Tujuh belas~

134 23 16
                                    

Cheonsa mengenakan sepatu flat berwarna pink fushia yang dipilihkan Taekwoon.

"Aku jadi terlihat pendek sekali." Gumam Cheonsa ketika berdiri didepan kaca dan berdiri tepat disamping Taekwoon.

"Aku tidak mau kau terlalu tinggi." ucap Taekwoon.

"Wae, Dokter?" Tanya Cheonsa sembari mendongak menatap Taekwoon.

"Karena aku harus lebih tinggi darimu." Cheonsa berdecih pelan.

"Aku rasa makna jawaban pertama dan kedua sama saja." Cheonsa melipat kedua tangannya.

Taekwoon menatap jam tangannya, "Kita akan terlambat, ayo." Taekwoon kemudian menggandeng tangan Cheonsa.

Namun, sesaat kemudian Taekwoon berhenti karena dering handphonenya menginterupsi.

"Ah, Baiklah profesor."

"Iya, Tidak apa-apa."

"Iya, berhati-hatilah profesor."

Taekwoon menoleh ke arah Cheonsa. "Profesor membatalkan acara makan malam karena harus terbang ke Amerika hari ini." Jelas Taekwoon.

"Jadi, Kau mau pergi kemana?" Tanya Taekwoon pada Cheonsa.

Cheonsa sejenak berpikir.

***

"Jadi, makan malam ala Cheonsa adalah mini market?" Taekwoon mengaduk mie dalam cup ramennya dengan sumpit.

"Pada jam-jam seperti ini aku memang tidak nafsu makan kecuali ramen." Cheonsa tersenyum dan menampakkan gigi ratanya.

"Tch." Taekwoon tertawa.

"Disini juga banyak makanan, mini market itu lebih menyenangkan dari pada restauran bintang 5 Oppa."

"Tentu saja makanan di restoran bintang 5 lebih enak." Taekwoon meletakkan sumpitnya dan menyangga kepalanya dengan tangan. Dia menatap Cheonsa yang lahap memakan ramennya.

"Aku tidak akan kenyang kalau makan di restauran bintang 5, porsinya terlalu sedikit." jelas Cheonsa

Taekwoon tertawa mendengar penjelasan Cheonsa. "Kau setuju denganku?" Tanya Cheonsa

"Aku akan menyetujuinya kali ini." Taekwoon kembali mengambil sumpitnya dan memakan ramennya.

***

Cheonsa mengerjapkan matanya takjub karena pemandangan di depan matanya saat ini sangatlah indah. Pemandangan lampu kota terlihat seperti lautan bintang dari atas bukit.

"Oppa, sangat indah." Cheonsa menoleh ke arah Taekwoon dengan mata bersinar senang.

"Kau suka?" tanya Taekwoon kemudian berdiri tepat dibelakang Cheonsa.

"Aku sangat suka." Cheonsa tersenyum

"Lain kali kita bisa pergi kesini lagi jika kau mau." Taekwoon melingkarkan kedua tangannya dileher Cheonsa. Taekwoon memeluk Cheonsa dari belakang.

Cheonsa mengerjap karena terkejut. "Oppa, Gwenchana?" Tanya Cheonsa sembari memutar tubuhnya.

"Aku baik-baik saja." Jawab Taekwoon singkat.

"Aku merasa hembusan nafas Oppa seperti orang frustasi." Cheonsa menatap laki-laki tinggi itu.

Taekwoon tertawa pelan. "Bukan seperti itu, aku memang sedikit frustasi."

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Cheonsa sembari memegang tangan Taekwoon penuh perhatian.

"Aku sulit mengungkapkannya lewat kata-kata." Taekwoon mengusap wajahnya kasar. Kemudian Taekwoon berjongkok dengan kedua tangan menutupi kepalanya.

Cheonsa berjongkok dan memegang pundak Taekwoon.

"Oppa, Gwenchana?" Tanya Cheonsa sekali lagi.

Bukannya menjawab pertanyaan Cheonsa, Taekwoon malah menarik Cheonsa dalam pelukannya.

"Ohh." Cheonsa Terjatuh tepat di atas dada Taekwoon.

"Eottoke." gumam Taekwoon pelan

"Oppa." Cheonsa berusaha bangkit dari atas dada Taekwoon. Tapi, Taekwoon malah mengeratkan pelukannya.

"Sebentar saja." ucap Taekwoon.

"Aku tidak tahu bahwa mengatakan aku menyukaimu sangat sulit." Ucap Taekwoon membuat Cheonsa membulatkan matanya.

Cheonsa segera bangkit diikuti Taekwoon yang menundukkan wajahnya.

Cheonsa ikut menunduk karena gugup. "Oppa, ayo pulang." Cheonsa segera bangkit dan berdiri.

Taekwoon meraih tangan Cheonsa. "Aku menyukaimu, sangat menyukai Cheonsa." Taekwoon menundukkan kepalanya.

Cheonsa menoleh ke belakang kemudian tertawa karena melihat wajah Taekwoon yang merah.

"Oppa, wajahmu merah." Cheonsa tertawa.

"Mengapa kau menertawakanku." Taekwoon menutupi wajahnya.

"Oppa, aku juga menyukai Oppa." Cheonsa tersenyum.

"Ah, Syukurlah." Taekwoon kembali memeluk Cheonsa. Cheonsa terkikik dalam pelukan Taekwoon.

"Oppa tidak ingin menciumku?" Tanya Cheonsa sembari menyentuh bibirnya dengan telunjuk.

"Ya, Kim Cheonsa. Kau menggodaku?" Taekwoon berteriak dengan raut wajah yang kembali merah.

"Aku akan menambah satu hobi dalam daftar hobiku." Cheonsa menarik kerah kemeja Taekwoon.

Taekwoon mengerjap dengan tatapan bertanya pada Cheonsa. "Menggoda Oppa adalah Hobi baru ku saat ini." Cheonsa tertawa

"K-Kau itu--" Taekwoon tidak melanjutkan kata-katanya. Taekwoon menarik dagu Cheonsa.

"I wanna kiss you." Cheonsa tersenyum.

***

"Setiap hal di dunia ini sudah di atur sedemikian rupa. Termasuk pertemuanku denganmu. Setiap orang dipertemukan dengan suatu alasan yang membawa kita menjadi pemeran baru dalam setiap liku kehidupan. Salah satu alasanku bertemu denganmu adalah untuk mencintaimu."

***

To be continue...

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang