Sudah satu jam setengah pintu kamar mandi itu tertutup dan Valerie hanya berjalan mondar mandir di depannya tanpa melakukan apa pun.
Apa yang Nathan lakukan di dalam sana...??
Apa dia tertidur juga di dalam bath tub...??
Tidak...
Itu tidak mungkin...
Itu bukan kebiasaan Nathan...
"Nona..." untuk kesekian kalinya nyonya Emma masuk ke dalam kamar Valerie untuk menanyakan keadaan Tuan mudanya.
Satu jam yang lalu nyonya Emma datang ke kamar ini untuk mengajak Valerie dan Nathan makan siang, namun apa yang dilihatnya sungguh di luar dugaan.
Nyonya Emma melihat Valerie sedang terduduk di depan pintu kamar mandi sambil menangis. Penampilan nyonya mudanya itu sungguh dramatis... dengan hanya menggunakan sebuah sweater besar yang menutupi pahanya Valerie terisak menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Valerie menceritakan apa yang terjadi pada nyonya Emma. Ia bahkan sampai bersumpah bahwa ia tidak bermaksud mencelakakan dirinya juga bayinya dan Nathan.
Nyonya Emma, yang kini dipanggil Bibi oleh Nathan dan Valerie, berusaha membujuk Valerie agar mengisi perutnya mengingat jam makan siang sudah terlewat beberapa waktu yang lalu, namun Valerie menolaknya. Ia baru akan makan jika Nathan sudah keluar dari balik pintu itu.
Sesungguhnya nyonya Emma benar benar merasa khawatir dengan janin di dalam perut Valerie melihat kondisi Valerie yang sedang tertekan dan bersedih.
"Nona... tuan Nathan belum keluar...??"
Valerie menggeleng cepat, "Belum Bibi... dia belum keluar dari dalam kamar mandi..."
"Apa yang harus aku lakukan Bibi...?? Nathan tidak pernah seperti ini..."
Lagi lagi Valerie menangis, dan nyonya Emma hanya bisa memeluk wanita muda itu untuk membuatnya sedikit tenang.
"Tenanglah nona... jangan panik, jangan terlalu bersedih... itu tidak baik untuk bayi yang ada dalam kandungan Nona..."
"Cobalah untuk membujuk Tuan Nathan lagi... pelan pelan saja..." jari jari nyonya Emma menghapus air mata di wajah Valerie.
"Nanti saya akan kembali lagi..."
Seperginya nyonya Emma Valerie kembali berjalan mondar mandir di depan pintu kamar mandi...
Tok tok
"Than... Nathan, buka pintunya... please..." suara Valerie terdengar bergetar dan serak karna terlalu banyak menangis.
"Aku mohon Nathan... maaf kan aku... jangan hukum aku seperti ini..."
Selama hampir dua jam hanya itulah kalimat yang keluar dari mulut Valerie. Ia tidak tau harus berkata apa lagi.
Tok tok tok
"Nathan..." suara Valerie kali ini lebih terdengar seperti rintihan, kedua kakinya terasa lemas hingga tanpa ia mau tubuhnya luruh ke lantai.
"Than..." panggilnya sambil memukul mukul pelan pintu putih itu.
Ceklek
Entah kekuatan dari mana Valerie langsung berdiri saat dilihatnya pintu kamar mandi terbuka. Dilihatnya Nathan berdiri dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk kecil untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
"Than, maafin aku... aku salah... aku tidak bermaksud melakukan hal itu..."
Valerie langsung memeluk erat tubuh topless Nathan seolah takut sosok itu menghilang dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE (sekuel HEY VALERIE)
RomanceSebuah cerita dari Valerie dan Nathan setelah mereka terikat pernikahan. Velerie dan Nathan memulai kehidupan baru mereka di sebuah negara bagian di negeri Paman Sam. Bertemu dengan orang orang baru dan beradaptasi dengan kehidupan sosial yang baru.