Sembilan

128 22 8
                                    

"Dari banyaknya kesedihan pasti ada banyaknya kebahagiaan yang tak terduga."

***

Cheonsa bersyukur bahwa kakaknya sudah mau melihat dunia selain kamarnya. Hampir satu bulan ini Cheonsa membawa kakaknya keluar walau hanya sebentar.

Hari ini Cheonsa dan kakaknya pergi ke taman bermain. Dokter Jung Taekwoon yang memberi tiket masuk taman bermain ini padanya secara tiba-tiba. Cheonsa pikir tidak ada salahnya menerima dua lembar tiket ini. Karena kebetulan kakaknya juga ingin pergi ke taman bermain.

"Eonnie, aku akan beli minum dahulu." Cheonsa melepaskan gandengannya. "Eonnie tetap di sini dan jangan pergi kemana pun." Pinta Cheonsa.

Banana milk meraih tangan Cheonsa. Cheonsa tahu kakaknya mulai gugup. "Tidak ada yang akan menyakiti Eonnie." Cheonsa memegang kedua bahu kakaknya kemudian tersenyum. Dari senyum itu Cheonsa berusaha meyakinkan tidak akan terjadi sesuatu yang mengerikan.

Banana milk berdiri ditempatnya, dia menunduk dan jantungnya mulai berdebar karena takut menyelimutinya. Dia tidak berani mengangkat wajahnya karena seolah melihat orang-orang menatapnya dengan tatapan mencemooh dirinya.

Banana milk mulai menghitung mundur angka seratus. Cara yang dia gunakan untuk menghilangkan ketakutannya.

" 56, 55, 54, 53, 52..." Banana mulai menutup telingannya karena mulai mendengarkan suara-suara menakutkan yang hanya dirinya yang bisa mendengarnya.

Banana milk masih menghitung mundur dan sudah melewati angka tiga puluh,  Tubuh Banana mulai bergetar karena ketakutannya sudah diambang batas.

Banana memejamkan matanya, Banana mengangkat kepalanya karena seseorang berdiri di depannya. Pandangan mata Banana mengabur karena air matanya mulai menggenang.

"Mengapa kau menangis?" Tanya laki-laki berkaos putih polos itu penuh tanda tanya.

"Kau tidak mengangkat panggilanku." Banana hanya menatap laki-laki didepannya sekilas lalu menunduk kembali.

Laki-laki didepan Banana sekarang ini adalah Jung Taekwoon. Taekwoon menyentuh pipi Banana milk dan menghapus air mata gadis itu.

"Hyung." Taekwoon menoleh dan mendapati Hongbin berjalan ke arahnya.

"Aku kira kau tidak akan datang." Ucap  Taekwoon pada laki-laki yang memakai topi itu. Dia Hongbin.

Lalu, mata Hongbin  tertuju pada Banana milk. "Sesaeng fans." Ucap Hongbin sembari menunjuk Banana milk.

Banana mengangkat wajahnya tanpa berkata-kata. Hongbin bisa melihat dengan jelas wajah Banana milk yang tatapannya menyiratkan banyak ketakutan. Bercak air mata pun masih membasahi pipi Banana milk.

"Oppa." Taekwoon dan Hongbin menoleh dan mendapati Cheonsa berjalan ke arah mereka.

Taekwoon sedikit terkejut, Taekwoon menatap Banana milk dan Cheonsa bergantian. "Apa kalian kembar?" Tanya Taekwoon

Cheonsa berdiri di samping Banana yang masih menunduk. Cheonsa tersenyum ke arah Taekwoon. "Ini Eonnieku, Kim Chrysan."

Taekwoon terkejut. "Aku kira kau memotong rambutmu." Ucap Taekwoon

"Kami kembar." Cheonsa tersenyum.

Hongbin membuang mukanya kesal karena dadanya mulai bergemuruh dan terbakar cemburu. Kalau Hongbin tahu bahwa Taekwoon mengajaknya pergi bersama Cheonsa. Hongbin pasti sudah menolaknya.

***

Hongbin dan Chrysan duduk berhadapan. Hongbin menopang dagunya dengan tangan sembari menatap Chrysan yang sedari tadi menunduk.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang