Lima belas~

140 21 10
                                    

"Dan aku menginginkanmu."

Chrysan memejamkan matanya ketika berkali-kali Hongbin mengecup area lehernya. Mungkin tanda merah akan membekas sangat banyak dilehernya.

Semua kancing kemeja Hongbin sudah terbuka dan menampakan dada bidang serta perut kotaknya. Aroma stoberi menguar dari tubuh Hongbin. Chrysan merasa mabuk dibuatnya.

Hongbin bersandar dikepala tempat tidur Chrysan dengan Chrysan yang duduk diatas pangkuannya.

"Ah, tanda merahnya sangat banyak." Hongbin mengamati hasil perbuatannya dileher Chrysan.

"Aku hanya membuat satu dan kau membuat sangat banyak." protes Chrysan.

"Aku akan membuat satu lagi." Hongbin tersenyum evil.

"Y-ya Lee Hongbin." Hongbin tidak menghiraukan teriakan tertahan Chrysan dan membuka tiga kancing baju Chrysan dan melorotkan satu lengan baju Chrysan kesamping.

"Aku akan membuatnya disini." Hongbin mendorong maju punggung Chrysan. Chrysan meremas pundak Hongbin dan memejamkan matanya.

"Selesai." Ucap Hongbin kemudian mengecup singkat pipi Chrysan. Chrysan menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Why?" Tanya Hongbin

"Kau membuatnya di dadaku, Kau melihatnya?" Chrysan menggeram frustasi.

Hongbin tertawa. "Aku memang melihatnya, Lain kali aku akan terus membuatnya disitu." Hongbin tersenyum evil.

Chrysan memukul dada Hongbin tanpa ampun. "Ya, kau ..."

Chrysan terdiam ketika Hongbin memeluknya.

***

Hakyeon berjalan dengan dua buah cup berisi kopi. Hakyeon bertanya-tanya mengapa Hongbin terlihat lain hari ini.

"Kau terlihat lain selepas berlibur? Apa terjadi hal-hal baik?" tanya Hakyeon sembari mengangsurkan satu cup kopi kepada Hongbin.

"Bisa dibilang iya." Hongbin kemudian menyeruput kopinya.

"Syukurlah kalau begitu." ucap Hakyeon kemudian bersandar dibadan mobil.

"Hyung, kapan syutingku selesai?" Tanya Hongbin

"Jika kau menyelesaikan adegan ranjangmu." ucap Hakyeon membuat Hongbin sedikit memuncratkan kopi dari dalam mulutnya.

"Itu tidak ada di skrip." protes Hongbin

"Memang tidak ada, aku hanya bercanda." Hakyeon tertawa

"Menyebalkan." ucap Hongbin kesal.

***

"Eonnie tidak enak badan?" Tanya Cheonsa sembari meletakkan sup diatas meja makan.

"Tidak." Chrysan menggeleng.

"Lalu, mengapa memakai syal?" Tanya Cheonsa

"A-a, ini--" Chrysan mencoba mencari alasan. Chrysan tidak mungkin mengatakan pada Cheonsa bahwa dilehernya banyak tanda merah yang dibuat Hongbin.

"Bukan apa-apa." Chrysan menunduk karena wajahnya mulai panas ketika sekelebat bayangan kejadian kemarin mampir tanpa aba-aba.

"Baiklah." putus Cheonsa

***

Cheonsa berdiri di depan cermin, dia mengenakan gaun hitam selutut yang Taekwoon kirimkan tadi siang.

"Apa kau akan pergi?" Tanya Chrysan yang tiba-tiba sudah ada di ambang pintu kamar Cheonsa.

"Aku akan pergi bersama Taekwoon Oppa, apa terlihat cocok?" Tanya Cheonsa.

Chrysan mengangguk. "Sangat cantik." Chrysan tersenyum.

"Apa tidak apa-apa aku meninggalkan Eonnie sendirian?" Tanya Cheonsa.

"Pergi saja, aku tidak apa-apa." Ucap Chrysan.

Cheonsa tersenyum. "Terima kasih."

Cheonsa memeluk kakaknya. Lalu, matanya mengarah pada leher Chrysan.

"Apa yang terjadi dengan leher Eonnie?" Chrysan memegang lehernya. Dia lupa mengenakan syalnya.

"Mengapa banyak bekas merah?" Cheonsa mengecek leher kakaknya.

"Ini tidak apa-apa?" Chrysan memundurkan langkahnya.

"Ini seperti--" Cheonsa tidak melanjutkan kalimatnya.

"Eonnie--" Cheonsa menatap kakaknya penuh selidik.

"Ini alergi, ini alergi." sangkal Chrysan sembari keluar dari kamar Cheonsa.

"Tidak mungkin, pasti--" Chrysan menutup mulut Cheonsa.

Sedetik kemudian Chrysan melepas bekapannya. Chrysan menunduk dan menyembunyikan wajahnya.

"Hongbin yang melakukannya?" Tanya Cheonsa.

Chrysan mengangguk lemah. "Woah~"
Cheonsa meletakkan kedua tangannya dipinggang.

"Akan aku bunuh dia." Teriak Cheonsa.

"J-jangan, jangan bunuh Hongbin." Chrysan menarik ujung dress Cheonsa.

"Wae? Dia melakukan pelecehan seksual Eonnie." Cheonsa menatap Chrysan kesal.

"Aku menyukainya." Cheonsa terdiam mendengar kalimat Chrysan.

"Aku menyukai Lee Hongbin." Chrysan menutupi wajahnya karena malu.

"O-orang itu? Eonnie menyukainya?" Tanya Cheonsa.

"Aku hanya merasa aman bersamanya." Chrysan memeluk Cheonsa.

"Biarkan dia kali ini, biarkan aku juga." Ucap Chrysan.

Dari balik punggung Chrysan, Cheonsa menahan air matanya.

Chrysan melepaskan pelukannya ketika suara bel menginterupsi. Cheonsa melangkah menuju pintu dan membukanya.

Dilihatnya seorang laki-laki tinggi berdiri didepan pintu flatnya dengan pakaian serba hitam.

"Aku merindukanmu." Laki-laki itu menarik Cheonsa dalam pelukannya. Membuat Cheonsa tersentak kaget.

Cheonsa memukul-mukul lengan laki-laki itu. "Lepaskan, apa yang kau lakukan. Dasar mesum." Cheonsa mendorong tubuh laki-laki itu.

Penutup kepala laki-laki itu tersingkap. "Y-ya, mengapa kau memelukku?" Teriak Cheonsa kemudian menginjak kaki laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Lee Hongbin

Hongbin mengaduh. "Sepertinya aku salah mengenali orang." Hongbin berdiri kemudian melewati Cheonsa begitu saja.

Chrysan membeku ditempatnya. "Harusnya aku memelukmu, bukan dia." Hongbin memeluk Chrysan.

"Apa yang kau lakukan? Jangan peluk kakakku." Teriak Cheonsa.

Hongbin menoleh dan menjulurkan lidahnya.

"Wangi apel." Hongbin mencium aroma apel ketika memeluk Chrysan.

"Aku merindukanmu." Ucap Hongbin pelan.

Cheonsa melipat kedua tangannya di dada dengan raut wajah antara kesal dan cemburu.

Cheonsa menoleh ketika pergelangan tangannya digenggam seseorang.

"Ayo pergi." Taekwoon menarik tangan Cheonsa.

***

To be Continue...

Ku lagi mimisan terus gegara M/V Shangri La 😭😭😭 Aihhh.. Mas Ken Hot sekaliiiihhhh...

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang