan mengatakannya jika someday aku bertemu dengannya." Chrysan tersenyum.

Hongbin menunduk dengan air mata yang jatuh. Hongbin meraih handphonenya dan membuat sebuah panggilan.

Chrysan mengambil handphonenya yang bergetar dari sakunya. Gadis itu sedikit terkejut ketika tertera sebuah panggilan dari 'RedBean' ini adalah kali pertama RedBean melakukan voice call padanya.

"Hongbin-aa aku akan mengangkat teleponku sebentar." Chrysan berbalik dan hendak pergi. Namun, pergelangan tangan gadis itu digenggam Hongbin.

"Angkat saja disini." ucap Hongbin.

Tanpa banyak bicara Chrysan mengangkatnya. "Aku sudah bertemu denganmu, Aku bahkan mencintaimu. Jadi, aku ingin kau hidup denganku, Banana Milk."

Handphone Chrysan terjatuh begitu saja. Apa yang Hongbin katakan dan apa yang RedBean katakan adalah kalimat yang sama.

"Bagaimana bisa?" Chrysan meneteskan air matanya.

"RedBean-aa." Chrysan memeluk Hongbin dengan mata yang basah karena air matanya.

"Akhirnya kita bertemu." Hongbin mengusap kepala Chrysan.

***

To be Continue...

Komen coba? 😘😘

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang